Airin Pov.Sungguh malam ini aku gak sangka akan diberikan kejutan seperti ini, bahkan adikku yang paling anti keluar malam pun kali ini hadir, di acara malam ini tidak seperti acara malam anniversary kami yang pertama dimana hanya kami berdua saja yang merayakan tetapi untuk malam ini dibuat seperti pesta kebun untuk orang-orang terdekat kami.
Acara terus berlanjut hingga malam menjelang, sampai akhirnya teman-temanku pun pamit untuk pulang, aku dan Rad mengantar hingga halaman depan, sedangkan adikku sedang asyik berbincang dengan mama nya Radian, ketika aku dan Rad ingin kembali menuju taman belakang aku melihat ada bayangan bahkan dia memandang kami lekat. Suasana rumah yang sepi membuatku tak bisa melihat apa atau siapa dia, aku pikir Rad juga melihat, tapi nyatanya dia tak melihat bayangan itu hanya aku yang melihatnya. Radian malam ini sangat bahagia hingga lupa dengan sekitar, ketika aku ingin bertanya apa atau siapa tentang yang kulihat barusan bayangan itu sudah tidak ada, sehingga aku mengurungkan niatku untuk bertanya.
Sampai taman belakang kami duduk dibangku yang ada ditaman ini, disebelah kiriku ada adikku sedangkan disebelah kananku ada Radian sedangkan dihadapan kami ada orang tuanya Radian, mama dan papa Rad tersenyum padaku dan mereka meminta secara resmi untuk melamarku.
"Airin sayang tadi Radian sudah melamar kamu secara khusus untuk memperistrimu... dan sekarang mama dan papa mau melamar kamu secara resmi untuk menjadi menantu kami... apakah kamu bersedia?" Mama Radian menggenggam tanganku dan papanya tersenyum padaku.
Aku melirik adikku dan dijawab dengan senyum dan anggukan sebagai tanda restu darinya sedangkan ketika aku melirik Radian dia tampak gugup menanti jawabanku "Iya tante.. om.. Airin bersedia" jawabku dan membuat kedua orang tua Radian serta adikku tersenyum bahagia sedangkan Radian tampak lega.
"Berarti mulai sekarang kamu panggil kami mama dan papa ya.. biar sama seperti Rad.. jangan om dan tante lagi"
"Baik ta..... maksud Airin baik ma..pa.."
"Kamu juga ya sayang panggil kami mama dan papa juga" mata mama beralih pada Aira.
"Baik mama.. papa.." jawab Aira dengan mata berkaca-kaca. Aku tau dia pasti kangen dengan kedua orang tua kami, aku hanya mengusap punggungnya untuk menenangkan.
"Ya sudah... jadi kapan rencananya kalian mau menikah Rad" kata papa membuka suara yang sedari tadi hanya jadi pendengar.
"Bagaimana kalau bulan depan pa, sebelum aku keluar kota" jawab Radian. Aku kaget bukan karna permintaan Radian kalau bulan depan kami menikah tetapi aku baru tau dia mau keluar kota, bagaimana dengan minimarketnya, bagaimana bisa setelah menikah aku ditinggal dia keluar kota, dan kalaupun aku diajak bagaimana dengan Aira, dan banyak lagi pertanyaan dikepalaku.
Dia seperti paham dengan apa yang ada dipikiranku bahkan Ketika aku melihat kearahnya untuk memintanya menjelaskan dia menampilkan mimik wajah seolah mengatakan nanti akan aku jelaskan membuat ku kembali fokus pada papa.
"Baiklah jika itu yang kamu inginkan, biar papa dan mama yang urus persiapan pernikahan kalian" jawab papa dan disertai anggukan bahagia mama.
"Terima kasih ya ma..pa.." jawab aku dan Rad bersamaan. Aira hanya jadi pendengar dan aku makluminnya.. karna dia pasti ngantuk biasanya dijam sekarang dia sudah tidur.
"Ya sudah... pembicaraan hari ini sepertinya sudah cukup.. kalian mau nginap atau pulang ?" Tanya mama sebelum menutup pembicaraan ini, Radian menoleh kearah ku seolah ikut bertanya.
" maaf ma..pa.. sepertinya Airin dan Aira pulang saja, terima kasih banyak untuk acara dan tawarannya".
"Baiklah mama mengerti.. Rad kamu antar ya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Love Airin
Romance"Maaf.. maaf.. dan maaf.. "hanya itu yang bisa aku ucapkan atas perbuatanku. Radian Adiwiya. " Mengapa.. kenapa.. dan Bagaimana" dia begitu tega membuat aku hancur seperti ini, semua laki-laki sama saja. Airin Putry. "huft.. ini akan jadi hal yang s...