plan b

23 1 0
                                    

Sha's pov

'... bisa kacau semuanya kalau asapnya terdeteksi dan kita tertangkap di atas sini' laki laki itu terdiam sejenak 'sounds like a plan' lalu kurasa ia berhenti berbicara. Aku baru saja terbangun dari lemasku

flashback

"Sha, kurasa kamu lebih baik istirahat" ucap Tom "aku haus. aku akan mencari minum dulu ya." "tidak perlu.. perrie menyediakan minum untuk orang yang datang menjenguk. kamu bisa mengambilnya di kulkas" ucap tom lalu aku pun mengikuti perkataannya "ah tinggal satu. betapa beruntungnya aku hari ini" lalu aku meminum hingga tetes terakhir namun beberapa saat kemudian aku merasa sangat lelah dan mendengar Tom memanggil namaku Saat aku hendak menghampiri Tom, aku terjatuh ke dalam pelukan zayn. Mungkin Zayn sudah mengatasi segalanya. Aku hendak pulang bersama zayn namun seketika aku merasa mengantuk dan tertidur di tempat

end of flashback

"oh.. kamu sudah bangun, sayang?" ucap lelaki yang tidak dapat kukenali ini "zayn? apa yang akan kita lakukan? dimana kita? mengapa aku terikat seperti ini?" hari sudah malam. apa yang akan zayn lakukan denganku disaat seperti ini?? Zayn buru-buru melepaskan ikatanku dan memelukku hangat. namun rasanya aneh. tidak seperti biasanya saat aku berada didekapannya. cklek. apa yang dia lakukan disini????

Zayn's pov

teleponku berdering. aku mengangkatnya dan mendapatkan suara angin dan kendaraan melaju. seperti sedang di atas gedung "halo?" ucapku lalu telepon itu mati begitu saja. beberapa saat kemudian, teleponku kembali berdering dan aku mendapatkan suara Sha seperti sedang berbicara kepada seseorang "SHA????" lalu teleponnya kembali mati begitu saja. Aku tau ini hanyalah clue. aku harus memikirkannya.... sebelum.... semuanya terlambat. 
Sha's pov

"selamat malam, teman?" ujar perrie dengan tatapan tajam dan senyum liciknya "tidak menjawab, huh?" ujarnya lagi. Zayn seketika berdiri di depanku dan berbicara dengan perrie, ia terbatuk beberapa kali. apakah ia sedang sakit? "oh kau.. kemarilah padaku dan tinggalkan dia disana" seketika zayn melepaskanku dan pergi menuju perrie, memeluknya dan mencium bibirnya lembut. aku hanya bisa terdiam terkejut melihat kejadian ini. lalu seketika zayn terduduk lemas dan perrie mengalungkan tangannya di leher zayn dan ia mengeluarkan pisau.. "PERRIE APA APAAN INI!! LEPASKAN ZAYN!!" teriakku. "tidak sebelum kau menjatuhkan dirimu ke bawah sana" ucap perrie lalu mengisyaratkan kepalanya ke arah bawah. "tidak mau?? ayo kita lihat apa yg bisa pisau lakukan terhadap laki-laki ini" perrie membuka pisau tersebut dari lipatannya "haruskah... jawline nya? ataukah... lehernya?? dimana kau mau aku menggoreskan pisau ini?" ucapnya kasar. namun tidak. "tidak" ucapku tegas "mengapa? kau mau aku melukai priamu??" ucapnya sarkastik "dia bukan zayn" ucapku dingin membuat perrie terbelalak "b..ba.. bagaimana bisa k..kau berkesimpulan dia bukan zayn?? j..jelas saja.. i..ni zayn. k..kau lihat kan t..ta.. tadi? hahaha" ucapnya diiringi tawa yang memaksa. "kau tak akan pernah melukai seorang zayn. kau tidak akan bisa, kau tidak akan berani, edward" "kau.. loncatlah sebelum aku benar-benar melukai dia" ucap perrie lalu mendekatkan pisau ke tubuh pria itu. aku berjalan mundur ke pinggir gedung dan senyum perrie kembali terpampang di wajahnya "zayn atau bukan.. aku tidak mau kau melukai siapapun" aku melihat ke bawah dan... mungkin ini sudah menjadi takdirku untuk menjadi seperti ini "jadilah seseorang yang lebih baik, perrie." aku memejamkan mata, menarik nafas panjang lalu menjatuhkan diriku sesuai yang perrie inginkan.

---------------------------
leave comment dong luvs! jgn lupa like&comment! thankyou love💕💕

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang