Bab 7

64 6 0
                                    

Airin pov

Sudah dua minggu ini aku bekerja di perusahaan Y.A Group, sebetulnya masih belum banyak pekerjaan yang aku lakukan mengingat mayoritas pekerjaan di kerjakan oleh mba Nita, bukan karena mba Nita belum percaya kepadaku untuk melakukan pekerjaan yang searusnya menjadi tanggung jawabku juga, tetapi karena untuk semua karyawan baru diperusahaan ini baru akan benar-benar aktif bekerja setelah sebulan.

Lelah memang karena aku harus pulang pergi Bogor-Jakarta, tetapi demi membahagiakan Aira dan demi menjaga kepercayaan ibu Yuliana yang telah berbaik hati memberikan pekerjaan ini kepadaku aku harus tetap semangat.

Jika ditanya bagaimana hubunganku kini dengan Radian, seperti yang sebelumnya kalian tahu kami atau lebih tepatnya aku telah mengakhiri hubungan itu. Pernah beberapa kali orang tua Radian menelponku meminta maaf sekaligus menginginkan aku memperbaiki kembali hubungan dengan Radian namun aku memberi penjelasan serta meminta maaf bahwa saat ini hanya dengan berpisahlah pilihan yang aku ambil, karena tidak ada yang tahu kedepannya akan seperti apa.

Aku tahu mereka kecewa dengan keputusanku itu, namun mereka tetap memberi ruang kepadaku untuk menenangkan diri, aku mungkin terkesan jahat tapi aku butuh waktu untuk menerima kejadian itu dan jika saat itu tiba aku akan meminta maaf atas keegoisanku ini.

Aira juga pernah bercerita bahwa beberapa hari setelah aku mengundurkan diri dari minimarket, Radian datang kerumah dengan penampilan yang tidak dapat dikatakan baik-baik saja, tatapannya sendu dan menggunakan pakaian yang berantakan bahkan Aira juga bilang bahwa Radian seperti orang mabuk, katanya dia melakukan itu agar aku kembali dan memarahinya karena dia melakukan apa yang aku tidak suka, dia juga bilang bahwa pernikahan dengan Lia juga sudah dibatalkan dan berharap aku mau bersamanya.

Sedih memang mendengar pengakuannya dari cerita Aira, dan lagi-lagi aku terkesan seperti orang yang sangat kejam, tapi aku akan menemuinya sekaligus meminta maaf jika saatnya memang sudah tepat.

Aku tersadar dari lamunanku ketika aku merasakan tepukan dipunggungku "I..iya mba ada apa !!"

"Airin kamu melamun ?" tanya mba Nita.

"Ma.. maaf mba" sesalku

"Ya sudah tidak apa-apa, tapi lain kali jangan diulang ya... jika sampai pak Dito tahu kamu melamun saat jam kerja, kamu bisa kena marah bahkan kena SP"

"Baik mba" aku menyesal, bisa-bisanya aku memikirkan Radian saat aku bekerja apalagi statusku disini masih karyawan baru, bisa-bisa aku langsung dipecat.

"Kamu antar berkas ini ke pak Dito diruangannya, katanya dia ingin melihat laporan keuangan bulan ini" mba Nita memberikan berkas kepadaku.

"Baik mba" aku membaca sekilas laporan itu agar nanti jika ditanya aku bisa menjawabnya.

Aku berjalan menuju sebuah ruangan disudut ruangan ini dan mengetuknya, hingga terdengar kata masuk baru aku masuk keruangan tersebut.

"Maaf pak mengganggu saya kemari diutus mba Nita untuk mengantarkan berkas ini"

"Mari silahkan duduk" pak Dito menyuruhku duduk didepan meja kerjanya dan aku langsung memberikan berkas tersebut.

Aku menunggu beberapa menit untuk pak Dito membaca laporang tersebut, sebenarnya jika pak Dito ini mungkin hanya berumur sekitar 30 tahun, bahkan dia belum menikah. Hanya untuk nilai kesopananlah dia dipanggil pak meskipun itu oleh mba Nita yang mungkin umurnya lebih tua dibanding dirinya.

"Bagaimana bekerja disini apa kamu nyaman ?" tanya pak Dito.

Aku tersenyum dan menjawab " Alhamdulilah pak sampai saat ini saya merasa sangat nyaman"

Journey Of Love AirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang