Found my spirit

2.1K 139 52
                                    

Hai....

Hehehehehe...xixixixi..... Comeback again. Sorry lagi-lagi typo bertebaran

Happy reading ya

**********************************************************************

Jeany POV

Rasanyaaaa.... Sesak. Saat kembali memijakkan kaki di Jakarta. Di Bandara ini. Aganku kembali melayang ke waktu itu. Saat aku terakhir kali Abbas memeluk kami erat. Huhh... walaupun sudah 1,5 tahun klebih sejak kepergiannya, tapi rasanya masih baru kemarin dan masih belum rela.

Pesawat yang kami tumpangi baru saja tiba dan kami menunggu bagasi kami. Hal yang paling bikin malas. Menunggu bagasi barang-barang kami.

"Kak, sebentar lagi jemputan akan sampai. Tunggu ya,' kata Cicil padaku

Sejak pesawat tiba dan kami keluar dari pesawat, Cicil memang selalu menelpon. Entah siapa yang ditelponnya. Yang aku tahu, Cicil sudah mengurus semua hal yang berhubungan dengan kedatangan kami di Jakarta

"Ok. No Problem. Lagian kita masih menunggu barang-barang kita," kataku sambil mengamati barang-barang yang mulai berdatangan

"Miss, we got our luggage, we can go now," kata Evan sambil mendorong barang-barang bawaan kami

"Ok," kataku sambil berjalan mengandeng Luc yang sejak tadi antusias. Mungkin karena disini dia bisa bertemu dengan Uncle Di nya sewaktu-waktu seperti dulu. Tidak seperti kalau kami di Lombok.

"Jeannnnn.....".

Seketika aku mendongak mendengar suara yang kukenal memanggil namaku. Vanda? Ada dia disini? Berarti ada.... Winto? Kak James? Kak Silvy? Papa Rey, Mama Monic? Semua ada disini? Segera kupercepat langkahku menuju mereka

"Jeany... We miss You so much. Sembunyi dimana kamu? Kenapa tidak memberitahu kita?" tanya Vanda beruntun sambil memelukku dan menagis? Vanda menangis?

"Sorry Van. Aku hanya perlu menenangkan diri," kataku balas memeluk erat Vanda

"Tapi ga sampai menghilang tanpa kabar juga kan?" kata Vanda lagi

"Udah..udah... ga pake nangis-nangisan segala. Ini sudah ketemu Jeany nya. Jadi ga perlu menangis," sela Kak James dan memelukku erat

"Ahh... Kakak nih. Enak aja main serobot," kata Vanda ngedumel yang kemudian dirangkul pundaknya oleh Winto

"Udah..udah...," kata Winto menenangkan

"Jeany... tidak ada kabur-kaburan lagi ya. Kalau ada apa-apa bicarakan dengan kami. Kami keluargamu," kata Kak James mengusap punggungku

"Sorry ya Kak and Thanks," ucapku yang tak tahu harus bicara apalagi

"Its Ok, dear. Yang penting kami sudah menemukanmu dan kamu baik-baik saja," kata Mama Monic lembut

"Ma....," panggilku ke Mama Monic dan disambut pelukan oleh Mama Monic dan mengusap punggungku lembut

"Jeany... kamu tinggal di rumah kami kan?" kali ini Papa Rey bersuara

"No, Pa. Jeany akan tinggal di rumah kami Pa," jawabku ke Papa

"Kamu yakin akan baik-baik saja, sayang?" tanya Mama Monic khawatir

"Ya Ma. I'll be Ok. Ada Luc, Evan dan Kate," jawabku ke Mama

"Luc.. say hello too grandpa, granny," kataku pada Luc seraya menunjuk Mama dan Papa

"Hello Granpa, Granny, how are you?" sapa Luc pada Mama dan Papa

"Fine. Thank you boy. And how are you boy?" tanya Papa tersenyum

My Beloved Ex StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang