Airin Pov
"Assalammualaikum" kataku ketika aku sampai rumah yang disertai dengan ketukan di pintu.
Hari ini aku kebetulan pulang kerja agak cepat. Tempat kerjaku hari ini tidak terlalu ramai, yang membuat atasanku pusing adalah omset yang selalu terus-menerus menurun. Perkenalkan namaku Airin Putry, aku bekerja di salah satu minimarket di kota tempatku dilahirkan, aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, nama adikku Aira Dwi Putry dia berbeda usia 10 tahun dariku. usiaku saat ini adalah 22 tahun.
Kami hanya tinggal berdua saja dikota ini,
Kota tempat ku tinggal adalah kota hujan yaitu Bogor, orangtua kami telah tiada karena penyakit yang diderita mereka dan membuatku harus bekerja keras untuk kehidupan kami. Aku boleh putus sekolah tapi tidak untuk adikku, aku tidak mau melihat adikku kesulitan seperti kakaknya."Waalaikumsalam" jawaban dari adikku di dalam rumah. Yang membuatku tersadar dari lamunanku." Lho ko kakak sudah pulang" kening adikku berkerut membuatku tersenyum lucu.
"Iya dek, tempat kakak kerja hari ini masih sepi jadi bisa pulang cepat deh" jawabku disertai helaan nafas. Adikku juga melakukan hal yang sama.
"Masuk dulu deh kak" sambil membukakan pintu agar aku bisa masuk. Dan dia langsung pergi kedalam mungkin untuk mengambilkan ku segelas air.
Aku duduk di ruang tamu, bukan disofa atau yang lainnya tetapi di lantai yang hanya beralaskan tikar biasa. Yap.. kami tinggal dirumah yang sederhana bahkan dapat dikatakan sangat sederhana. Meskipun tempat tinggal kami kecil tapi kami selalu bersyukur setidaknya kedua orangtua kami masih meninggalkan rumah untuk kami. Sehingga kami tidak perlu pusing memikirkan sewa kontrakan per bulannya.
"Ini kak di minum dulu".
Aku mengambil segelas air dari tangan adikku " terima kasih ya dek".
"Tanggapan kak Radi gimana kak melihat usahanya yang terus menerus menurun ?" Aira memulai percakapan.
Aku menghela nafas " ya begitulah dek, terkadang dia sampai lupa makan". Radi atau Radian adalah pemilik minimarket tempatku bekerja sekaligus pacarku. Kami sudah menjalin hubungan ini selama 2 tahun. Banyak pula bantuannya terhadap kehidupan kami. Ketulusan itulah yang membuat hatiku luluh meskipun aku sudah berulang kali menolaknya dengan berbagai alasan. Dan adikku adalah orang yang paling bahagia ketika mendengar aku sudah menerima cinta Radian, entah dia ikut andil atau bagaimana ketika aku tanya kenapa dia bisa sangat antusias dia hanya menjawab " aku kan mau lihat kakak bahagia " hanya itu alasan yang selalu dia ucapkan.
" hallo... kak.. kakak ngelamun " lambaian tangan dimuka ku dan perkataan adikku membuatku tersadar.
" eh.. maaf dek.. mm ada apa ?" Aku hanya tersenyum melihat adikku cemberut.
"Ih.. kakak nyebelin.. jadi dari tadi aku ngomong sendiri dong"
Aku membelai rambutnya dengan sayang " maaf ya dek.. memang kamu mau cerita apa ?"
" nanti saja deh kak, oh ya.. sampaikan ke kak Radi ya semangat.." senyuman sudah kembali diwajahnya.
" yah ko nanti sih cerita ny" sambil membuat mukaku terlihat sedih. " oke.. nanti kakak sampaikan".
" abis kakak nyebelin masa aku gak didengerin "
Ya.. begitulah adikku meskipun terkadang dewasa tapi ada sisi dimana sifat seusianya keluar. Aku hanya bisa tersenyum " maaf ya dek... tapi kapanpun kamu mau cerita, kakak pasti dengerin"
" makasih ya kak"
"Iya sayang... ya sudah kamu kerjain PR dulu sana, jangan lupa shalat nya"
"Oke.. siap kakak" dengan menunjukan ibu jari dan jari telunjuknya disatukan.
"Kakak ke kamar dulu ya adik manis"
" iya kakak ku sayang.. selamat istirahat"
Aku bangkit dah masuk kekamar untuk istirahat sejenak sebelum menyiapkan makan malam untuk kami. Rasa lelah serta banyak nya pikiran dikepalaku membuatku terlelap sebelum mengganti pakaianku.
-------------------------------------------------------------
Hallo... ini cerita pertamaku.. semoga para reader suka ya..
Love
R/L
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Love Airin
Romance"Maaf.. maaf.. dan maaf.. "hanya itu yang bisa aku ucapkan atas perbuatanku. Radian Adiwiya. " Mengapa.. kenapa.. dan Bagaimana" dia begitu tega membuat aku hancur seperti ini, semua laki-laki sama saja. Airin Putry. "huft.. ini akan jadi hal yang s...