Lost In Anime World Season 1 (Date A Live) + Special Concerto

Special Concerto Episode 04

Ehem, ehem... (Narator keselek microphone)

Malam ini, aku, Ryuichi Venzo, dan juga Izano, mungkin tidak akan bisa tidur, dikarenakan... banyak loli yang tidur disekitarku sekarang.

Aku yang masih bersila sambil berpikir pun hanya bisa mengeluh.

"Oi, kenapa semuanya ada disini ?"

Masih dalam mode Loli karena pengaruh kekuatan Natsumi, semua yang ada disekitarku hanya menjawab.

"Memangnya tidak boleh ya, Onii-chan ?"

Oi, oi, kalian ini yang dipaksa menjadi loli, kenapa kalian bertingkah seperti loli ? -_- Buset, apa aku akan menjadi babysitter sampai aku menemukan Natsumi ?

Seperti membaca pikiranku, Reine mode loli pun menjelaskan.

"Ehem, dalam situasi seperti ini, kita harus mampu beradaptasi dengan keadaan yang ada. Jika tidak, maka kegiatan sekitar akan berubah drastis."

Izano yang masih tersenyum sambil membelai kepala Kurumi yang bermanja-manja dipangkuannya seperti kucing juga ikut menjawab.

"Yah, sekali-sekali tidak apa-apa kan, Sensei ? Toh, kita akan segera menemukan Natsumi. Dengan situasi seperti ini, Kurumi tidak terlalu ganas. Jadi... yah... keadaan sedikit aman. Lagipula, ini kan keinginan Sensei."

Karena mendengar jawabannya, dengan cepat kepalanku mendarat mulus di kepala Izano.

BLETAK !

"Aw, kenapa kau memukulku, Sensei ?"

"Itu untuk lidahmu yang keceplosan."

Menyadari ucapan Izano barusan, Miku, Kotori, Yamai bersaudara, dan Yoshino kemudian bertanya padaku secara bersamaan.

"Benarkah itu, Onii-chan ?"

"Onii-chan lagi-lagi. Baiklah... Besok kita akan mulai mencari Natsumi disekitar kota."

Izano dengan cepat menjawab pernyataanku yang terkesan menghindar.

"Oh, yang benar ? Kulihat Sensei seperti menahan sesuatu..."

"Hah ? Apa yang harus kutahan ?"

Yah, memang sedikit terlihat bahwa aku memang sedang menahan sesuatu...

Aku rentan terhadap serangan loliiiiiiiiiiii !!!!! Ah, sial !!

Tiba-tiba, Miku menarik-narik lenganku, sepertinya dia menahan sesuatu.

"O-Onii-chan..."

"Ada apa, Miku ?"

"Aku... ingin ke toilet..."

"Oh, silahkan..."

Tapi dia tetap menarik-narik lenganku dengan muka memerah.