Goodbye

464 21 7
                                    

Alvaro mengerjapkan matanya perlahan. Dilihatnya seorang perempuan sedang membelakanginya dan menatap ke arah jendela sambil mendekap kedua tangannya. Sejujurnya Alvaro kecewa mengenali perempuan itu bukanlah orang yang dia harapkan akan menunggunya. Tanpa sadar Alvaro mengerang karena tiba-tiba merasakan sakit pada kepalanya.

Vanessa yang mendengar suara erangan itu pun langsung berbalik dan menghampiri Alvaro dengan panik.

"Al, kau sudah sadar? Apa yang sakit?" tanyanya khawatir.

Alvaro memijat pelipis yang ternyata diperban itu dengan pelan. Dia pun menggeleng dan memaksakan diri untuk tersenyum.

"Kemana Bianca?" tanya Alvaro yang tidak bisa menutup rasa penasarannya karena tak mendapati perempuan itu di ruangan ini.

Vanessa menarik napas panjang lalu mengangkat bahunya sebagai jawaban atas pertanyaan sahabatnya itu.

"Sudah berapa lama aku tidak sadar?"

"Belum sehari."

Alvaro menarik napas lega.

"Kenapa Bianca tidak ke sini?"

Vanessa mulai jengkel dengan pertanyaan Alvaro yang menanyakan Bianca terus. Apakah dengan kehadiran dirinya saja tidak cukup?

"Aku tidak tahu, dan untuk apa kau mencarinya jelas-jelas aku yang menemanimu di sini."

Alvaro tertegun mendengar nada ketus dari Vanessa. Terang-terangan perempuan itu tidak suka dengan apa yang dikatakannya. Bianca. Sebenarnya kemana wanitanya pergi selama dia tidak sadarkan diri? Apakah dia baik-baik saja?

"Mungkin dia tidak peduli padamu lagi, Al."

"Dia sepertinya telah salah paham."

"Salah paham?"

"Ya, mungkin dia mendengar apa yang kita bicarakan di studio."

Vanessa menaikkan alisnya sebelah. "Dan apa maksudmu dengan salah paham?"

Alvaro menarik napas panjang lalu mengembuskannya dengan pelan. Ternyata bukan Bianca saja yang salah paham, bahkan Vanessa pun salah paham mengenai apa yang dikatakannya ketika itu.

"Vanessa, aku....."

"Panggil aku Nessy!" seru Vanessa memotong perkataan Alvaro.

"Nessy, aku dulu memang pernah menyayangimu lebih dari sahabat. Katakanlah aku mencintaimu."

"Ya, aku tahu dan maafkan aku karena baru......"

"Aku belum selesai," potong Alvaro tegas. "Tapi itu dulu. Sekarang aku sudah menemukan perempuan yang benar-benar aku cintai dan itu Bianca."

Vanessa menggeleng-gelenggkan kepalanya, tak percaya dengan apa yang diucapkan Alvaro. Kenapa di saat dia menyadari perasaannya, Alvaro malah telah mencintai orang lain? Apakah ini hukuman untuknya karena dulu dia tidak menyadari perasaan Alvaro padanya?

"Lagipula kau sudah memiliki Devan," ucap Alvaro.

"Aku tidak tahu perasaan Devan bagaimana sekarang padaku," isak Vanessa. Kini air matanya telah mengalir tanpa terasa.

"Apa maksudmu?"

"Devan sudah mengingat semuanya."

Alvaro tertegun mendengar kenyataan yang tak pernah terpikirkan olehnya. Hal itu memang mungkin saja terjadi, tapi dia tidak sangka akan terjadi sekarang.

Alvaro terperanjat kaget ketika Vanessa tiba-tiba memeluknya.

"Nessy..."

"Biarkan seperti ini sebentar saja," pinta Vanessa dengan lirih. Alvaro pun menurut dan membalas pelukan sahabatnya itu.

Broken Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang