Special Concerto Episode 06

985 51 21
                                    

Pagi harinya...
Aku, Yamaguchi Izano terbangun dari tidur dan mendapati Kurumi masih memelukku dengan erat.
Karena sinar mentari mulai menembus tirai jendela kamar, aku membangunkannya pelan.

"K-Kurumi... bangunlah... sudah pagi..."
"Nnggghh... Ummmm... Selamat pagi, Izano-kun..."

Setelah memberikan ucapan selamat pagi padaku, dia memelukku. T-Tunggu! Terlalu rapat! Dada! Dada!
Melihatku panik, Sensei yang sudah mengenakan seragam SMA Raizen tertawa disebelah Miku.

"Ahahahahaha! Masuk mode panik ya, Kiddo? Cepatlah mandi lalu sarapan. Kami menunggumu di bawah." ucap Sensei sambil keluar dari kamar ditemani Miku.
"Hnnngggghh!! T-Tunggu, sensei!" teriakku sambil mencoba melepaskan diri dari pelukan Kurumi.
"Oi, oi... Tidak perlu memaksakan diri begitu. Ini masih jam 6 kan? Nikmati saja dulu pelukan Kurumi. Hahahaha!" balas Sensei lalu menutup pintu.
"Terimakasih, Venzo-san..." imbuh Kurumi sebelum Sensei benar-benar menutup pintunya.
"Sama-sama, Kurumi. Nikmati pagimu, Kiddo. Hahahaha!" tambah Sensei sambil kembali tertawa melihat reaksiku saat dipeluk Kurumi lalu menutup pintu kamar rapat-rapat.

Selesai dengan adegan yang dimulai oleh Kurumi, aku buru-buru mandi dan menyelesaikan mengenakan pakaian secepat kilat lalu menuju meja makan. Kurumi juga sudah siap. Eh? Sejak kapan...?!

Beberapa hari berlalu, waktu yang kami habiskan di dunia anime entah terbuang berapa hari atau bahkan berapa minggu di dunia nyata. Tapi, benar-benar terasa cepat sekali disini. Yaitu kebahagiaan dan senyuman yang membuat dunia yang bisa dianggap khayal ini terasa cepat berputar.
Kulihat, disamping Sensei, Natsumi duduk bermanja-manja disamping Sensei. Yang pasti, membuat Izayoi Miku, kekasih sah Sensei mengeluarkan aura gelap. Sensei yang mendapat death-glare dari Miku hanya tertawa tidak jelas merasakannya.

"Ehem, Natsumi-san... Apa kau tidak terlalu dekat dengan Venzo-kun?" tanya Miku sambil tersenyum jahat pada Natsumi yang masih dalam mode dewasanya.
"Iya, memangnya kenapa?" balas Natsumi sambil menjulurkan lidahnya.
"Kau..." gumam Miku yang mulai kesal.
"Ada apa, Miku-san? Apa kau cemburu?" balas Natsumi sambil menatap tajam kearah Miku.

Dari tatapan tajam mereka berdua, tercipta kilatan-kilatan kecil diantara mereka. Waduh! Sepertinya mereka berdua menakutkan!

Karena merasa terpojok, Sensei langsung menyelesaikan sarapannya dengan cepat lalu buru-buru meninggalkan tempat.

"Terimakasih makanannya, aku berangkat dulu, dah!"

WUSH!

Secepat kilat Sensei menghilang, Miku pun terdengar berteriak kesal.

"Venzo-kuuuuuun!!!"


Beberapa puluh menit kemudian...

Setelah kami sampai di SMA Raizen, kami meletakkan tas bawaan kami di bangku meja kami, dan Natsumi mulai memperkenalkan diri sebagai murid baru karena rekomendasi dari tim Ratatoskr.
Tapi, aku tak melihat kehadiran Sensei di kelas. Kemana ya dia?
Aku pun mencoba menanyai Tonomachi yang sudah sampai lebih dulu.

"Tonomachi-san, apa kau melihat Venzo-sensei?"

Dia menghentikan acaranya memainkan ponsel dan menjawab pertanyaanku.

"Hmmm? Venzo si Raja Harem itu? Dia sedang ada di ruang musik. Memangnya kau tidak diajak berlatih ya? Festival kan kurang 2 hari lagi."
"Hareeeee???"

Aku terkejut dengan jawaban Tonomachi. Dasar Sensei! Berangkat sendiri tanpa memberitahu!
Setelah meminta ijin pada Tamae-sensei, aku bergegas menuju ke ruang musik diikuti oleh Kurumi dan juga Miku-san.

Sesampainya di ruang musik, kulihat Shido juga sudah ada disana dengan berlatih sebagai DJ dengan satu set alat mixer didepannya ditemani Sensei yang sedang nge-rap diiringi musik Remix yang dimainkan Shido.
Melihat kami sudah datang, Sensei menghentikan rappingnya lalu melambaikan tangannya kearah kami.

"Oi, Izano, kemarilah. Saatnya latihan. Miku, Kurumi, kalian juga ya?"

Kami pun bergegas berkumpul di tempat Sensei dan Shido berlatih. Sensei memberikan microphone pada kami sambil menyampaikan sesuatu.

"Izano, tugasmu kali ini berlatih sepertiku, rapping. Sementara itu, Miku dan Kurumi hanya perlu berlatih mempelajari lagu yang akan kita tampilkan nanti di bagian sang gadis menyanyi."
"Lalu, lagunya seperti apa, Sensei?"
"Oiya, ini dia lagunya!"

Sensei duduk sambil mengaktifkan MP3nya, kami juga ikut duduk disebelahnya sambil mempertajam pendengaran kami untuk menghafal lirik dan tempo lagu tersebut.

30 menit kemudian...

Setelah cukup menghafal tempo, giliran, dan kata-kata yang dinyanyikan, akhirnya Miku-san berdiri dan berseru pada Sensei.

"Venzo-kun, aku siap!!"
"Hooo? Baiklah, kita bersiap sekarang!"

Balasan Sensei pada Miku-san membuatku dan Kurumi yang belum terlalu siap memprotes ajakanku.

"Heeee?? Sensei curang!"
"Benar sekali, kau kan sudah hafal, Venzo-kun!"

Sensei berdiri, berkacak pinggang sambil melotot kearahku dan Kurumi.

"Yah, kalau begitu, sisanya kalian pelajari berdua. Khukhukhu..."

Sensei pun beranjak meninggalkan kami sambil mengajakku dan Shido.

"Ayo, Miku, Shido, kita tinggalkan dulu selagi mereka berkonsentrasi menghafal liriknya."

Setelah mengisyaratkan sesuatu padaku, Sensei pergi disusul Miku dan Shido yang melepas headphones.

"Venzo, tunggu!"

CLICK!

Suara pintu ruangan musik tertutup terdengar jelas. Kini, di dalam ruangan musik, tinggal aku dan Kurumi yang tersisa. Aduh! Bagaimana ini?! Aku takut terjadi hal-hal tidak beres! Lagipula, ini area sekolah! Mana bisa aku melakukan adegan-adegan tidak senonoh disini?! Kalau tertangkap basah, habislah aku!

"Nee, Izano-kun..."
"A-Ada apa, Kurumi?"

Suasana terlihat sangat sepi. Aku tidak bisa menahannya... Bagaimana ini?
Aku didekati Kurumi yang terlihat seperti akan melakukan sesuatu padaku.

"I-Izano-kun..."

GLEK!

Tiba-tiba, sebuah dimensi gelap muncul, dan sesuatu keluar dari dimensi tersebut... Kurumi?! Tidak mungkin!

"Sudah saatnya pulang, bagian diriku yang lemah..."

Dia melangkah kearah kami. Aura hitam yang kuat menyeruak dari sekitar Kurumi mode spirit itu. Jangan-jangan...

"Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu!"

Aku mencegah Kurumi asli mengambil bagiannya yang bersama denganku sekarang dengan berdiri didepan Kurumi yang selalu bersamaku. Aku tidak akan memberikan Kurumi ini padamu sedikitpun!

ZAP! CLASH!

Kurumi menyerangku dengan kecepatan tinggi. Untung saja aku memasang perisai tak terlihat di sekitar tubuhku dan tubuh Kurumi disebelahku. Jadi ini yang membuat Kurumi disebelahku takut?!

"Cih, perisai tak terlihat... Terserahlah. Aku akan menghancurkannya!"

DOR DOR DOR!

Beberapa peluru mulai dilepaskan dari 2 senapan kesayangan Kurumi.

CLASH!

Peluru tersebut menembus perisaiku, memecahkannya dan mengenai tubuhku.

"Ugh! Kenapa bisa...?"
"Aku menghisap waktu perisaimu, jadi perisai tersebut tidak ada gunanya... fufufufufu~"

Seolah dia menang, aku mulai kehilangan keseimbangan tubuhku karena peluru-peluru tersebut mulai mempengaruhi tubuhku dengan aura yang ada didalamnya. Aku lengah... Sensei...

Kurumi yang asli akhirnya memperdekat jaraknya denganku dan Kurumi disebelahku, lalu mengacungkan kedua senjatanya kearah kepalaku dan Kurumi yang lain.

"Sampai jumpa, Izano-kun. Kau tak berguna lagi~"

Tanpa diduga...

WUSH! JDAR!

Sebuah tombak hitam melesat cepat dan menghantam lokasi kami, membuat Kurumi langsung berpindah tempat.

"Siapa bilang muridku tidak berguna, hm?"

Sensei muncul dari atas langit dengan Fallen Angel Form miliknya. Tanda dia benar-benar serius.

"Hoo? Ini yang aku tunggu-tunggu... Venzo-san... Apa kau mencoba membunuhku?"

Dengan santai Sensei mencabut tombak hitamnya sambil membalas pertanyaan Kurumi yang asli.

"Aku kan sudah bilang dari awal. Biarkan pria yang menyukaimu saja yang membereskan."
"Hmm? Meskipun kekasihmu ada ditanganku?"

Kurumi asli menarik sesuatu dari dimensi gelap ciptaannya, dan muncullah Miku didalamnya yang terikat aura gelap dari Kurumi.

"Mmmmm! Nnnnggg!"
"Tsk! Beraninya kau... apa kau tidak menyadari betapa jauhnya kekuatanmu dengan kekuatanku, hah?!"

Sensei mulai mengeluarkan aura hitam yang lebih kuat. Sensei! Jangan bunuh dia!

"Oh, maaf~ Mungkin aku perlu sedikit pancingan lagi ya?"

Kurumi yang asli memunculkan pisau ditangannya, lalu digoresnya leher Miku hingga mengeluarkan darah. Aura gelap yang mengikat mulutnya terlepas.

"Ahhh! Tidak! Sakiiiiit!"

Mendengar erangan Miku yang menerima sayatan pisau dilehernya, Sensei mulai menambah aura hitamnya, dan kali ini terlihat aura merah mulai menyelubungi aura hitamnya dan bersinkronisasi.

"Aku akan melemahkannya, Izano. Sisanya kuserahkan padamu..."
"Eits! Tidak semudah itu, dewa terkuat~"

Kurumi memunculkan kembali pistol kesayangannya dan menembakkan beberapa peluru kearah Sensei.

Tak disangka, malah aura Sensei terhisap dan berpindah pada Kurumi saat Kurumi menembak dirinya sendiri.
Kini, Kurumi mode Spirit memiliki kekuatan Sensei.

"Mode ini hanya berpengaruh padaku selama 30 detik, jadi aku tidak akan berlama-lama untuk membunuh kalian semua yang menggangguku..."

Namun, dengan santainya, Sensei tertawa dingin.

"Heh, HAHAHAHAHAHA!!! Memangnya kau tahu apa yang kau ambil barusan? Itu hanyalah sebagian kekuatan yang kudapat dari para penghuni neraka, jadi, itu bukan kekuatan asliku..."
"Diam! Aku sudah mendapatkan kekuatan dari dewa! Jadi, bersiaplah!"

Saat Kurumi akan memulai sebuah serangan besar, yaitu memunculkan bola penghisap, Sensei mengaktifkan auranya kembali. Kali ini, berbeda? Warna aura biru! Apakah ini...?




Lost In Anime World Season 1 (Date A Live) + Special ConcertoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang