vii. TROUBLE
Sejak malam itu, Liam juga Illyan resmi berteman. Setidaknya itulah keadaannya sekarang. Liam selalu menunggu Illyan didepan pintu asrama putri sampai Illyan melangkahkan kakinya keluar bersama Natasha.
Illyan sempat terlonjak kaget saat pertama kali melihat Liam dengan santainya bersender didaun pintu asrama putri dengan sebuah kertas bertuliskan 'Mrs. McCalleb' yang sangat besar didadanya, seperti seseorang yang akan menjemput seseorang dibandara.
Dan sekarang Illyan dengan cuek mendahului Liam yang sudah menunggunya seperti biasa. Illyan terus berjalan bersama Natasha hingga Liam sadar kalau dia benar-benar sudah tertinggal. Jadi, Liam berlari kecil menyusul Illyan dan Natasha.
"Hey!" Liam menempatkan diri ditengah mereka berdua dan langsung merangkulkan tangannya diatas bahu Illyan, "kau meninggalkanku."
Illyan menyingkirkan tangan Liam dari bahunya, "aku tidak tahu bahwa kau tertinggal."
"you lied, ma'am." Illyan memutar matanya sebal dan segera menarik lengan Natasha menjauh dari Liam.
***
Hari itu Illyan mendapat pelajaran olahraga. Dia benci olahraga. Dengan gontai dia menyeret paksa kakinya untuk mengganti baju nya dengan seragam olahraga dikamar ganti.
Kamar ganti semakin sepi saat satu-persatu para siswi keluar menuju lapangan. Saat Illyan berhasil memakai seragam nya dan menutup lokernya, saat itu juga sebuah hentakan keras membuatnya berbalik paksa.
Seorang gadis putih tirus berambut pirang sedang menatapnya sengit, diikuti oleh tiga orang gadis lainnya yang berambut sama.
"jangan pernah kau mendekati Liam lagi! Sekalipun jangan!" bentaknya pada Illyan. Illyan sama sekali tidak tahu-menahu tentang apa yang telah dilakukannya yang dianggap oleh gadis didepannya sebagai tindakan mendekati Liam tadi.
"siapa kau?" tanya Illyan dan gadis didepannya tertawa sinis, "Jessy!" gadis itu menengadahkan tangannya dan gadi disamping kirinya memberikan sebotol kecil berisi tinta hitam.
"Mungkin ini akan menjadi sebuah pengingat bahwa kita pernah bertemu." Gadis itu langsung menumpahkan tinta hitam itu diatas bahunya bergatian.
"what the fuck!" umpat Illyan dan menepis tangan gadis itu keras hingga botol tinta itu terlepas dari genggamannya.
Empat gadis didepannya tertawa menjijikan sambil menutup mulut nya menggunakan satu tangannya. Illyan maju dan menyisakan sedikit jarak dengan gadis yang telah menyiramkan tinta padanya.
"dengar siapapun kau gadis gila, aku sama sekali tidak takut denganmu ataupun tiga pelayan bodoh dibelakangmu ini. dan untuk kali ini, kau aku maafkan karena telah mengotori seragamku. Tapi, ingat, aku sama sekali tidak pernah mendekati Liam." Illyan memberi jeda sejenak, "tapi, Liam lah yang terus mencoba mendekatiku. Ingat itu."
Illyan mundur perlahan dan menyunggingkan senyum kemenangannya atas perkataannya. keempat gadis itu terdiam dan membeku dengan kedua tangan terkepan erat disampingnya.
Illyan segera pergi dari kamar ganti dan berlari kecil menuju lapangan. Seragamnya sedikit kotor dibagian bahu akibat tinta sialan tadi.
***
"usaha yang bagus." ujar seseorang saat Illyan baru saja duduk di podium setelah melakukan lari empat ratus meternya.
Illyan menemukan sosok pria berparas timur tengah dengan mata caramel seperti miliknya sedang tersenyum samar kearahnya, "kau mungkin haus?" pria itu menyodorkan sebotol air mineral yang masih baru dan Illyan menerima nya dengan senang hati.
"thanks..." ujar Illyan lalu meneguk rakus air mineralnya, "aku Zayn Malik."
Illyan mengelap bibirnya dengan punggung tangannya, "Illyan McCalleb."
"aku sudah tahu." Illyan mengedikkan bahunya acuh pada Zayn, "apa yang terjadi dengan seragammu?" Zayn menunjuk bagian bahu Illyan yang kotor.
"tadi ada empat orang gadis pirang gila yang tiba-tiba meluapkan emosinya kepadaku karena menuduhku mendekati Liam."
"Angelina?"
"entahlah. Dia tidak menyebutkan namanya. Tapi, satu diantaranya bernama Jessy."
"ya, itu Angelina."
"aku tidak peduli."
"aku hanya memberi tahu."
^9l
KAMU SEDANG MEMBACA
ILLYAN [LIAM's] [ON HOLD]
FantasíaShe is not an ordinary girl. She is different. She is... Illyan.