Tujuh - Calon Pengapit

4.2K 313 40
                                    

Selamat membaca!

***
"Lo udah makan?" Tanya Prilly ketika mereka berdua menginjakkan kaki di rumah cewek itu.

"Belum. Gue males makan," Kata Ali. "Tapi di sini bau nya wangi banget. Gue numpang makan ya?"

"Loh, Ali?" Suara Ricky membuat mereka berdua menoleh. "Oh. Udah baikkan nih?"

Kedua orang itu nyengir kaku.

"Ikut makan gih, Li. Mumpung belum diberesin sama Fiza." Ajak Ricky.

"Nah, itu yang daritadi gue harepin, kak." Ucap Ali disusul tawa Ricky.

"Sekalian, abis ini gue mau ngomong masalah penting."

"Apa?" Tanya Prilly yang sudah penasaran.

"Tunggu Ali selesai makan aja dulu. Biar ngomongnya enak."

Ricky membiarkan Ali dan Prilly berjalan menuju ke meja makan.

"Wih. Ini semua Kak Fiza yang masak?" Tanya Ali sambil mengamat-amati berbagai macam lauk di atas meja makan itu. "Keliatan enak banget."

"Emang enak! Gue aja sampe nambah dua kali tadi. Gara-gara kesel sama lo, gue jadi laper."

"Bisa gitu ya?"

"Iyalah!" Katanya sambil mengambilkan nasi untuk Ali. "Lo mau lauk apa?"

"Duh.. Pacar gue so sweet banget ya. Cocok jadi calon Nyonya Syarief nih."

"Gombal aja terus," Prilly menahan senyumnya.

"Nggak gombal kok, sayang," Ali mulai menyendok nasinya. "Tadi jadinya lo berangkat sama siapa ke kampus?"

Mampus. Masa gue bilang berangkat sama Nando? Mana tadi cowok itu gombal terus ke gue lagi, Batin Prilly dengan bingung.

"Prill?"

"E-eh.. Tadi gue berangkat sama temen, si Lyla."

"Cewek?"

Ia mengangguk.

Maafin gue, Li. Ucapnya dalam hati.

Satu kesalahan yang Prilly lakukan; menyembunyikan sesuatu dari Ali, kekasihnya selama tiga tahun.

Beberapa saat kemudian, Ali sudah selesai makan. Mereka berdua berjalan menuju ke ruang tamu dan menghampiri Ricky serta Herfiza.

"Ada apaan, Kak?" Tanya Prilly sambil duduk di sana.

"Gini, gue sama Fiza kan bulan depan mau nikah, gue minta tolong lo sama Ali jadi bridesmaid dan groomsman ya?"

"Waahh! Oke, gue mau!" Seru Prilly dengan wajah senang. "Akhirnya lo nikah juga, kak.. Selamat yaa!"

"Oke, gue setuju kalo Prilly setuju. Selamat, Kak Ricky, Kak Fiza."

Kedua orang di depan mereka balas tersenyum.

"Makasih," Ucap Ricky.

"Gue bakalan selalu bantuin lo kok," Prilly bertekad.

***
Pagi itu, Ali sedang mengendarai mobilnya menuju ke toko bunga milik Gita-- cewek yang duduk di kursi roda itu.

Ali berniat membeli bunga dan meletakkannya di depan kamar Prilly. Hanya untuk memberi suprise bagi Prilly.

Pasalnya, sudah beberapa hari ini mereka sering bertengkar karena hal-hal sepele, namun berujung tajam.

Ia hanya bisa berdoa dalam hati supaya hubungan ini langgeng sampai ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

Sesampainya di depan bangunan bercat pastel itu, Ali mematikan mesin dan turun dari dalam mobilnya.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang