Too Late.

274 17 0
                                    

VOMMENTS!!!!

VOMMENTSSSSSS!!!!!!

----------------------------------

Kanada, 10 juni 2009

"Just, kau benar-benar ingin pergi ke LA?" Tanyaku

"Yes, baby, aku akan pergi ke LA besok" kata Justin sambil mencium puncak kepalaku.

"Tapi kau janjikan jangan pernah melupakanku?"

"Aku janji, YN. Aku berjanji tidak akan pernah melupakan gadis yang sangat aku cintai"

"Promise?"

"Promise, YN. Trust me, i will never leave you"

"I trust you, Justin. Love you"

"Love you too, YN" justin mencium keningku lagi. Membuat hatiku merasa lebih tenang.

***

Miami, 26 Januari 2013

Di dalam sini sangat berisik. Kalian tau kenapa? Karena aku sedang ada di konser kekasihku, Justin Bieber.

Awalnya, aku dan sahabatku, Kayla, sedang berlibur di miami. Lalu tiba-tiba saja ada pegawai hotel yang memberikan surat padaku dan saat aku buka isi surat itu adalah dua tiket konser Justin Bieber dari ibuku. Ibuku juga membeli yang barisan paling depan. Tidak tanggung lagi, ibuku juga membeli tiket untuk meet and greet. Yap, disinilah aku sekarang melihat pacarku yang sedang beraksi di atas panggung dan di gilai orang semua orang di sini. Aku bangga padamu Justin.

-skip-

"Giliran kalian" kata penjaga meet and greet. Oh God aku akan bertemu kekasihku.

Aku dan Kayla mulai masuk ruangan. Oh God aku mulai tegang.

Aku melihat Justin yang tengah duduk dan dia melihat ke arah kami.

"Hey" sapanya halus. Aku langsung memeluk erat Justin. Aku merindukannya.

"Ugh-- ada apa ini!" Pekik Justin.

"Justin? Kau ingat aku kan? Aku YN kekasihmu? Ingatkan?"

"Hahahha... Dasar fans fanatik!" Deg! Justin tidak mengenalku. Sakit sekali rasanya.

"Justin? Kau sudah berjanji untuk tetap mengingatku? Tapi kenapa kau melupakanku?" Air mataku mulai turun. Kenapa dia jahat sekali?

"Sudahlah! Cepat kau ingin foto atau tidak? Masih banyak fansku yang masih menunggu!!" Sentak Justin.

"Tidak, trimakasih!" Kata Kayla tegas. Kayla langsung menarik tanganku lembut keluar dari arena Believe Tour.

Aku menangis di pelukan Kayla.

"Sudah lah, YN. Tidak usah perdulikan lelaki bajingan itu!" Kata Kayla sambil mengelus-elus pundakku.

"Tidak bisa, Kay. Aku sudah betahun-tahun rela menunggunya kembali. Tapi sekarang...kanapa dia mengecewakanku? Dia janji kan tidak akan melupakanku? Tapi kenapa?" Aku menagis lagi.

"Hey, dengar aku. Masih banyak laki-laki di luar sana yang perduli denganmu, masih banyak orang-orang yang mencintaimu, YN"

"Ta-tapi a-aku mencintai Justin!"

"Dengar,YN. Dia pasti menyesal atas perbuatannya" kata Kay. "Dia pasti menyesal karena telah mengabaikan perempuan yang tulus mencintainya" kata Kayla sambil menenangkanku. Aku hanya diam. Mencoba untuk mencerna perkataan Kayla. Kay benar, aku memang harus membuka lembaran baru dan memulai hidup baru.

***

LA, 8 september 2015

Aku sedang berada di pesta ulang tahun teman baikku, Harry Styles. Apa kalian tau? Aku sekarang sudah menjadi model yang cukup ternama di Dunia. Entahlah, padahal aku sama sekali tidak berniat untuk berkarir di bidang permodelan.

"HAPPY BIRTHDAY, HARRYYY!!!!!" Aku berlari dan memeluknya.

"AWWWW!!! Thankyouuu sweetheart!!!" Balas Harry sambil mencium pipiku. "Oke, kalau begitu silahkan kau menikmati pestanya dan aku mau ke toilet dulu" kata Harry dan langsung melesat pergi.

Saat aku ingin mengambil minum tiba-tiba saja tanganku di tarik seseorang. Spontan aku langsung membalikan badanku.
.
.
.
"Aku kekasihmu, Justin"

"Dasar fans fanatik"
.
.
.
Kejadian itu seakan terulang lagi. Kejadian yang sangat pahit. Dan sekarang dia di depanku memegang tanganku.

Dia menatapku seperti mata penyesalan. Mata penuh kepedihan yang tidak bisa di artikan.

"Ju-justin?" Tiba-tiba saja dia langsung memelukku dengan sangat erat. Pelukan yang tidak bisa di artikan apa maksudnya. Kejadian itu terulang lagi. Aku yang tersadar langsung mendorong tubuh Justin.

"Apa-apaan kau?!! Kau berani memelukku, sekarang, hah??! Dulu kau tidak mengakui aku sebagai kekasihmu! Dan sekarang kau malah seenaknya memelukku layaknya aku adalah gadis murahan yang akan meleleh jika di perlakukan seperti tadi??!! Hah??! TIDAK JUSTIN TIDAK!! Sudah cukup sampai waktu itu kau tidak mengakuiku sebagai kekasihmu!" Aku meluapkan semua kemarahanku di depan Justin. Justin hanya diam. Matanya mulai memerah. Aku tidak perduli.

"Aku minta maaf, YN. Aku salah tapi tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku janji akan menyenangkan hatimu. Aku janji akan membahagiakanmu. Aku janji-- ak-aku janji kalau aku akan membuatmu nyaman seperti dulu, YN. Beri aku satu kesempatan lagi, YN. Please i'm sorry" Justin memegang tanganku sangat erat. Aku mulai mengucurkan air mata. Sakit rasanya mendengar kata-kata Justin. Aku harus jawab apa? Aku juga sebenarnya masih mencintainya. Sangat mencintainya.

"Kau ingat saat kita belum pacaran? Saat aku sempat patah hati karena dulu Niall-mantan pacarku- selingkuh dariku? Kau yang bilang sendiri bahwa 'You can't be fixed by the same person who broke you' kau masih ingat kan, Just?" Aku meneteskan air mata dan menghembuskan nafasku. "Dan aku sekarang akan mengikuti kata-katamu itu. Hatiku yang hancur tidak bisa di kembalikan lagi seperti dulu"

"But, YN. Give me another chance!! Please, YN. I love you"

"I love you too, Justin. But sorry, it's too late. Bye..." Aku pergi meninggalkan Justin yang masih diam di tempatnya. Bye Justin.

THE END

One ShotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang