Friendzone |b.s| part.2

24 0 0
                                    




Dua-duanya masih diam hingga bell apartemen Louisa berbunyi...

"bukain dong gue males gerak" bujuk Louisa.

"ah apartemen lo juga. Lo lah yang buka kan temu lo" Brad masih tidak bergerak sama sekali dari posisi terlentangnya.

Dengan sangat malas Louisa membuka pintu apartemennya. Yang tadinya lemas tak karuan jadi membeku tidak tau harus apa. Tenggorokannya tercekat seketika.

Orang yang ada di hadapan Louisa langsung memeluknya tanpa memedulikan apapun.

"aku kangen kamu, Lou"

"Ha-harry? lo ngapain sih?" Lou mecoba melepaskan pelukannya dari Harry tapi ia kalah tenaga. "harry please stop gue ga bisa nafas"

"Lou emang tadi siapa yang dat- ooh..." perkataan Brad terhenti karena melihat suasana yang sangat tidak mengenakan untuk di lihat. Louisa langsung mendorong badan Harry.

"lo ngapain disini?" tanya harry balik dengan muka galak.

"apartemen gue ya apartemen Brad juga, Haz" jawab Lou. Perkataan Lou membuat Harry sangat kesal.

"Brad lo bisa masuk dulu ga gue mau ngomong sama Louisa berdua" kata harry dengan menekankan kata 'berdua'.

"kamu mau apa lagi?" kata Louisa lembut agar tidak ada yang memanas di antara mereka berdua karena ia tau Harry sangat sensitive.

"aku mau kita kembali, Lou, kaya dulu lagi. Kita mulai dari awal ok? kamu mau kan?" Louisa merutuki dirinya sendiri. Dia tidak tau harus berbuat apa. Disisi lain Lou tidak ingin cintanya pada Brad semakin membesar dan di sisi lain juga dia merasa tidak nyaman dengan Harry.

"oh Tuhan aku harus apa" batin Louisa. Louisa menatap wajah Harry yang terus-terusan berharap agar Lou mau kembali padanya.

"harry... i can't" jawab Louisa dengan sangat lembut agar tidak melukai perasaan Harry. "terlalu banyak masalah dalam hubungan kita. Kalo di paksain juga ga baik" harry langsung terkejut.

"apanya yang banyak masalah sih?!" tanya Harry frustasi.

"jujur, gue gabisa nyaman sama lo, Haz. Kalo gue sama lo pikiran gue ke orang lain" Harry semakin terkejut dengan kata-kata Lou.

"jadi selama ini kamu ga nyaman sama aku?" dengan kasarnya Harry mengoyak-oyak badan Louisa cukup kencang. Ini sangat di luar dugaan.

"harry stop, ini sak-"

BUGHHH

tiba-tiba Harry jatoh ke lantai akibat dorongan yang sangat keras dari Brad yang melihat adegan tadi. Lou yang hampir jatoh juga langsung di peluk oleh Brad.

"lo gapapa?" Brad langsung mengecek keadaan Louisa. Louisa langsung menangis karena dia tidak tau kalau Harry bisa sekasar itu.

BUGHH!

Brad kembali mendapatkan balasan dari Harry.

"udah cukup stop!!!" teriak Lou. "kamu pergi dari sini! gue gamau liat muka lo lagi!"

"lou please-"

"keluarrr!!!!!" Harry langsung keluar dan membanting pintu dengan keras. Louisa menangis sejadi jadinya. Lou kecewa karena dia tidak akan menyangka bahwa Harry akan sekasar itu.


***


Sekarang mereka terbaring di atas kasur. Sedari tadi Lou hanya menangis dan Brad benar-benar berusaha keras untuk menenangkan Lou dan mereka berakhir disini, di kamar Lou dengan pikiran yang rumit.

"gue ga mungkin nyatain semuanya ke Louisa sekarang. Bukan waktu yang tepat. tapi kapan lagi..." batin Brad.

"gue harus apa" hanya itu yang ada di pikirkan Lou sekarang.

"Bradley..." Louisa langsung memeluk Brad.

"brad jangan tinggalin gue, gue gatau kalo ga ada lo gue gimana" Lou meluk Brad makin erat, ga ragu-ragu Brad bales pelukan dia. Buat dia makin nyaman

"gue gabisa senyaman ini kalo sama Harry" Lou terus terisak. "gue sayang lo Brad"

"iya gue tau lu sayang gue. Kan gue temen lo." jawab Brad

"bukan"

"maksudnya bukan?" Lou langsung duduk di atas kasur dan nunduk.

Louisa sama sekali tidak menjawab. Hampir saja dia menyatakan perasaannya pada Brad.

20 menit berlalu. Brad pikir sudah saatnya ia mengatakannya kepada Louisa.

"masa bodo sama penolakan. mungkin ini udah emang jalannya gue harus bilang sama Lou kalo gue cinta sama dia." batin Brad

"Louisa" panggil Brad.

"ya?"

"gue sayang sama lo"

"gue juga sayang sama lo, Brad"

"lebih dari teman..." ucap Brad lirih. Mata Louisa langsung melotot.

"ma-maksudnya?" tentu Loisa sanhgat bingung dengan pernyataan Brad.

"gue sayang lo lebih dari seorang teman. Gue tulus sayang sama lo, gue gamau kehilangan lo. Gue tau pasti lo kecewa karena gue ngomong gini, lo pasti nyesel temanan sama gu-" kata-kata Brad langsung terpotong karena Lou langsung mencium Brad. Tentu saja Brad kaget.

Lou sangat sangat senang ternyata sahabatnya juga suka dengan dia. Slama ini Lou berfikir bahwa Brad menganggapka hanya sekedar teman dan begitu juga sebaliknya dengan Brad.

"uhm... i'm sorry"

"i like it" Brad dan Lou tidak bisa menahan senyuman mereka. Brad langsung memeluk Lou dengan erat.

"be mine please?" bisik Bradley.

dan Louisa mengangguk dalam pelukan Brad dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One ShotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang