Prolog~
Sebuah mobil minivan melaju di jalan yang baru setengah jalurnya di aspal. Bagian pinggir aspal terlihat belum mengering sempurna karena hamparan pohon-pohon berdaun lebat di kiri kanan jalan menghalangi sinar matahari langsung menuju jalan. Kawasan tersebut masuk dalam area hutan lindung. Pagar kayu seadanya yang sudah mulai miring dan dijajah tanaman rambat menjadi pembatas antara jalan dengan hutan. Udaranya yang sangat sejuk membuat orang-orang yang berada di dalam mobil tadi membuka lebar-lebar semua jendela. Membiarkan udara segar nan alaminya masuk ke dalam mobil. Seorang anak cewek mengeluarkan kepalanya dengan senyum terkembang, dia menelungkup di tepi jendela mobil, menikmati pemandangan indah yang digelar gratis dihadapannya. Dia menyapa para penduduk lokal yang sesekali mereka papasi di sepanjang jalan. Kebanyakan dari para penduduk tadi adalah para pekerja perkebunan karet yang berjarak tiga kilo ke arah pedalaman dari sana. Mereka melambaikan tangan dengan simpatik untuk membalas sapaan si cewek.
Mobil berbelok ke jalan berbukit-bukit. Di sini pohon-pohonnya lebih tinggi. Suara kicauan burung-burung makin menambah keasriannya. Sebuah sungai kecil mengalir di dasar lembah. Warna airnya yang bening memantulkan sinar matahari, berkilauan dengan indah. Si cewek tidak tahan lalu mengeluarkan kamera digitalnya. Dengan rakus mengabadikan semua sudut pemandangan.
"Hemat memorinya," peringat ayahnya sambil menyetir, "Kau lupa membawa kartu memori tambahan kan?"
Si cewek berhenti memotret. Mencek kapasitas memori kameranya. Hanya tersisa seperempat. "Iya," cengirnya.
Mari kita berkenalan sejenak dengan si cewek.
Namanya Dini. Tahun ini kelas XII. Telah memutuskan jurusan yang bakal diambilnya bila kuliah nanti. Graphic design. Tapi itu masih setengah tahun lagi. Dan ada ujian kelulusan akhir bernama UAN serta ujian masuk perguruan tinggi yang menghadangnya. Sehingga meski sekarang masih liburan semester, dia membawa setumpuk buku paket yang berjejalan di jok belakang mobil. Walau hobi utamanya adalah jalan-jalan, kulit seputih saljunya tetap terjaga sebab dia selalu membawa seperangkat pelindung; topi, jaket, dan payung. Rambutnya dipotong pendek yang membuatnya terlihat tomboy. Tapi jangan salah, dia memiliki kelembutan yang menyenangkan. Tutur katanya santun. Otaknya juga membanggakan, meski tidak sampai taraf jenius. Dia anak tunggal. Ayahnya mengelola sebuah toko perlengkapan olahraga badminton. Nama tokonya, 'NICE SERVE'. Sedangkan ibunya adalah seorang guru SD.
Lalu apa yang mereka lakukan di tempat ini?
Semua berawal dari rencana reuni orangtuanya bersama teman-teman kuliah mereka dulu. Rencana yang tidak melibatkan 'anak-anak' dari pesertanya. Karena dirasa tak adil meninggalkan Dini untuk jaga rumah padahal mereka bersenang-senang, maka dia diungsikan ke rumah nenek kenalan ayahnya. Kebetulan rumah tersebut sejalur dengan tempat reuni yang memang sengaja dipilih di pegunungan. Dini sih oke-oke aja, lagian daripada suntuk di rumah memaksa diri buat belajar, mendingan tempat belajarnya dipilih yang bagusan. Kali aja bisa lebih konsen belajarnya. Ya nggak?
Reuni berlangsung tiga hari dua malam, namun ayah dan ibu Dini berinisiatif memperpanjang sendiri sehingga mereka akan berada di sana selama tiga belas hari dua belas malam. Dini maklum, jarang-jarang orangtuanya bisa ikut liburan panjang. Ditambah ini bisa dianggap latihan sebelum dia ngekos pas kuliah nanti.
Mobil mereka meninggalkan jalan utama dan memasuki perkampungan. Rumah-rumah panggung kayu yang memanjang ke belakang menjadi pemandangan baru. Jarak tiap rumah yang jarang, memungkinkan penghuninya menanam berbagai jenis buah-buahan di pekarangan mereka. Jenis terbanyak adalah rambutan. Dini langsung ngiler melihat rerimbunan buah yang matang memerah. Dia curiga jangan-jangan para pemilik pohon sudah bosan memakannya sehingga banyak diantara panen buah-buhan tersebut dibiarkan begitu saja membusuk dan jatuh ke tanah. Mobil dikemudikan dengan pelan karena puluhan ayam berkeliaran bebas di jalan. Berkotek-kotek cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Magic ~ensikLOVEdia~
RomanceMidnight Magic, sebuah tradisi lama yang dimiliki Bayu bersama ibunya di tengah malam buta dimana keduanya menikmati cerita-cerita cinta terbaik ditemani secangkir susu cokelat, mempererat hubungan antara seorang anak dan ibu. Setelah kepergian sang...