Selamat membaca!
***
"Night, Prill. Ntar abis masuk kamar jangan lupa sikat gigi, cuci tangan, cuci kaki, sama cuci muka. Abis itu langsung tidur, oke?" Kata Ali setelah mengantar Prilly sampai ke rumah."Iya-iya, Li. Gue bukan anak kecil lagi, kali." Dengusnya.
Ali mengacak rambut Prilly dengan sayang. "Yaudah. Masuk gih, udah malem juga. Gue pulang dulu, ya. Love you." Cowok itu mencium dahi Prilly dengan sayang.
"Dah Ali. Love you too." Prilly tersenyum sambil melambaikan tangannya pada Ali yang berjalan menjauh.
Cewek itu kemudian berbalik dan berseru kegirangan.
"Yes! Yes! Yes! Aaaa gue seneng.. Lalalala! Yeyeye!" Senyumnya sangat lebar. Sampai-sampai rasanya otot pipinya hendak putus.
"Heh, gila ya lo? Malem-malem gini teriak-teriak kek orang gila," Tiba-tiba saja, Kevin keluar dari dapur sambil membawa secangkir kopi yang asapnya masih mengepul.
"E-eh.. Kak, kok lo belum tidur?" Cewek itu nyengir kaku.
"Biasa. Skripsi." Kata Kevin sambil menguap. Kedua matanya sudah berkantung. "Lo sendiri? Jam berapa nih, baru pulang?"
Prilly melirik jam di dinding. "Jam dua belas.. Tadi abis nonton soalnya."
"Serah lu. Tapi jangan macem-macem ye kalo berdua sama Ali. Awas aja,"
Prilly memajukan bibirnya. "Yaelah! Mana mungkin gue macem-macem!"
"Yaudahlah, gue mau kerja tugas dulu." Katanya sambil berjalan naik ke atas.
Sementara itu, Ali sampai ke rumahnya dengan wajah sumringah karena baru saja berkencan dengan Prilly-- bukan hanya itu, sepertinya setiap kali Ali bersama Prilly, wajahnya selalu bahagia.
Ia melepas sepatu dan masuk ke dalam rumah sambil bersenandung bahagia.
"Rocker juga manusia punya rasa punya hati
Jangan samakan dengan pisau belati
Rocker juga manusia punya rasa punya hati
Jangan samakan dengan pisau belati!"Senyum Ali langsung hilang dan digantikan dengam dahi berkerut dan bingung.
"Siapa nih nyanyi beginian malem-malem?" Gumamnya sambil masuk ke dalam. Suara itu berasal dari ruang tengah.
"Kadang kurasa lelah harus tampil sempurna
Ingin ku teriakkannnnnn....!!"Cowok itu melihat ke arah ruang tengah. Mulutnya sudah hendak mengomel saja sebelum melihat siapa yang sedang berdiri di depan televisi menggunakan remote sebagai mic dan berjoget-joget ala rocker.
"Rocker juga manusia! Punya rasa punya hati! Jangan samakan dengan pisa belat--"
"Nenek?!" Seru Ali.
Wanita itu menoleh ke belakang.
"Astaga!" Seru Ali. Pasalnya, kini wanita yang sudah-- ehm --tua itu sedang menggunakan eyeliner yang amat banyak. Dengan lipstick hitam dan pakaian hitam, neneknya sudah resmi menjadi seorang rocker.
"Cucuku sayang!" Seru nenek Ali sambil berjalan menghampiri cowok itu dan langsung memeluknya dengan erat, sampai Ali susah bernapas.
"E-eh.. I-ya nek.." Ali tersenyum kaku dan balas memeluk neneknya.
"Kamu sudah besar, ya.. Sudah lulus kuliah juga.. Nenek terharu.." Dengan dramatis, neneknya itu mengusap wajah dengam menggunakan jari telunjuk.
Baru beberapa menit ini ia menyadari kalau sikap dramatis dan lebay yang dimiliki Kaia ternyata dari neneknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
Teen Fiction[To Be With You season 2] Jika ada yang menanyai Prilly mengenai perasaannya sekarang, gadis itu dengan mantap akan menjawab: bahagia. Jika ada yang menanyai Ali mengenai kehidupannya sekarang, pria itu dengan tegas akan menjawab: sempurna. Namun, m...