Epilog~
Tahu-tahu seluruh barang bawaan Dini sudah berada di dalam mobil. Kedua orangtuanya berpamitan pada Nek Zimah. Sedangkan Bayu menemaninya menunggu di dekat mobil.
“Tempat ini begitu indah. Kuharap aku bisa datang lagi di masa liburan berikutnya.” Dini menaruh harapan sekaligus do’a di kata-katanya.
“Tentu. Kita bisa sama-sama kemari pada liburan semester,” sahut Bayu.
Sungguh?!” Dini hampir berteriak kegirangan. Buru-buru dia bertanya lagi dengan nada yang jauh lebih tenang, “Sungguh?”
“Yah, nenek pasti juga senang. Tapi apa kamu tidak bosan? Bertemu di kampus kemudian harus bersamaku lagi di sini?”
Kening Dini berkerut, “Bertemu di kampus?”
Bayu nyengir, “Apa aku belum bilang aku mengambil pilihan universitas yang sama denganmu?”
Dini tak percaya pada keberuntungan berlipatnya. Mulutnya terbuka tapi tak mengeluarkan sepatah katapun.
Bayu berkata hati-hati, “Tapi kalau kau menolak menemuiku di kampus, tak masalah bagiku.”
“Oh! Tidak!!!” Dini menutup mulutnya. “Reaksi tadi bukan penolakan! Percayalah! Aku—well—senang sekali sebenarnya.”
Bayu terlihat lega. “Kukira…” desahnya. Keduanya tertawa bersama.
“Bayu!” seseorang memanggil.
Bayu memalingkan badan. Lalu melambai pada seorang cowok di atas mobil pick up yang tadi memanggilnya, “Pagi, Pong!”
Mobil pick up tersebut masuk ke daerah hutan.
“Pong?” Dini tersenyum antusias. “Namanya mirip tokoh di cerita terakhirmu. Fiksimu mengambil nama tokoh dari kehidupan nyata ya?”
Bayu menyipitkan mata dan mengulum seulas senyum, “Siapa bilang keduabelas cerita itu fiksi?”
The End
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Magic ~ensikLOVEdia~
RomanceMidnight Magic, sebuah tradisi lama yang dimiliki Bayu bersama ibunya di tengah malam buta dimana keduanya menikmati cerita-cerita cinta terbaik ditemani secangkir susu cokelat, mempererat hubungan antara seorang anak dan ibu. Setelah kepergian sang...