002

12.1K 687 37
                                    

Tiba-tiba dapat kurasakan kursiku bergetar dengan hebat.

Sepertinya pesawat ini sedang melakukan landing.

Kurasakan juga tangan kiriku memegang sesuatu yang keras dan hangat.

"Woi, apa-apaan sih lu !" terdengar suara marah seorang laki-laki di telingaku.

Aku pun membuka mataku, dan....

Taraaa....

Ternyata aku jatuh tertidur bersandar di pundak si ganteng yang duduk di sebelahku ini.

Kepalaku rebah dengan nyamannya di sana hingga tangan kiriku memegang pahanya yang kokoh.

Si ganteng ini sepertinya juga tertidur tadi.

Dan tanpa ia sadari aku bersandar dengan nyaman di pundaknya.

Ia yang terbangun lebih dahulu dan melihat aku tertidur di pundaknya sambil memegangi pahanya, terlihat kaget dan marah.

Segera kulepas tanganku yang memegang pahanya.

Dan kepalaku yang rebah di pundaknya juga langsung kutarik dengan cepat.

"Maaf Mas, ga sengaja saya ketiduran...." ujarku terbata-bata.

"Norak banget sih lu !, liat apa ni !" balasnya dengan tatapan tajamnya.

Aku pun melihat ke arah jaket yang ia pakai.

Ya ampun....

Ilerku menetes di sana, lumayan banyak....

Mukaku langsung memerah seperti kepiting rebus.

Aku malu bukan main.

Ibu yang duduk di sebelahku hanya tersenyum saja melihat kejadian ini.

Si ganteng itu kemudian melepas jaketnya di hadapanku.

Aku lalu dapat melihat badannya yang berbentuk dari kaos oblong putih yang ia kenakan.

Dapat kulihat dadanya yang bidang dan lebar.

Kedua putingnya pun terlihat jelas di balik kaos putih itu.

Badannya lumayan atletis dengan lengan yang berotot tapi tidak terlalu besar.

Benar-benar seksi menurutku....

Ia lalu menaruh jaket itu di kursinya.

Dan bersamaan dengan itu, pesawat ini pun berhenti bergerak.

Para penumpang lalu dipersilakan untuk turun.

Si ganteng ini langsung berdiri dan mengambil tasnya di kabin.

"Mas, sekali lagi maaf ya...." kataku lagi dengan memelas penuh penyesalan.

Dia tidak merespon, hanya menatapku tajam seperti memotret mukaku untuk ditandain.

Aku jadi salah tingkah dan terdiam.

Si ganteng ini pun berjalan ke depan, ia bergerak ke luar dari pesawat dengan cepat.

Kulihat ia meninggalkan jaketnya di kursi.

Aku pun buru-buru mengambil jaketnya dan ranselku di kabin, lalu menyusulnya turun dari pesawat.

Aku tetap mengejar dan memanggilnya dari belakang.

Tapi ia terlihat tidak peduli.

Ia malah melangkahkan kakinya semakin cepat.

THE OFFICE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang