Part 3

733 70 0
                                    

Dara POV•••

Anak sialan itu membawaku kesebuah toko baju terdekat, setelah perdebatan panjang kami akhirnya aku mendapatkan keinginanku heheh...

Awalnya aku menyuruhnya untuk membelikanku beberapa pakaian ganti dan Ekhem... pakaian dalam! Namun otak jeniusku berkata aku harus meminta lebih padanya, tak ada salahnya toh ini akibat ulahnya. Lagipula dia orang kaya ini!!

Well, setelah berkutat dengan pakaianku sekarang aku harus mempermak tubuhku yang telah dia rusak tadi.

Hmmm...

**

"Hey!"

Kugoyangkan badan anak itu yang sedang tertidur dipojokan. Saat ini aku berada disebuah salon. Ini adalah hukumannya yang telah membuat tubuh indahku rusak tak karuan. Biarkan saja hari ini aku kuras isi dompetnya lagipula orangtuanya mentransfer uang setiap bulan kepadanya.

"Monkey! Bangun woy apa kau betah diam berlama - lama disini!"

Teriakku kencang, dia terkejut dan segera beranjak bangun sambil mengusap usap telinganya.

"Apa kau tidak bisa jika tidak berteriak didepanku, itu sangat menjengkelkan! Apa kau berencana membuatku tuli?"
Jawabnya kesal yang bangkit lalu pergi meninggalkanku.

"Kau mau kemana?"
Tanyaku menghampirinya dia menoleh kearahku namun tidak mengatakan apapun. Aku pun mengikutinya dari belakang tanpa bersuara.

Kuperhatikan arah jalan yang dilalui sepertinya kami akan pulang ke rumahnya saja. Baiklah, let rest a few minutes!

====

"Heh nona sampai kapan kau akan tinggal dirumahku!"

Aku hanya menghiraukan pertanyaanya itu, mana mungkin aku bisa menjawabnya. Aku saja tidak tahu sampai kapan harus menjaga anak ini, komandan hanya menyuruh kami menjaganya tanpa memberitahu apapun lagi. Well, this mission was included to unlimited time and deadline time mission.

Dia bangkit dari sofa yang ia duduki dan mematikan TV yang sedari tadi dia tonton. Mataku mengikuti gerak - geriknya yang saat ini menghampiriku yang sedang duduk manis didekat jendela yang terbuka. Aku mengerutkan keningku melihat dia berdiri dihadapanku seraya menatapaku kebawah.

"Aku tidak peduli apapun tentangmu nona, tapi terserah apa maumu. Aku akan mengizinkanmu tinggal disini, lagipula bibiku sudah tidak ada setidaknya jika ada kau aku tidak akan kelaparan dan sendirian!"

Aku menatapnya heran namun tetap tidak memberi respon apapun. Namun aku terkejut ketika secara tiba - tiba dia duduk disampingku dan merebahkan tubuhnya dipangkuanku.

Saat itu terjadi otakku belum memproses kejadiaan itu, lalu ketika otakku mulai berproses kembali aku tersadar dengan apa yang telah terjadi, mataku membesar menatapnya dengan wajahku yang kesal kepadanya.

"Ya monkey turun dari pangkuanku!"
Aku mendorong kepala dan setengah badannya yang menempel dipahaku.

"Kau ini sangat berisik nona, aku ngantuk dan aku ingin tidur!" Balasnya tenang seraya memejamkan matanya dan memposisikan dirinya senyaman mungkin dipangkuanku. Aku sudah siap memarahinya namun tiba tiba ponselku berdering. Menahan amarahaku kepadanya aku pun mengutamakan ponselju terlebih dahulu.

Bom's number!
Aku segera mengangkatnya dan dengan memalingkan wajahku darinya, aku berbisik di ponselku menghindari apabila jiyong mendengarkan percakapan kami.

"Halo Bom, ada apa?"

"Kau dimana dara, aku dan TOP sedang menunggumu di mobil dekat rumah target kita!"

My Teacher is My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang