Chapter three

95 11 0
                                    

*SAMY POV*

Tubuhku terasa hangat sampai aku tak ingin mengakhiri semua ini. Ya, dia mencegatku dengan pelukan hangat yang cukup lama. 10detik mungkin? Jarang sekali aku mendapat pelukan hangat seperti ini, sekalipun Arnold, kakak laki-laki ku.

"Harry..bisakah aku turun sekarang" pintaku memaksa mengakhiri pelukan ini. Ya, aku merasa ada yang salah karena sudah sedekat ini dengan orang yang baru ku kenal.

"Ohya Sam, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk.."

"Aku tahu, kau tidak pernah.." Ucapanku terpotong karena ia kembali mengejekku.

"Aku tidak pernah memeluk orang? Kau salah besar Samantha."

"Terserah kau. Sekali lagi terima kasih" jawab ku lagi.

"Hey Sam!" Harry kembali memanggilku saat aku hendak turun dari mobilnya.
"Bisakah aku datang ke rumahmu esok? Aku ingin mengenalmu lebih dekat seperti..."

"Seperti bertemu abangku? Sure! Kutunggu kau. Jangan ingkar janji. Bye harry. Night" ucapku menyelesaikan semua.

*HARRY POV*

Tubuhku enggan mengakhiri pelukan ini. Ya. Sangat nyaman kurasa. Tak pernah aku merasa senyaman ini saat berpelukan dengan seseorang,bahkan kakakku.

"Harry..bisakah aku turun sekarang?" Katanya dengan agak memaksa. Ya, akhirnya aku harus melepaskannya.

"Ohya Sam, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk.."

"Aku tahu, kau tidak pernah.." Ucapannya terkesan mengejek mengetahui isi hatiku. Yang memang benar adanya.

"Aku tidak pernah memeluk orang? Kau salah besar Samantha."kata ku membela diri

"Terserah kau. Sekali lagi terima kasih" jawabnya acuh

"Hey Sam!" Aku kembali memanggilnya saat ia hendak turun dari mobilku.
"Bisakah aku datang ke rumahmu esok? Aku ingin mengenalmu lebih dekat seperti..." Ucapanku terpotong karena dia segera meloloskan kalimatnya.

"Seperti bertemu abangku? Sure! Kutunggu kau. Jangan ingkar janji. Bye harry. Night" ucapnya menyelesaikan percakapan kami hari ini.

Di perjalanan. Aku tak henti hentinya tersenyum mengingat semua kejadian yang kami lewati hari ini.
Aku merasa..sepertinya.. Maksudku aku belum tahu perasaan apa yang aku miliki padanya. Tapi aku. Ya. Menyukainya.

Sesampainya di rumah, aku melihat ibu yang sedang memasak pasta. Berjalan melewati dapur. Aku segera masuk ke kamar untuk melihat keadaan handphone ku yang sedari tadi aku matikan.

Tiba saat aku membuka pin handphone ku, tertulis "samantha calling" DENGAN CEPAT AKU MENJAWABNYA.

"Hallo harry. Apa kau sudah tidur?"

"Tentu saja belum. Kalau sudah mungkin aku tidak menjawabmu bodoh"

"Begitu saja marah. Aku hanya bertanya. Berhenti mengatai ku dengan sebutan bodoh. Idiot"

"Bodoh .bodoh. Kau bodoh samantha. dan aku menyu..." Aku menggantungkan kalimatku setelah sadar bahwa aku hampir saja kelepasan.

"Menyu apa harry?" Tanyanya kaku.

"Me.. Meeyulapmu" sanggahku.

"Apa maksudmu menyulapku?kau tidak jelas harry. Aku mulai mengantuk"

"Tidurlah samy. Semoga bermimpi indah ya." Kataku mengakhiri nya.

"................"
tidak terdengar suaranya lagi, melainkan suara dengkuran kecil. Aku tersenyum membayangkan dia sedang tidur mendengkur seperti itu. Kumatikan telfon kami dan kegelapan menyelimutiku kembali.

HARMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang