Sedari tadi aku sudah memasukkan baju-bajuku ke dalam koper. Tak lupa topi, kaca mata dan tas make up ku masukkan ke dalam koper. Aku di bantu Arla untuk membereskan semuanya. Maklum, jika hanya aku yang menyiapkannya, liburan dua hari akan seperti lima hari karena banyaknya baju yang akan aku bawa. Waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Aku bersiap untuk pergi besok pagi.
Lagu kesukaanku mengalun indah dari ponsel tipisku. Aku pun segera mengangkatnya.
"Hallo." Telfon dari Ardhan.
"Hallo yang, kamu sudah packing?" Ucapnya disana.
"Sudah kok, dibantuin Arla tadi. Makanya cepet."
"OK deh, besok jangan telat ya. Aku jemput jam setengah enam."
"Siap bos. Aku tidur dulu. Good night."
"Nighty note honey." Sambungan terputus, aku segera beranjak ke atas tempat tidur. Mencari posisi ternyaman dan melelapkan diri diatasnya.
***************
Tok..Tok..Tok..
"Zee bangun. Udah jam lima, nanti telat." Terdengar suara ketukan pintu, dan Arla yang membangunkanku. Aku segera duduk di pinggiran tempat tidur, dan melirik ke arah jam.
"Iya La, gw sudah bangun." Sahutku.
Dengan mataku yang masih mengantuk, aku segera berjalan menuju walk closet dan mengambil wudhu. Sholat subuh, dan mandi. Pukul 5.20 WIB semua barang-barangku sudah berada di dekat pintu. Aku pun mengambil roti yang sudah disiapkan Arla untuk sarapan.
Bunyi bel terdengar dari luar. "Gw aja yang buka. Lo sarapan dulu." Arla segera menuju pintu dan memastikan siapa yang datang.
"Zee, Ardhan ni." Teriaknya dari pintu depan.
"Masuk dulu, Zee lagi sarapan. Lo udah sarapan? Bareng aja sekalian."
"Gw udah Sarapan La, gw tunggu di sini aja."
Tak lama akupun menghampiri Ardhan yang sudah menunggu manis di ruang tamu.
"Yuk! Berangkat." Aku segera berjalan kearah Arla dan memeluknya.
"Gw berangkat ya La. Hati-hati dirumah. Jangan kangen gw." Ucapku terkekeh.
"Gak bakal gw kangen lo. Gw kangen oleh-oleh dari lo aja."
"Elaah, belum juga keluar rumah, udah dipalakin aja." Ucapku ketus.
"Yaudah La, kita berangkat ya."
"Hati-hati. Jangan sampe ilang tu anak ya Dhan. Hahaha"
Kami segera menuju basement, dimana supir Ardhan sudah menunggu kami. Ardhan segera meletakkan koperku di bagasi belakang dan masuk ke mobil dari pintu kanan.
Setibanya di bandara, Ardhan segera check in dan aku menunggunya di belakang antrian. Setelah selesai kami segera menuju lounge dan menunggu waktu penerbangan kami. Masih setengah jam lagi waktu penerbangan. Akupun sibuk menghabiskan waktu dengan bermacam cara. Membuka semua aplikasi sosial media, bahkan selfie. Sesekali aku mengajak Ardhan selfie. Ternyata dia narsis juga.
Keberangkatan kami pun tiba. Setelah melalui pengecekan, kamu pun segera menuju pesawat. Dan untung saja kami mendapatkan tempat paling pinggir. Aku meminta pada Ardhan agar aku duduk dipinggir, agar dapat melihat keluar selama perjalanan.
Pesawat sudah berada diatas awan. Salah satu yang paling ku senangi ketika berada dipesawat adalah melihat indahnya kota dari atasan langit. It's a beautiful view. Aku duduk dengan nyaman dengan lengan Ardhan yang menjadi bantal dikepalaku. Kami sama-sama mendengarkan musik dengan salah satu headset di sebelah telinga kami. Aku sangat menikmati perjalanan ke Bali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Be Happy Ending (Revisi)
General FictionZeevanya Diandra seorang gadis muda cantik yang masih terbayangi oleh kepergian sahabat sekaligus cinta pertamanya Leon Deannova. Hingga suatu ketika secara tidak sengaja ia bertemu seorang lelaki tampan dan mapan. Dia adalah Ardhana Wirya Kusuma se...