Airin Pov
Setelah malam itu entah hanya perasaan aku saja atau memang benar adanya aku merasa kalau pak Arga berusaha mendekatiku entah untuk urusan kantor maupun hal-hal yang bersifat pribadi.
Bukannya aku sombong atau apapun tetapi aku hanya tidak ingin karyawan kantor membicarakan aku yang tidak-tidak.
Alasan utama aku berada disini adalah untuk menunjang kehidupan aku maupun Aira adikku dan alasan kedua aku adalah agar aku bisa merelakan dan melupakan Radian orang pernah hadir dihatiku.
Aku juga tidak ingin membuat ibu Ana kecewa pernah mempekerjakan aku hanya karena masalah laki-laki.
Oleh sebab itu aku tidak ingin hanya karena pak Arga berusaha mendekatiku kemudian aku menjadi bahan pembicaraan karyawan kantor kemudian sampai ketelinga ibu Ana.
"Rin, kamu gak makan siang ini udah jam istirahat lho" ucap mba Nita.
"Nanti saja mba, pekerjaan aku belum selesai, lagipula tadi aku sudah makan roti"
"Tapi nanti kamu bisa sakit maag Rin"
"Mba tenang aja aku tidak punya penyakit maag kok " jawabku untuk menenangkannya.
"Ya sudah kalau begitu mba makan siang dulu ya, kamu mau ada titip sesuatu mungkin"
"Tidak mba terima kasih"
Setelah itu mba Nita pergi dan aku kembali dengan berbagai kerjaan ku. Namun tak lama aku memulai pekerjaan telepon di atas meja kerjaku berdering.
"Halo selamat siang, ada yang bisa kami bantu ?"
"Halo Rin ini aku Lian"
"Oh pak Arga, ada yang bisa saya bantu pak ?" Aku tetap bersikap formal dikantor meskipun dia tidak demikian.
"Kamu kenapa masih diruang kerja, memangnya kamu tidak makan siang ?"
"Maaf pak tapi saya sudah makan" terpaksa aku berbohong.
"Kalau begitu kamu saya tunggu di parkiran depan kantor sekarang"
"Tapi pak pekerjaan saya belum selesai"
"Tinggalkan saja nanti bisa kamu lanjut kembali"
Aku hanya bisa menghela nafas, pak Arga selalu begitu beberapa hari ini. Aku tidak ingin dipandang sebagai orang yang tidak bertanggung jawab.
Sampai diparkiran depan aku melihat mobil pak Arga sudah menunggu dan memerintahku memasuki mobilnya.
"Kita mau kemana pak ?"
"Kamu ikut saja"
Kenapa dia jadi dingin begini sih, aku mau membantah juga tidak bisa.
Mobil pak Arga berhenti pada sebuah restoran klasik yang sangat mewah yang terletak tidak jauh dari kantor. Kami memasuki restoran dan aku hanya mengikuti pak Arga dari belakang. Entah karena apa pak Arga bahkan saat perjalanan terlihat dingin dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Aku dibawa pada ruangan khusus yang berada dilantai dua restoran ini. Aku tahu ini ruangan VIP tapi untuk apa pak Arga membawa aku keruangan ini ? Apa mungkin ingin menemui client kantor. Tapi aku tak menemukan seorang pun di dalam.
Tak berapa lama setelah kami memasuki ruangan ini, pelayan datang dengan membawa banyak pesanan makanan yang diletakan diatas meja tempat kami memasuki ruangan ini. Aku bahkan sampai bingung karena banyak sekali makanan yang tersedia sedangkan setahu ku. Kami belum memesan makanan apapun.
"Aku tahu kamu pasti banyak pertanyaan tentang ini tapi Sebaiknya kamu makan siang dulu, jika ada makanan yang kamu inginkan kamu bisa pesan lagi"
Aku bahkan masih terpana dengan semua ini saat pak Arga mengajak aku berbicara "Tidak pak ini sudah lebih dari cukup"
Dan akhirnya aku menurut dengan perintahnya, karena meskipun dia sudah mengajakku berbicara tapi wajah yang ditunjukannya masih nampak dingin.
Kami makan dalam diam, aku bahkan hanya makan beberapa sendok saja, karena melihat makanan sebanyak ini cukup membuatku langsung kenyang seketika dan aku tak sanggup jika harus memakan semua makanan ini.
"Aku sudah kenyang pak bahkan sebelum makan pun aku sudah merasa kenyang melihat makanan sebanyak ini" aku menjelaskan ketika mata pak Arga seolah memperhatikanku dan bertanya kanapa aku makan hanya sedikit.
Dia menghabiskan makanan dipiringnya dan memulai pembicaraan kembali.
"Apa yang ingin kamu tanyakan ?"
Aku bingung akan pertanyaannya dan hanya memperhatikanya.
"Maksud saya apa yang ingin kamu tahu setelah dari kantor dan semua yang kamu lihat hingga saat ini"
Aku mulai mengerti maksud pertanyaannya "Ada apa bapak mengajak saya kesini ?" Itulah pertanyaan pertamaku.
"Saya ingin kamu makan siang agar kamu tidak sakit"
"Tapi ini berlebihan pak dan untuk apa makanan sebanyak ini"
"Saya tahu, tapi kamu tenang saja sisanya akan saya beri pada fakir miskin"
Aku hanya menghela nafas mendengar jawabannya.
"Lalu kenapa bapak bersikap dingin pada saya"
"Karena saya tidak suka kamu terlalu fokus bekerja dan melupakan kesehatanmu Airin" terdengar nadanya meninggi.
"Tapi saya tidak mau dianggap sebagai karyawan yang tidak bertanggung jawab pak"
"Saya tahu tapi ada porsinya masing- masing Airin"
"Baiklah" hanya itula jawaban yang bisa aku keluarkan.
setelah selesai makan siang aku dan pak Arga kembali Ke kantor dan melakukan rutinitasku yang tadi sempat tertuda.
Ternyata maksud pak Arga tadi telepon ke meja kerjaku adalah untuk meminta berkas yang dia butuhkan. Tapi entah kenapa ketika mendengar suaraku di saat jam istirahat berlangsung dia langsung bersikap seperti tadi.
"kamu habis dari mana Rin?" seru mba Nita ketika aku sampai meja kerjaku.
Ternyata ini sudah lewat dari jam istirahat, dan aku bingung harus jawab apa sekarang pada mba Nita.
"Aku habis makan siang mba, ternyata aku lapar" sambil tersenyum aku menjawab agar mba Nita percaya.
"Oh.. tapi lain kali ketika jam istirahat kamu langsung istirahat saja, supaya kamu tidak telat ketika jam kerja sudah berlangsung".
"Baik mba"
Tuh kan aku jadi kena marah mba Nita, ini semua gara-gara pak Arga yang memaksaku makan siang jadi nya aku telat deh.
Hari ini berjalan lancar meskipun ada kendala tadi saat jam makan siang, saat ini aku sedang di dalam kendaraan umum arah pulang ke rumah, entah kenapa saat ini aku memikirkan Radian, apa dia bahagia dengan kehidupan barunya bersama Lia.
Jujur sampai saat ini sulit untuk melupakannya begitu banyak kenangan kami ketika kami masih bersama, aku sekarang sudah mulai menerima takdirku, mungkin Radian bukanlah jodohku, tapi untuk menghapus dan melupakannya butuh waktu yang tidak sebentar.
Untuk saat ini aku lebih fokus pada kehidupan aku kedepannya bersama adikku tersayang, belum terpikir olehku untuk menjalin hubungan baru dengan yang lain siapa pun orangnya, hingga aku benar- benar bisa melupakan Radian dan kenangan kita.
-------------------------------------------------------------
Love
R/L
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Love Airin
Romance"Maaf.. maaf.. dan maaf.. "hanya itu yang bisa aku ucapkan atas perbuatanku. Radian Adiwiya. " Mengapa.. kenapa.. dan Bagaimana" dia begitu tega membuat aku hancur seperti ini, semua laki-laki sama saja. Airin Putry. "huft.. ini akan jadi hal yang s...