004

8.9K 526 31
                                    

Kami memutar cukup jauh untuk bisa sampai ke depan Gang Kober.

Di tengah perjalanan, Dicky menunjukkan padaku gang menuju Stasiun UI yang ternyata berhadapan dengan Gang Kober.

Sampai di kosan aku langsung berlari menaruh belanjaan ke dapur dan kembali lagi berlari ke atas motor Dicky yang menunggu di pintu pagar dan langsung memeluknya dari belakang.

Bisa meluk lagi nih ?, hahaha.

Motor kamu pun langsung bergerak menuju minimarket di sebelah Gang Kober.

Kami akan beli snack buat cemilan kosan di minimarket nanti.

Sampai di sana Dicky bilang ia ingin menunggu di luar saja.

"Kamu ngerokok nggak Ky ?" tanyaku, kalo Dicky bilang iya, aku mau belikan rokok buat dia.

"Nggak Kak, nggak baik untuk kesehatan" katanya sambil sedikit menguap, sepertinya dia sudah mengantuk.

Aku jadi kagum padanya, sudah ganteng tidak merokok, jadi makin ganteng saja, hahaha.

Dua jempol deh.

Aku lalu masuk ke minimarket dengan agak terburu-buru.

Aku pun mulai berbelanja cemilan dengan cepat.

Setelah membayar di kasir, aku segera keluar dan langsung tancap gas kembali ke kosan dengan Dicky.

Dicky lalu memasukkan motornya ke garasi, sementara aku membawa cemilan ke atas meja makan di dapur.

Kemudian aku keluar lagi menuju warung di depan kosan. Dicky mengekorku dari belakang.

Di sini aku membeli beras dua puluh kilogram, minyak goreng dua liter, terigu empat kilo, gula empat kilogram dan telur dua karpet.

Dicky lalu membantuku memanggul beras di pundak sebelah kanannya.

Ia terlihat sedikit kesusahan.

"Kuat nggak Ky ?" tanyaku padanya sedikit cemas.

"Hahaha, kuat kok, jangan ngeremehin gitu Kak" katanya tersenyum sambil tertawa.

Aku jadi semakin kagum pada Dicky.

Ia benar-benar sangat baik kepadaku.

Dicky pun berjalan di depanku.

Dapat kulihat punggungnya yang kokoh dan otot tangannya bekerja memanggul beras.

Seksi sekali....

Akhirnya aksi belanja malam ini pun selesai.

Dapur kosan langsung dipenuhi dengan beragam macam produk.

"Luar biasa, ini baru dapur" kata Dicky takjub.

"Hahaha, ya udah kamu tidur sana, besok mau dibangunin jam berapa ?" tanyaku.

"Besok aku kuliah jam sepuluh pagi Kak, nggak usah dibangunin" kata Dicky.

"Hmmm ya udah, kamu tidur, besok Kakak siapin sarapan buat kamu" kataku lagi.

"Lah ntar Kakak telat, jam enam perginya, rame loh Comutter Line lewat jam enam pagi Kak" ujar Dicky.

"Kakak bangun jam empat kok, ntar langsung bikin sarapan" kataku sambil tersenyum.

"Oh, nggak usah yang berat-berat ya Kak, nggak biasa sarapan sih" kata Dicky nyengir.

"Oke, siap boss, sekarang tidur sana" kataku tertawa.

THE OFFICE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang