005

7.9K 516 25
                                    

Kereta pun berangkat menuju Stasiun Kota.

Aku berdiri berhimpitan dengan penumpang lain.

Aku lihat kursi di kereta sudah penuh diduduki oleh kaum perempuan dan lansia.

Beberapa menit kemudian aku pun mulai kepanasan.

Walau sudah ada AC di dalam kereta, namun penumpang yang penuh sesak ini membuat suhu di dalam menjadi panas.

Aku bukan tipikal laki-laki yang bersolek.

Hanya kalau pergi keluar rumah saja aku menggunakan deodoran, sedikit parfum, sedikit gel rambut dan sun screen di wajahku.

Dan selama dalam kereta ini semua yang aku pakai itu langsung lenyap.

Sun screen terhapus oleh keringatku.

Begitu juga deodoran dan parfumku.

Enah bagaimana bau badanku sekarang.

Keringatku tak henti-hentinya menetes.

Bisa kurasakan kemejaku mulai kusut karena berdorong-dorongan dengan penumpang yang naik dan turun dari kereta.

Akhirnya setelah satu jam terombang ambing di kereta, aku sampai di Stasiun Cikini.

Aku langsung meloncat turun dengan penampilan yang kacau.

Aku kemudian berjalan keluar dari stasiun dan mencari ojek yang bisa mengantarku menuju bank tersebut.

Setelah mendapatkan ojek, aku pun diantar sampai ke bank tempat aku akan melakukan interview.

Sebenarnya jaraknya lumayan dekat.

Namun karena banyak memutar, jadi waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama untuk sampai ke bank tersebut.

Setelah membayar ojek, aku pun langsung masuk ke dalam bank.

Kulihat jam tangan menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit.

Syukurlah aku belum telat.

Aku bertanya kepada Pak Satpam yang ada di pos jaga mengenai tempat interviewku nanti.

Dia bilang lewat belakang dan naik ke lantai tiga.

Setelah mengucapkan terima kasih, aku menuju belakang bank.

Bank ini sudah ramai.

Terlihat dari banyaknya mobil dan motor yang parkir di parkiran.

Setelah menaiki tangga hingga ke lantai tiga, aku pun bertemu dengan Mas-Mas resepsionis.

Dia memintaku untuk menunggu sambil mengisi isian data lamaran pekerjaan.

Aku lihat di ruangan tunggu sudah ramai dengan para pencari kerja lainnya.

Sekitar tiga puluh orang laki-laki dan perempuan tengah mengisi isian data tadi.

Aku sebenarnya ingin berkenalan kepada para pelamar yang hadir.

Namun aku urungkan niatku karena kebanyakan tatapan mereka terlihat tidak ramah dan sedikit tegang.

Aku lalu duduk dan mengisi lembaran isian tersebut.

Setelah selesai, aku izin ke toilet untuk merapikan wujudku yang kacau ini.

Beberapa pencari kerja lainnya juga pergi ke toilet untuk pipis atau merapikan penampilan mereka.

Sesampainya di toilet, aku langsung mencuci muka berkali kali dan kemudian mengeringkannya dengan tissue.

THE OFFICE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang