1

2.8K 266 12
                                    

Hai! Ini chapter pertama kita langsung add to Reading list ya :))

***

"Stop!" Aku berteriak.

"Jika aku sudah di Bumi, apa yang harus aku lakukan? Hanya berkeliaran seperti orang bodoh melihat manusia berjalan?" Sambungku.

"Ashlyn, kau ini Malaikat Pembawa Kegembiraan. Jadi, kau harus bisa membuat manusia merasa bahagia." Jawab ibuku.

Ya, kalian harus tahu bahwa ibuku seorang Malaikat Pintu Bumi. Jadi, ia yang akan membawaku ke bumi nanti. Entahlah, aku juga bingung mengapa ini semua sangat rumit.

"Setahuku, manusia sudah bergembira dan terlihat senang-senang saja, Bu. Dan juga jika aku di Bumi, bagaimana aku bisa membantu manusia jika sayap putih ini masih melekat pada tubuhku?" Balasku, sambil melihat ke belakang tubuhku.

"Oh iya, Ibu lupa. Jika kau sudah berada di Bumi, kau akan berubah menjadi manusia pribumi yang kau lihat selama ini dan sayapmu juga akan menghilang selama di Bumi. Jadi, bayangkan saja ini liburan yang panjang bagimu sayang." Perkataan ibuku hanya bisa membuat mulut ku membulat.

Saat aku sudah berbalik arah dari hadapan ibuku, seseorang menepuk pundakku. Reflek, aku memutarkan tubuhku 180°. "Apa lagi yang kurang bu?" Tanyaku malas.

"Siapakan dirimu. Hari ini juga kau harus turun ke Bumi." Perkataan dari mulut ibuku langsung membuatku membulatkan mata. "Mom!!! " Teriakku.

"Tidak boleh dibantah, ini tugasmu. Ingat itu dipikiranmu." Balas ibuku dengan tegas. Aku hanya bisa pasrah menerima tugas ini karena ini takdirku dilahirkan menjadi malaikat, dan aku hanya bisa berharap jika manusia pribumi bersikap yang benar dan baik.

Setelah itu, aku mengucapkan salam selamat tinggal kepada teman-temanku di Skyland, dan tentunya kepada kakak laki-laki ku satu-satunya. Dialah yang selalu menjagaku selama aku masih kecil sampai saat ini. Karena kalian harus tahu bahwa ibuku sibuk dengan tugasnya sehingga tidak bisa merawat ku dari kecil. Tapi aku sudah bisa memaklumi itu.

"Bye, Jack, jangan lupakan aku ya!" Teriaku. Ia mengangkat kedua ibu jari nya kepadaku seakan memberiku semangat. Aku tersenyum dan langsung berlari menuju ibuku yang sudah menungguku untuk turun ke Bumi.

Aku menggengam erat tangan ibuku. Sungguh, sebenarnya aku tidak ingin meninggalkan Skyland. Aku masih ingin bersama keluargaku dan sahabatku. Aku masih ingin menghirup udara segar Skyland setiap hari. Akankah Bumi lebih menyenangkan dari Skyland?

Aku menoleh kepada ibuku,raut wajahnya nya terlihat sedih seakan enggan juga melepaskan anak perempuan satu-satunya. Aku tahu ada rasa penyesalan di dalam hati nya yang tidak mungkin ia katakan kepadaku secara langsung,tapi ini semua sudah menjadi kewajibanku toh? Ibu sendiri yang bilang kepadaku tadi.

"Hey, Mom. Jika kau merindukan ku, kau bisa lihat dari atas sini. Aku janji, tidak akan menjadi anak yang nakal di Bumi." Candaku,mencairkan suasana. Ia menolehkan mukanya,menatapku lalu tersenyum bangga kepadaku. "Kau ini mau pergi tapi masih saja bercanda yang tidak benar." Sindir ibuku.

Saat semua sudah siap, aku langsung memejamkan mataku dan menarik nafas sedalam-dalam nya. "I'm ready." Jawabku dalam hati.

Dan setelah itu, semuanya menjadi gelap. Hanya saja ada satu titik cahaya di ujung,yang sudah kupastikan itu adalah pintu masuk ke bumi. Aku terus berlari mengejar cahaya itu. Setelah berhasil masuk, semuanya kembali menjadi putih. Apakah ini Bumi?,Aku sudah tiba di Bumi?

                                ***

Saat aku terbangun,aku merasa sakit di daerah pergelangan kakiku,rasanya sangat berat hanya untuk digerakkan. Begitu juga dengan kedua tanganku. Entahlah,aku layaknya seperti orang lumpuh saat ini.

CHANGES|h.s|Where stories live. Discover now