Surprise yang Mengejutkan

5.7K 255 7
                                    

Hai....

Sorry lama banget ya baru kembali. Ok, kalau gitu cus aja ya. Untuk yang sudah membaca cerita ini dan memvote n komen, thanks ya :)

Happy Reading

******************************************************************************************************

Ardian POV

Tok..tok..tok...

"Masuk," sahutku saat kudengar pintu ruanganku diketuk.

"Maaf Pak, ini saya mau menyampaikan undangan untuk Bapak," kata Ana sekretarisku

Segera Ana memberikan undangan tersebut kepadaku dan pergi setelah pamit.

Our Wedding. S & J?  Hatiku berdebar melihat undangan itu dan inisial  nama di depannya. Segera kubuka undangan tersebut. Dan ternyata semua dugaanku benar. Seketika itu badanku terasa lemas dan aku terduduk di sofa di ruanganku. Tidak... ini tidak mungkin. Kenapa secepat ini? Kalau begini, jelas sudah. Tidak ada kesempatan lagi untukku merebut hatimu.
Tuhan....
Tidakkah engkau beri kesempatan untuk hambamu ini menunjukkan padanya isi hatiku. Kesungguhan hatiku ini? Tidakkah ini terlalu kejam untukku? Aku baru juga menemukannya. Kenapa sekarang sudah kau pisahkan paksa? Tuhan...

Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku datang dengan konsekuensi hatiku akan tersakiti? Ataukah aku tidak datang? Tapi kalau aku tidak datang sama saja aku melarikan diri. Tidak.
Arrghhh....
Apa yang harus kulakukan? Tanggal itu tidak ada jadwal aku ke luar kota? Haruskah aku berbohong tidak datang karena ada tugas ke luar kota? Tidak. Itu sama saja dengan melarikan diri.
Aku masih saja berkutat dengan pikiran-pikiranku ketika tanpa sadar ada seseorang yang menepuk pundakku. Segera kutengokkan kepala. Ternyata Tian.

"Ada apa, Di?" tanya Tian sambil duduk dan mengusap punggunggku.

Aku hanya terdiam dan memandang undangan di tanganku ini. Sungguh. Tidak mampu aku berkata-kata lagi. Rasanya hari ini aku tidak ingin mengerjakan apapun. 

"Apa itu, Di? Undangan pernikahan siapa?" tanya Tian lagi yang masih saja tidak kujawab
Segera Tian mengambil undangan yang ada di tanganku dan membukanya.

"Di..ini Je..Jeany Durand itu nama Kakak cantik kan? Dan....dan... Sebastian nama tunangannya yang orang perancis itu kan?" tanya Tian memastikan
Aku hanya mengangguk mengiyakan perkataan Tian.

"Tapi...bukankah ini terlalu cepat? 2minggu lagi mereka nikah? Tidakkah ini sangat mengejutkan, Di? Kamu tidak apa-apa, Di?" cerca Tian

"Aku tidak tahu, Tian. Sekarang seolah semua penantianku sia-sia saja. Aku sekarang tidak ingin berpikir apapun," kataku pada Tian

"Ok, sebaiknya kita pulang saja," kata Tian seraya menyeretku bangkit dan mengajak keluar. 

"Ana, kalau ada yang cari Bapak, bilang aja Bapak lagi ada janji di luar," kata Tian kepada Ana.

"Baik, Pak Arifin," jawab Ana

Aku tidak tahu Tian akan membawaku kemana. Aku percaya aja padanya. Dia tidak akan menyesatkanku. Mobil kami terus melaju membelah keramaian kota Jakarta yang macet karena sebentar lagi jam makan siang.

"Tian, kita ke Skye Bistro aja," kataku memecah keheningan.

"Kamu serius, Di?" kata Tian terkejut dengan permintaanku ke Skye Bistro.

"Ya," jawabku singkat sambil memandang ke luar jendela

Tian kemudian diam kembali dan terus melajukan mobil kearah Skye Bistro. Tidak ada percakapan sampai kami tiba di tujuan. Segera kami keluar dan melangkah masuk. Mencari tempat. Bukan tempat. Tapi sosok yang biasanya kemari. Sepertinya tidak kutemukan sosok yang kucari. Ah... mungkin karena ini belum jam makan siang.

My Beloved Ex StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang