-
"Tingkahmu seperti anak kecil,"Aku menjulurkan lidahku dan meledeknya. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan menahan senyumannya. Lesung pipinya terlihat.
Tak lama kemudian, kami sampai disebuah gedung yang sangat besar. Aku dan Harry keluar. Tiba-tiba, cahaya-cahaya flash mengenai muka kami berdua. "Harry, aku takut." Desisku pada Harry dan memegang baju Harry. Sepertinya ia menyadarinya.
Ia langsung melepaskan tuxedonya dan menutupi wajahku dengan itu. Aku dibawa ke dalam gedung itu dan kami langsung masuk kedalam kaca yang sebelumnya aku naiki.
"Terimakasih, Harry." Ia mengganguk.
***
Setelah sampai, kami disambut oleh 4 pria yang sebelumnya aku temui. Dan tiba-tiba saja, Harry menghilang dari penglihatan ku.
"Hey, apakah kau Ashlyn?" Aku menoleh kebelakang dan mendapati seorang pria berwajah ketimuran dengan mata hazel dan rambut berjambul.
"Uh, ya." Aku menggaruk tengukku yang tak gatal sama sekali.
"Sedang apa kau disini?" Ujar lelaki blonde itu sambil melihatku sinis. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Harry juga menghilang entah kemana. Sebenarnya, mereka itu siapa?
"Well, sepertinya kami sudah dipanggil untuk interview." Ujar pria botak itu dan akhirnya aku ditinggal sendirian ditempat ini. Aku tak tahu aku dimana sekarang. Yang jelas, aku menemukan benda yang empuk. Aku langsung mendaratkan bokongku disitu. Dan terlelap dalam tidur.
Normal POV.
Selama Ashlyn tertidur, ternyata Harry meninggalkannya untuk interview. Selama menjalani interview, Harry tidak fokus karena ia tadi tiba-tiba meninggalkan Ashlyn sendirian.
"Dan Harry, apa benar jika kau mempunyai kekasih baru?" Ujar perempuan narasumber itu.
"Hmm, tidak."
"Oke, lalu siapa wanita itu?"
"Wanita?" Tanya Harry.
"Perempuan yang bersamamu saat kau datang kesini."
"Ah itu, namanya Ashlyn dia temanku." Disertai senyuman khas Harry. Selesai interview, Harry bergegas untuk mencari Ashlyn. Ia memasuki ruang make over dan mendapati Zayn.
"Zayn! Kau melihat Ashlyn?"
"Yeah, tadi aku sempat berbincang-bincang dengannya. Dia manis juga." Harry memberi tatapan tak suka kepada Zayn. Zayn hanya terkekeh geli. Karena Zayn tidak mungkin mengambil Ashlyn darinya, sedangkan ia sudah mempunyai Perrie.
"Aku tidak menyuruhmu bercerita." Zayn terkekeh. "Calm down mate, ia berada di ruanganmu."
Harry langsung keluar dan menuju ruangannya. Ia mendapati Ashlyn yang sudah bangun, sedang duduk dan memainkan makeup milik Lou. Harry langsung memfotonya tanpa disadari oleh Ashlyn.
Ashlyn langsung melempar pandangannya kearah pintu karena mendengar suara pintu terbuka, Harry melihat Ashlyn dengan lutut yang sedang dicoret dengan lipstick yang tergeletak di meja membuat ia menggelengkan kepalanya.
"Kau selalu datang tiba-tiba." Ujar Ashlyn sambil menaruh lipstick yang ia mainkan dan mengambil tissue.
"Kau sedang apa, bodoh?" Ashlyn menoleh kearah Harry yang berjalan dan duduk disebelahnya.
"Aku bosan, aku tak tahu harus kemana. Kau tidak ada, yasudah aku memainkan apa yang aku lihat saja." Perkataan Ashlyn membuat Harry tersenyum tipis dan ia mengambil ponselnya. Ashlyn sudah dibelikan ponsel oleh Harry. Namun tidak ia pakai. Ia tak tahu bagaimana caranya.
YOU ARE READING
CHANGES|h.s|
Fanfiction"Im only human and my life is full of sins, she is an angel her life is full of something holy. We never meant to meet each other" - H.S Written in Bahasa.