part 4

47 3 0
                                    

Disisi lain, ternyata Ray sedang memperhatikan Kesia yang sedang memainkan gitar di balkon kamarnya dari balkon kamar Ray. "Gadis yang cantik, baik hati, humoris, pinter main gitar lagi " , gumam Ray dalam hti sambil terus memperhatikan Kesia meskipun dari kejauhan. "Eh aku mikirin apa'an sih? Oh kenapa ya tadi waktu Kesia tidak sengaja meluk aku tiba-tiba jantungku berdegub dengan kencang? Apa aku jatuh cinta sama Kesia?" , Ray ngomong sendiri sambil mengingat-ingat kejadian waktu pulang sekolah tadi sambil senyum-senyum enggak jelas. *apakah ini efek dari jatuh cinta reader?* "Aku punya akal . Apa aku samperin aja Kesia dirumahnya terus aku ajak dia main basket ditaman. Pastikan seru kalau sore-sore gini tanding basket apa lagi sama Kesia. Kali aja dia bias main." , gumam Ray yang mendapatkan ide cemerlang untuk mendekati Kesia. *hahaha emang modus* Ray pun pergi ke rumah Kesia sambil membawa bola basket.

{POV KESIA}
Dari balkon kamarnya saat Kesia sedang memainkan gitarnya, Kesia merasa ada yang memperhatikannya tetapi dia segera menepis perasaannya itu dan segera masuk ke kamarnya untuk mengambil earphone dan Mp3nya, lalu keluar kamar menyiram bunga di taman sambil mendengarkan lagu di Mp3nya lewat earphone. Saat asyik menyiram bunga, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namanya dari gerbang rumahnya. "Permisi... permisi... Kesia... Kesia... Kesia!" , panggil seseorang dari gerbang rumah Kesia dengan keras. "Siapa sih sore-sore begini bertamu ke rumah orang? Teriak-teriak lagi!" , gerutu Kesia mendengar teriakan orang yang memanggilnya itu. Kesia pun menuju ke depan untuk melihat siapa yang bertamu ke rumahnya sore-sore. "Siapa ya?" , Tanya Kesia sambil membuka gerbang rumahnya. "Aku Ray! Sorry tadi teriak-teriak? Habisnya dari tadi aku panggil enggak nyaut-nyaut siah hehehe......!" , jawab orang yang memanggil Kesia tadi, dan ternyata orang tersebut adalah Ray yang sedang membawa bola basket. "Ohh kamu Ray, aku kira siapa kok teriak-teriak. Enggak apa-apalah slow aja. Ohh ya ada apa kamu ke sini?" , jawab Kesia malu-malu, lalu menanyakan maksud kedatangan Ray ke rumahnya. "Ehh iya, aku kesini mau ngajak kamu main basket di taman dekat komplek sini. Kamu mau?" , tawar Ray kepada Kesia. "Basket??? *berfikir sejenak* Ok aku ikut! Tapi aku tutup pintu rumah dulu ya?" , ucap Kesia menyetujui dan meminta ijin untuk menutup pintu rumah dulu. "Ok, aku tunggu disini!" , ucap Ray menyetujui. Kesia pun sudah menutup pintu rumahnya dan segera menghampiri Ray yang sudah menunggunya. "Ayo!" , ucap Kesia semangat. "Sipp !" , ucap Ray sambil mengacungkan jempolnya. "Ehh... jangan lupa tutup dan kunci gerbangnya! Nanti takutnya ada yang masuk tanpa ijin!" , tambah Ray member saran pada Kesia. "Oh iya, aku lupa. Sudah selesai, ayo berangkat!" , ucap Kesia. Kesia dan Ray pun berjalan beriringan ke taman sambil Ray mendribel bola basketnya disepanjang jalan. Tidak ada percakapan antara keduanya, Ray sibuk mendribel bola basketnya sedangkan Kesia sibuk mendengarkan lagu dengan Mp3nya lewat earphonenya. Akhirnya mereka sudah sampai di lapangan basket yang ada di tengah-tengah taman. "Sudah sampai nih!" , ucap Ray membuka perbincangan. "Oh iya" , jawab Kesia sambil melepas earphonenya dan menaruhnya dikursi pinggir lapangan basket. "Kamu bisa main basket?" , Tanya Ray pada Kesia. "Ya bisalah, buat apa aku ikut kamu kesini kalau aku enggak bisa! Meskipun hanya bisa sedikit sihh hehehehe..... " , jawab Kesia dengan senyum yang manis. "DEG!!!" , jantung Ray seperti berhenti berdetak setela melihat Kesia tersenyum begitu manis kepadanya. "Ray...Ray... Ray..." , panggil Kesia sambil melambaikan tangannya didepan wajah Ray. "Eh eh iya, ada apa?" , ucap Ray tersadar dari lamunannya. "Gimana sih kamu Ray?" , Tanya Kesia dengan raut wajah kebingungan. "Ya ya sorry dong Tirza? Eh wajah kamu tambah cantik loh kalau bingung begitu?" , gombal Ray. "Apa'an sih Ray?" , jawab Kesia tersipu malu karena gombalan Ray. "Beneran loh kalau kamu itu cantik! Oh iya kamu panggil aku Anggerio aja jangan Ray!" , jawab Ray memberanikan diri. "Memangnya kenapa? Oh iya kenapa tadi panggil aku Tirza? Enggak biasanya gitu!" , Tanya Kesia semakin bingung. "Ya enggak apa-apa, biar ada panggilan yang berbeda aja dari teman-teman." , jelas Ray. "Oke deh Anggerio!" , ucap Kesia sambil mengacungkan jempol tangannya. "Sekarang kita tanding basket aja! Nanti yang mendapatkan skor paling banyak kemauannya harus dikabulkan! Gimana mau?" , tantang Ray. "Oke siapa takut!" , jawb Kesia menerima tantangan Ray dengan enteng. Permainan basket pun dimulai, beberapa saat Ray mendapatkan skor 10 dan Kesia mendapatkan skor 5. Permainan begitu sengit. Kesia mendribel bola untuk menghindar dari Ray, begitupun Ray, dia sibuk mengikuti gerakan Kesia untuk merebut bola tersebut. Kesia pandai mengolah bola, meliuk-liukkan bola bola agar tak diraih oleh Ray, namun tak sengaja saat Ray ingin merebut bola tersebut, ehh bukannya bola yang ia raih melainkan tubuh mungil Kesia, ya dia tak sengaja memeluk tubuh Kesia dari belakang. Seketika permainan berhenti. "Dag dig dug deg dog........" , itulah yang sedang Kesia dan Ray rasakan saat kejadian itu terjadi. Jantung mereka sama-sama berdegub begitu kencang. Lama mereka diam terpaku dengan posisi seperti itu, lalu Ray tersadar dan segera melepaskan tangannya dari tubuh mungil Kesia. "Eh sorry sorry aku tadi enggak sengaja! refleks hehehehe......." , ucap Ray cengar-cengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Iii...iyya gg...gaak aa...apa-apa kok Anggerio." , jawab Kesia gugup karena malu. "Tirza, yaudah kita lanjut aja permainannya!" , ajak Ray "Emm oke!" , jawab Kesia masih agak gugup. "Ya Tuhan mimpi apa aku tadi malem bisa ketemu cowok seganteng Anggerio, tadi juga pakek dipeluk dia lagi ? OH MY GOD, I LIKE FLY IN THE SKY ." , teriak senang Kesia dalam hati. Permainan pun dilanjutkan kembali. Skor terakhir permainan tersebut adalah Ray 20 dan Kesia 17. "Yes akhirnya aku menang." , sorak Ray. "Anggerio, kamu memang jago basket! Aku acungin jempol 4 dech!" , jawab Kesia sambil menunjukkan 2 jempol tangan dan 2 jempol kakanya. "Kamu juga jago basket kok! Oh ya sekarang kamu harus ngabulin permintaanku!" , ucap Ray mengingatkan perjanjian yang sebelumnya mereka buat. "Tenang aja, aku enggak lupa kok soal itu. Memangnya kamu mau minta apa sih ngger?" , ucap Kesia menanyakan permintaan Ray. "Emm.... *berpikir cukup lama* aku mau minta nomor hp kamu." , ucap Ray. "Ohh itu doang, aku kira'in apa'an. Nih 087806606***." , ucap Kesia enteng.Ray pun mencatat nomor hp Kesia didalam iphonenya. "Eiittssss...... enggak itu aja! Tunggu dulu! *sambil memberikan sesuatu yang dibungkus kotak* Nihh, kamu harus terima ini dari aku. Anggap aja ini hadiah diawal perjumpaan kita." , jelas Ray sambil menyerahkan kotak tersebut. "Apa'an nih isinya?" , ucap Kesia ingin membuka kotak tersebut "Eh eh eh jangan dibuka disini! Nanti enggak surprise dong? Kamu buka dirumah aja! Oh ya sudah sore nih, kita pulang yuk?" , ajak Ray untuk pulang karena hampir senja. "Oke, aku buka dirumah. Makasih ya? Yuk pulang!" , ucap Kesia. "Oke." , jawab Ray sambil mengambil bola basketnya lalu menghampiri Kesia dan pulang. Sesampainya di rumah Kesia. "Thanks ya Tirza, kamu sudah temani aku tanding basket tadi?" , ucap Ray. "Sama-sama Anggerio. Slow aja kalau sama aku, aku orangnya gak suka ribet kok!" , ucap Kesia tersenyum manis pada Ray. Tiba-tiba Ray mendekati wajah Kesia dan,dan mencium pipi kiri Kesia dan setelah itu Ray langsung lari pulang. "Bye Tirza manis." , teriak Ray yang sudah memasuki pagar rumahnya. Namun tidak dengan Kesia, dia masih diam terpaku memikirkan hal yang telah Ray lakukan padanya, pipi Kesia merah padam seperti kepiting rebus, jantungnya berdegub begitu begitu dan begitu kencang. Kesia masih tidak percaya kalau seorang Daniel Rayanggerio Prasetya mencium pipinya. Kesia pun segera lari memasuki rumahnya dengan senyuman yang tak pernah luntur dari raut mukanya. Kesia memasuki kamarnya dan melompat-lompat tidak jelas di spring badnya yang super empuk karena begitu gembiranya setelah dicium Ray. Lalu Kesia teringat dengan hadiah pemberian Ray, Kesia segera morogoh saku celananya dan membuka kotak tersebut. Ternyata kotak tersebut berisi sebuah cincin permata, kalung putihan berbandulkan bentuk love yang begitu indah dan sepucuk surat yang berwarna putih yang dilipat begitu kecil. Kesia mencoba memakai cincin permata itu di jari manisnya dan memakai kalung tersebut di lehernya, lalu Kesia bercermin di kaca melihat bayangan dirinya yang begitu sepadan dan begitu cantik jika barang pemberian Ray itu dia pakai. Lalu Kesia perlahan mulai membuka lipatan surat tersebut dan mulai membaca isinya.

Isi daripada surat tersebut adalah.....


penasarannn tunggu kelanjutan


1 hari bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang