Fall in Love

19.3K 721 1
                                    

Pagi ini Zee bangun dengan hati gembira. Hari ini Arla akan pulang dari perjalanan dinasnya. Jam di nakas menunjukkan pukul 8 tepat. Ia segera bersiap untuk menjemput Arla. Dress kembang bermotif bunga dan kitten heels warna senada menjadi andalannya pagi ini. Sama seperti hatinya yang sedang berbunga-bunga untuk menjemput Arla dan menceritakan semua kejadian di cafe kemaren.

Tepat pukul sembilan Zee sudah sampai di bandara. Ia segera berlari kecil menuju pintu kedatangan dan menunggu Arla. Lima belas menit berselang, akhirnya yang ditunggu menampakkan batang hidungnya.
"Arla! Disini." Pekik Zee seraya melambaikan tangannya.

Arla yang langsung menangkap gerakan Zee, segera menghapiri sahabatnya tersebut dan memeluknya.

"La, gue kangen banget sama lo. Berasa setahun tau gak, nungguin lo pulang." Rengeknya melepas rindu dengan Arla.

"Lebay lo, baru juga gue tinggal seminggu uda kangen aja, apa lagi kalo gue tinggal nikah ntar hahaha. Ia, gue juga kangen banget sama lo." Balas Arla.

Mereka berjalan menuju parkiran dan menuju ke mobil. Setelah keluar dari area bandara, Zee memilih jalan tanpa hambatan untuk segera mengantar Arla ke apartemen. Arla pun membuka cerita selama mereka di jalan.

"Jadi, gimana keadaan cafe? Lancar?" Tanya nya.

"Alhamdulillah lancar. Semua aman terkendali kecuali kemaren." Jawab Zee.

"Kemaren kenapa? Ada masalah?" Tanya Arla dan bersiap untuk mendengar curhatan Zee.

"Jadi kemaren itu sebenarnya sih aman-aman aja. Sampe waktu jam makan siang, si Weni lagi nge serve pesenan pelanggan. Trus Ada pelanggan lain yang nyenggol tangannya sampe pesenan kopi si pelanggan ini tumpah ke berkas-berkas penting orang itu." Jawabnya tanpa henti.

"Dia ini ternyata lagi meeting sama client nya. Uda mau sign contract tapi akhirnya client nya pending kontraknya itu. Ya dia gak terima. Berasa dirugiin gara-gara berkas-berkasnya ketumpahan kopi. Trus dia ngamuk-ngamuk marah-marah gitu ke Weni. Trus suruh Weni manggil gue."

Arla mendengarkan dengen serius, sambil sesekali mengangguk menanggapi cerita Zee.

"Trus gue turun, liat mukanya udah gak nyantai banget, teriak-teriak suruh gue buat mecat si Weni. Akhirnya gue ajak aja dia ke ruangan." Lanjutnya.

"Trus-trus, lo kenalan gak sama dia? Pasti masih muda ya? Cakep?" Berondong Arla.

"Elaah La, mana sempet gue kenalan-kenalan gitu. Orang dianya masih marah-marah dengan muka gak nyantainya itu." Ucap Zee.

"Lanjut?" Sela Arla.

"Ya gue juga tau, gue sadar, pelanggan adalah raja. Dan mungkin ini client yang dia incar. Jadi, sebagai permintaan maaf, gue kasi dia voucher lunch di cafe sebulan." Ucapnya ragu.

"Whaatt???!! Sebulan?? Lo gak salah ? Toh, kalopun cuma kertas kontrak bisa di print ulang kali Zee." Balas Arla menanpakkan wajah terkejutnya.

"Ya gue cuma gak mau ambil ribet lah, ya lagian dia kayak nya orang sibuk. Gak mungkin kan rasanya kalo dia nyempet-nyempetin banget cuma buat makan siang doang." Balasnya.

"Kalo emang dia ke cafe buat meeting, berarti dia atasan dong dikantornya. Yang namanya atasan juga bisa suka-suka dia masuk atau gak ke kantor." Arla tak mau kalah.

"Duuh, udah deh La. Kenapa kita jadi bahas itu orang? Yang pentingkan masalahnya udah kelar. Ya, syukur-syukur dia gak dateng tiap hari. Bisa rugi banyak gue. Hahaha." Tukas Zee

"Ehh, tapi gue masi penasaran deh Zee. Orangnya cakep gak sih? Masih muda? Apa uda bapak-bapak? Hahaha." Tanya nya sembari tertawa.

"Hmm, kalo tampang dia oke sih. Masih muda juga." Jawab Zee datar.

"Bisa kali Zee buat jadi gebetan. Uda cakep, muda, mapan pula."

"Gila lo La, lo mau jadiin dia gebetan? Trus Arkan mau lo kemanain?" Pekik Zee tak nyambung.

"Zee, Zee, lo lemot apa oon? Ya buat lo lah. Secara lo doang yang masih jomblo. Mas Atta aja udah mau nikah. Eh, lo nya masih nyantai-nyatai aja. Inget umur neng.."Arla mulai menceramahi Zee. Ia tau kalau sebentar lagi Mas Atta akan menikah. Lalu mulai terganggu dengan permintaan bunda akan dirinya.

Tidak, bunda tidak memintanya untuk menjadi pagar ayu ataupun ikut membantu mengurus semua proses acara Mas Atta. Tapi lebih parah dari itu. Bunda memberinya ultimatum agar saat pernikahan Mas Atta, ia sudah menggandeng seorang lelaki. Yaa, setidaknya sebagai pacar. Dan itu yang membuat Zee sedikit tertekan atas permintaan bunda.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Akhirnya part ini kelar. Sempet stuck gatau mau nulis apa.
Siap-siap buat konflik yaaaa...
Sebenernya aku tak terlalu suka konflik yang gimana-gimana. Tapi, liat aka ntar. Mudah-mudahan pada suka ya..

Aku makasi banget sama readers yang uda menghargai usaha aku buat nge vote dan comment. Stay with me ya.. Hehehe

Di mulmed ada cast nya Arla. Ayoo cakepan mana Arla ato Zee? ❤

Keep vote and comment yaa.. Thank you..

Will Be Happy Ending (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang