Sebenarnya, Author udah ngambek dan ngga mau lagi nerusin cerita ini. Karna apa? pencapaian hidup dan tujuan dari cerita ini cuma agar TheOvertunes ngeliat sendiri bahwa Tunist, always try to make all people know about them.
But, itu baru sudut pandang Author sebagai tunist.
Sebagai Atuhor, huhuhuh #nangisGoyangGayung
Gue beneran miris ngeliat ini cerita. Sampe 2 bulan udah mejeng di wattpad, dan baru kemarin dapet un-silent readers. Thanks for @shamuch untuk supportnya!!
Oke, selamat membaca my lovely readers. Hope you like it!
Jangan lupa untuk Vote, comment, or fan me!! Kalo mau jadi silent readers, please setidaknya nambahin ranting pebaca. yayayaya #modus
Author yang putus asa,
Annnnaa
...............................................................................................................................................................................
Bramantyo’s family House…
“Apa perlu kita beritahu ayah?”tanya Luigi yang mulai cemas, jemarinya yang panjang mengetuk - ngetuk bibir meja tamu yang terbuat dari kayu Cemara “Ku rasa tidak. Mikha mungkin sebentar lagi akan pulang. Lagipula kasihan ayah, ia baru tiba di Paris hari ini”Mada memendangi jam dinding, sesekali ia mengusap tengkuknya yang terasa sakit “Yah, ku rasa Mada benar. Dan jika dia tidak pulang. Maka kita yang akan menginap”Jeremy datang dari arah dapur membawa secangkir kopi dan di letakkannya di depan Luigi. “Apa maksudmu dengan menginap?”Luigi menyesap kopinya sedikit, merasakan panas yang menyengat lidahnya. Jeremy terkekeh kecil “Kau belum tau?”, Luigi menggelengkan kepalanya, ia memang tidak tau. “Tau tentang apa?”Mada duduk di atas undakan tangga di samping kursi tamu yang di duduki Luigi. “Payah”Jeremy mendecak.
“Ethan menghubungiku tadi siang dan mengajakku menginap di rumahnya. Mengajarkan lagu baru”Jeremy memasukkan kedua tangannya dalam saku celana pendeknya “Kenny G lagi?”Luigi menyesap kembali kopinya, membiarkan panas itu menyengat lidahnya lagi “Bukan, ia punya lagu baru katanya. Matt Wertz, Jhon Mayer, kita belum tau apa lagi yang bisa di mainkan anak itu”Jeremy menatap Mada dan Luigi bergantian “Sebenarnya, aku berniat memasukkan dia ke dalam band kita. Karna harus ku akui, permainan sexsophonenya bagus”ucap Mada, pandangannya menimbang - nimbang. “Jadi…”Jeremy menunggu.
“Aku lelah Je, mungkin lebih baik bila besok pagi saja kita kerumahnya. Lagipula besok hari minggu”Luigi menguap panjang, sepertinya kopi tak berpengaruh apapun padanya. “Kurasa Reu benar. Besok pagi kita akan ke rumah Ethan. Karna aku dengar, putri Madame Sarra ada di rumahnya selama ibunya ke luar kota”Mada mulai menaiki tangga, di susul oleh Luigi.
“Madame Sarra punya seorang putri? Ku kira anaknya hanya Lucas dan Cafa”Jeremy meneguk habis kopi milik Luigi, lalu berjalan menuju dapur untuk mencucinya “Ya, ku kira juga begitu. Ibu memberitahuku bahwa selama ini putri Madame Sarra jarang keluar, bahkan ia homeschooling. Namun setelah kejadian itu, ia jadi sering terlihat di Grillbert Hill”Mada menerangkan, mengingat – ingat informasi yang ia tau tentang gadis itu. “Dia begitu kehilangan, aku yakin itu”lirih Luigi, ia berkata begitu karna dia juga pernah merasakannya, merasakan kehilangan seseorang. Mada tersenyum simpul menatap adiknya, mereka sudah berada di ujung tangga “Pasti, tapi aku yakin ia gadis yang kuat”
...........................................................................................................................................................
Terlalu sedikit?
Makanya comment
And FYI, aku bakal buat per setting chapternya.
untuk yang udah baca sampe sini, mudah mudahan baca terus. And di tunggu mampirannya di lapak watty ku. Thanks!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Incredible of Music @TheOvertunes
FanfictionClaire berdehem keras “Aku tau tentang Clara dan semua yang kau tau tentangnya. Aku bahkan mengenalnya bersamamu dan kehilangannya lebih dalam darimu. Lalu? Siapa sebenarnya yang ‘lebih dulu’ mengenal arti kehilangan? Aku?atau kau??”Claire menatap k...