Lima - Dua Orang

3.6K 310 13
                                    

Selamat membaca!

***
"Ali, mau kemana kamu?" Tanya Sri ketika Ali mengambil kunci mobilnya.
"Mau rapat sama calon staff, nek."

"Nenek ikut, ya. Bosen banget nenek di rumah." Kata Sri sambil mengambil tasnya.

Matilah. Kalo sampe nenek ikut, gue bisa malu setengah mati. Batin Ali.

"Ajak Kak Nayla atau Kaia pergi aja, nek. Aku kan mau kerja, bukan mau jalan-jalan," Kata cowok itu. "Nenek makin bosen ntar."

"Kaia sama Nayla sudah pergi duluan,"

"Hah?"

Astaga. Bener-bener. Jangan-jangan mereka sengaja pergi duluan. Pikir Ali sambil menghela nafas panjang.

"Yaudah. Tapi nenek jangan ikut masuk ke dalam, ya."

"Iya-iya, cucuku sayang."

Ali menghela nafas panjang dan berjalan keluar menuju ke garasi. Dalam hati ia merutukki kedua kakaknya itu.

Tiba-tiba saja ponselnya berdering, menandakan ada sebuah panggilan telepon yang masuk.

Dari Prilly.

"Halo,"

"Ali, lo bisa jemput gue, nggak? Mobil gue mogok, nih." Ucap cewek itu di seberang dengan nada memelas.

Kalau saja neneknya tidak ikut, tanpa ba bi bu Ali langsung menancap gas dan menjemput pacarnya.

"Aduh.. Maaf banget ya Prill. Gue nggak bisa, ada..." Ali menggantungkan kalimatnya.

"Ada apa?"

"Ada urusan mendadak." Ucapnya setelah menoleh ke arah Sri yang sudah duduk manis di jok depan.

"Oh.. Yaudah. Dah."

Tut. Tut. Tut.

Prilly memutus sambungan telepon secara sepihak, bahkan sebelum Ali mengucapkan selamat tinggal.

"Siapa?" Tanya Sri.

Masa gue harus boong sama nenek, sih? Pikir cowok itu.

"Pacar, nek." Katanya setelah agak lama terdiam.

Dan benar saja, dugaan Ali benar. Neneknya itu kini menatap Ali dengan tatapan tajam.

"Nenek mau kenal sama dia,"

"Iya, t-tapi dia masih kuliah, nek." Ali menyalakan mesin mobil.

"Dia kuliah di mana?"

"D-di kampusnya."

Ali tidak percaya kalau dirinya masih bisa bercanda ketika mendapat tatapan menyelidik dari Sri.

"Pokoknya, nenek mau kenal."

"Buat apa sih nek, emangnya?" Ali mengerutkan dahi sambil mengendarai mobilnya.

"Ya nenek harus tau lah, siapa calon cucu menantu nenek nanti. Kalo nggak sesuai, kamu harus putus."

Ini namanya pemaksaan! Pikir Ali.

Akhirnya, selama perjalanan, Ali memutuskan untuk diam saja. Ia jadi malas.

Dua puluh menit kemudian, cowok itu sudah sampai di sebuah gedung yang lumayan besar, namun di beberapa tempat masih belum selesai di bangun. Ia membuka mobil yang diikuti oleh Sri.

"Nek, nenek tunggu di taman situ aja nggak apa-apa, kan? Bahaya kalo tunggu di dalem."

Sri mengangguk. "Iya gapapa, Ali."

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang