vi. MÁGISSA
"kami lebih senang dipanggil dengan sebutan Mágissa." Illyan menatap Liam yang sedang duduk tepat disebelahnya. Mereka berdua duduk bersebrangan diaula makan yang gelap dan hanya mengandalkan pencahayaan dari luar jendela saja.
Wajah Liam tampak begitu santai mendengar pernyataan Illyan, "semacam penyihir?" Illyan menggeleng, "tidak. penyihir itu bagaikan klan gelap dari kaum kami."
"ok, kau penyihir."
"Mágissa."
"baiklah, Mágissa. Kau adalah Mágissa." Illyan mengangguk, "kau tidak takut?"
"sudah kukatakan, aku tidak pernah takut dengan apapun." Liam menyandarkan punggungnya pada kursi dan bersedekap. Matanya tidak pernah lepas dari gadis didepannya. Rambut coklat gelap yang bergelombang panjang, begitupun mata coklat Illyan yang menatap Liam aneh.
Illyan tahu, seharusnya dia menyembunyikan identitasnya dari manusia. Tapi, kejadian tadi benar-benar diluar dugaannya sama sekali. Mungkin Illyan bisa menggunakan mantra penghilang ingatan pada Liam, jika saja Liam berani membocorkan identitas aslinya.
Liam berdeham, "kau bilang, penyihir itu adalah klan gelap dari kaum kalian." Illyan mengangguk, "jadi, penyihir itu benar-benar ada?"
"ya. dan mereka merupakan kaum yang sangat kejam."
"kejam?"
"mereka akan melakukan apa saja demi mendapat apa yang mereka mau."
"termasuk membunuh?"
"ya."
Setelah itu keheningan menyergap diantara mereka. Liam dan Illyan sama-sama memandang kearah jendela. Liam sendiri masih sedikit tidak percaya dengan fakta bahwa penyihir itu benar-benar ada. Yang Liam tahu bahwa penyihir hanya tokoh karangan didalam novel dan film seperti Harry Potter.
Dan Liam juga sempat mendengar Illyan mengatakan kata yang dia tidak tahu saat mengeluarkan kekuatannya, "Ian?"
Illyan menoleh sambil mengerutkan dahinya, "Ian? Who's Ian?"
"kau." Illyan memutar bola matanya, "namamu terlalu panjang. Jadi, kupikir lebih bagus kalau kurubah menjadi Ian."
Illyan menatap Liam protes, "kau pikir siapa dirimu yang dengan bebas untuk mengubah namaku? Lagipula, aku lebih suka dengan nama asliku."
Liam tersenyum kecil pada Illyan, "aku temanmu." Liam menegakkan tubuhnya, "sejak kapan kita berteman?" Illyan kembali protes.
"sejak pertama kali kau duduk disampingku dikelas Mr. Chang."
"aku bahkan tidak pernah merasa kita pernah berkenalan. Jadi itu membuktikan bahwa kita tidak pernah berteman." Illyan bangkit dan segera meninggalkan Liam yang masih duduk diaula makan asrama.
Bahkan Illyan sudah tidak memikirkan tentang nasib ponselnya yang masih berada ditangan Liam. Illyan terus menggerutu sebal selama menaiki tangga asrama. Dia benar-benar kesal dengan Liam.
"tunggu!" tiba-tiba Liam muncul dan menghalangi nya masuk kedalam asrama putri. Illyan diam dan terus menatap Liam sebal.
"jadi seperti ini.." Liam bertolak pinggang, "aku ingin berteman denganmu. Aku ingin tahu siapa kau, aku ingin tahu apa musik favoritmu, aku ingin tahu apa yang kau sukai dan tidak, aku ing—" Illyan mengangkat tangannya menandakan Liam untuk berhenti.
"apa maksudmu?"
"intinya, aku ingin mengenalmu lebih jauh." Liam mengukir sebuah senyum yang membuat Illyan merasa bahwa Liam benar-benar mengucapkannya tulus. Illyan merasa ada sedikit getaran dalam dirinya saat Liam mengatakan itu.
"untuk apa?"
"untuk berteman denganmu." Illyan tidak menyangkan bahwa masih ada orang yang ingin berteman dengannya selain Harry, Niall, dan juga Natasha. Karena selama ini semua orang dengan bersusah payah menjauhi nya karena keluarganya yang dicap sebagai keluarga aneh dan terkutuk.
"so, we can start it all over again." Liam berdeham sambil saling menggosokkan kedua telapak tangannya dan memasang seringaian bodoh pada wajahnya, "I'm Liam Payne. You?"
Illyan berusaha untuk menahan senyum bodoh yang mungkin akan muncul diwajahnya. Jadi, Illyan mengangkat satu inchi dagunya saat menjabat tangan Liam yang terulur, "Illyan McCalleb."
"friends?" tanya Liam sambil menaikkan satu alisnya, "okay. Friends."
***
jangan protes kenapa tiap chapter pendek-pendek. karna memang ini cerita dibuat seperti itu:)
VOMMENTS!
luvya,
-ichanfta
KAMU SEDANG MEMBACA
ILLYAN [LIAM's] [ON HOLD]
FantasyShe is not an ordinary girl. She is different. She is... Illyan.