BAB 3

44 4 0
                                    


Airin Pov

Pagi ini aku bangun lebih pagi selain untuk membuatkan Aira bubur untuk sarapan sebelum minum obat, aku juga harus datang lebih awal karna hari ini aku juga menggantikan Rad di minimarket, meskipun bukan pertama kalinya aku menggantikan dia tetap saja aku kurang percaya diri dan takut mengecewakan.

Aku membawa sarapan dan obat untuk adikku ke kamarnya, mudah-mudahan dia sudah membaik do'a ku dalam hati.

Ku ketuk pintu kamarnya " dek kamu sudah bangun belum ? Kakak boleh masuk"

"Iya kak aku sudah bangun.. masuk aja pintu nya gak dikunci" jawabnya dengan nada lemah.

Aku membuka pintu dan mengecek suhu tubuhnya. Syukurlah ternyata sudah membaik " ayo dek dimakan dulu sarapannya abis itu minum obat supaya lekas sembuh".

"Baik ka.."

Aku menyuapinya bubur yang kubuat dan dihabiskan hingga tandas oleh Aira lalu dia meminum obatnya.

"Bagaimana kondisimu dek..!! Apa sudah enakkan"

" alhamdulillah udah baikan kak, gak seperti kemarin"

"Syukurlah.." dengan hembusan nafas lega "kakak hari ini menggantikan kak Radi dan harus berangkat agak pagi kemungkinan juga pulang petang, sebelum pulang kakak mau mampir dulu ke apotik beli obat buat kamu, kamu gak apa-apa kakak tinggal agak lama"

"Gak apa-apa kok kak"

Sungguh aku khawatir "klo gak nanti kakak minta bu Ira liat-liat kamu ya" bu Ira itu tetangga dekat kami.

"Gak usah kak gak enak nanti, aku bisa kok"

"Ya sudah kalo gitu, kamu hati-hati ya dirumah... tadi kakak sudah siapkan makanan dan obat buat kamu nanti siang, kalo ada apa-apa langsung telepon kakak ya..."

"Iya kak"

"Kakak berangkat dulu... assalammualaikum" aku mengecup dan membelai rambutnya sebelum beranjak.

"Waalaikumsalam"

*****

Dengan kondisi pelanggan yang ramai aku disibukkan oleh banyak pekerjaan. Radian beberapa kali menelpon bahkan tak terangkat olehku. Hingga dia harus menelpon melalui telepon kantor.

"Hallo"

"Hallo... kamu kemana saja dari tadi aku telepon gak kamu angkat"

"Ada kok Rad maaf lagi banyak pelanggan dan kerjaan jadi aku gak sempat pegang hp"

Terdengar helaan nafas lega "aku kira kamu kemana... aku sampai khawatir"

"Maaf sudah bikin kamu khawatir.. kamu tenang aja disana aku gak kenapa-kenapa kok"

"Syukurlah... ya sudah kamu jangan lupa makan ya... love you"

"Me too"

Selesai telepon dengan Rad aku kembali disibukkan dengan pekerjaan. Hingga tak terasa hari sudah mulai petang dan waktunya pulang.

Radian bahkan tak terhitung sudah berapa kali dia menelpon hari ini, yang membuatku kesal terkadang dia menanyakan hal yang tak terlalu penting.

Aku juga beberapa kali menelpon Aira untuk memastikan kondisinya. Seperti yang sudah kusampaikan sebelum pulang aku pergi ke apotik dulu membeli obat.

Tak membutuhkan waktu lama aku sudah sampai diapotik yang aku tuju, dan untungnya apotik sedang sepi jadi tidak perlu antri.

"Selamat sore mba... saya mau membeli obat ini ada" aku memberikan resep obat yang aku bawa ke penjaga apotik.

Journey Of Love AirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang