Be Mine?

15.3K 558 0
                                    

Seminggu lebih aku mengenalnya, mungkin ini saatnya aku akan mencoba menyatakan perasaanku. Terlalu cepat memang. Tapi jika tidak start duluan, maka aku takkan mampu melihatnya dimiliki orang lain.

Kami telah sampai di salah satu resto. Suasana nyaman, dengan pondok-pondok apung di pinggiran danau buatan. Ini adalah salah satu tempat favoritku. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah kami. Ku lihat beberapa helai rambut Zee beterbangan diterpa angin. 'Ya Tuhan dia sungguh cantik.' Pikirku dalam hati.

Aku melihatnya makan dengan lahap. Ketika beberapa perempuan akan makan dengan jaimnya di depanku, tetapi tidak dengan Zee. Bahkan ia tidak sungkan untuk makan banyak, ataupun memakan apa sama yang ia sukai. Entahlah, rasanya aku takkan bisa berpaling dari nya.

"Ardhan! Helloooo.." Ucapnya sambil mengibas-ngibaskan tangan kirinya di depanku. "Itu di makan. Ngeliatin aku gak bakal kenyang kamu nya." Lanjutnya dengan percaya diri.

"Eh iya, aku makan kok." Ucapku saat tersadar dari lamunan.

Selama makan kami memang tidak banyak berbicara. Mungkin Karena Zee sudah terlalu lapar saat kami tiba disini.

Jujur, aku memilih tempat ini bukan hanya dengan tujuan makan siang biasa. Entahlah, mungkin aku benar-benar gila. Gila karena nya. Maafkan aku yang tiba-tiba jadi dangdut begini. Aku ingin mengungkapkan perasanku padanya saat ini. Aku rasa ini tempat yang tepat. Karena selain resto nya berada di pinggir danau buatan, disini juga ada kebun bunga. Cukup romatis untuk mengungkapkan cinta, aku rasa.

Kini kami berjalan menuju taman bunga. Tidak terlalu jauh, dan aku yakin dia akan suka tempat ini. Ini hanya spekulasi ku saja. Karna yang aku tau, perempuan menyukai bunga.

"Gimana makan nya enak ?" Aku membuka percakapan.

"Enak, aku bahkan baru tau Ada resto senyaman ini." Jawabnya.

"Kalau begitu, mungkin lain waktu kita akan makan disini lagi." Ucapku.

"Aku tak akan menolak pastinya." Ucap Zee sambil menampakkan senyum manisnya.

Kali ini aku berjalan melambat dibelakangnya. Aku gugup. What? Seorang Ardhana Wirya Kusuma tiba-tiba gugup dihadapan seorang perempuan? Tapi itulah yang aku rasakan. Bagaimana caraku untuk mengatakannya? Seketika lidahku kelu. Tidak! Bagaimanapun, aku harus mengatakannya.

Aku segera berjalan menyejajarkan diri dengan Zee. Aku lihat dia sangat menikmati berjalan diantara bunga-bunga ini.

Kini aku sudah bereda di depan Zee. Membalikkan diri tepat didepan wajahnya. Aku lihat dia sedikit terkejut melihatku yang sudah memposisikan diri didepannya.

Aku memberanikan diri saat ini. Melupakan semua perasaan gugup. Walau sebisa mungkin aku tutupi perasaan gugupku, tapi tetap saja jantungku seperti sedang lari marathon.

"Zee, aku mau bicara." Syukurnya untuk pembukaan ini aku berbicara lancar.

"Bicara aja. Aku dengerin." Masih dengan gaya cueknya.

"Aku serius Zee." Ucapku.

"Ya, aku juga serius mau dengerin kamu Dhan." Ucapnya memandangku.

"Mmm sebernarnyaa.... Hmmm, aku.. Sebenarnyaa.." Astaga ada apa dengan lidahku?

"Kok kamu jadi gugup gitu? Mau ngomong apa?" Sepertinya ia penasaran dengan apa yang akan aku katakan. Terlihat dari keningnya yang sedikit mengerut.

Aku menutup mata sebentar untuk mengumpulkan keberanianku. "Aku suka sama kamu." Ucapku lancar.

Aku melihat Zee terkejut. Ia tidak memberi respon apapun.

"Aku tau kamu mungkin gak akan menyangka. Karna memang kita baru kenal. Tapi, dari awal aku ketemu kamu, rasanya aku gak akan bisa jauh dari kamu. Kamu beda dari cewe-cewe lain yang aku kenal. Ada sesuatu yang beda dari kamu yang buat aku..." Aku semakin gugup mengatakannya. "I can't stop thinking about you, every time we meet, and every time we talk. Would you be mine Zee?" Aku mengulangi permintaanku padanya.

Jujur, aku berharap dia segera memberiku jawaban. Tapi aku tetap tidak bisa memaksakan.

Aku melihatnya masih mematung ditempat ia berdiri saat ini. Aku kembali meyakinkannya. "Mungkin aku gila ngungkapin secepat ini ke kamu. Aku tau, aku gak bisa maksain kemauan aku ke kamu. Aku bakal nunggu sampai kamu mau nerima aku."

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Maafkan aku nulis part yang sangat sedikit ini. Takutnya kalo aku nulis banyak-banyak jadi gak dapet feel nya. Ini aja aku gatau kalian bisa ngerasain feel nya ato gak.

Aku gantung cerita nya, soalnya bingung mau ngelanjutin gimana. Ada beberapa ide yang masih random di kepala aku wkwkwk..

Yaudah deh, happy reading!!

Vomment ;)

Will Be Happy Ending (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang