Ada seorang gadis kecil berumur 5 tahun tengah duduk di tengah padang rumput. Ia tampak sedang asyik memainkan layang-layang kecilnya, angin semilir bertiup menerbangkan layang-layang kertasnya dan rambut hitam tipisnya, gadis nan imut itu tampak senang, gembira dan bahagia. Beberapa saat kemudian ia mulai berdiri karena layang-layangnya sudah terbang lebih tinggi dari batas yang bisa capai saat duduk. Lama kelamaan ia mulai menarik kailnya dan menggiringnya dengan cepat. Ia menerpa angin dengan cepat, seperti ingin melebihi kecepatan angin yang sedang menerpanya. Dan...
___BRUKK!___
"aw..." rintih gadis kecil itu, seseorang telah menabraknya sehingga ia terjatuh tengkurap. Ia membalikkan posisi tubuhya agar dapat melihat orang yang menabraknya, rupanya seorang laki-laki yang sebaya dengannya
"hei!! Kalau lari itu lihat-lihat!" ucap gadis itu dengan angkuhnya
"Ck, kau juga! Kalau ingin menggiring layang-layang lihat kebelakang dong! Siapa tahu ada orang" balas laki-laki itu ketus
"lihat! Gara-gara kau layang-layang kesukaanku jadi putus" kali ini gadis itu mempoutkan bibirnya sehingga terlihat sangaaat imut
"apa peduliku" tanpa peduli, laki-laki kecil itu menjawab dengan angkuhnya dan membuang muka pada gadis kecil di depannya. Ia berniat untuk meninggalkan gadis kecil itu, tapi saat ia mencoba berdiri lukanya tergores oleh salah satu rumput yang tajam sehingga ia sedikit merintih, wajahnya yang acuh takacuh merubah menjadi raut muka yang sulit diartikan
"apa kau baik-baik saja?" Tanya gadis kecil itu dengan hati-hati sekaligus khawatir
"ne, aku baik baik saja" kata laki-laki itu dan pada saat ia mencoba berdiri
__kreek__
"aaakk!!" teriak laki-laki itu, spontan membuat gadis kecil didepannya khawatir, gadis di depannya segera berdiri dan mendekati laki-laki yang tengah 'kesakitan' tersebut "sepertinya kau terluka, boleh kulihat?" laki-laki kecil di depannya tidak menjawab melainkan terus memegangi kaki kirinya nya, gadis itu membuang nafas kasar dan langsung memerhatikan dengan jeli kaki kiri sang bocah lelaki di depannya tersebut "ibuku adalah dokter anak, sekarang dia ambil cuti dan berada di rumah, jadi sebaiknya kau menemui ibuku dulu. Siapa tahu beliau dapat menyembuhkanmu" tanpa basa-basi bocah laki-laki itu mengangguk petanda ia setuju.
.
.
.
Selama beberapa menit gadis kecil itu tidak bergeming "wae? Apalagi yang kau tunggu? Aku sudah kesakitan... kupikir luka ini cukup besar... kau bilang ingin membantuku" gerutu bocah laki-laki itu sambil menahan rasa sakit dan perih di kaki kirinya "emm...masalahnya... tadi aku pergi ke sini sendiri... aku bingung cara membawamu kerumahku" ujar sang gadis kecil itu sambil menundukkan kepalanya dan mengusap-usap tangannya "yahh... kenapa kau tidak bilang dari tadi" kesal sang bocah laki-laki "tak apalah... rumahku tak begitu jauh dari sini" jawab sang gadis kecil dan langsung mengaitkan tangan kiri bocah laki-laki itu di bahu kirinya.
.
.
.
Selama diperjalanan mereka hanya bungkam, terjadi keheningan diantara keduanya. Hanya sesekali terdengar suara rintihan dari bocah laki-laki dan beberapa gumaman atau gerutuan dari gadis kecil itu. Sebenarnya sang gadis imut ini mau membantu bocah laki-laki itu hanya karena ia harus 'bertanggungjawab' padahal menurutnya bukan dia yang salah, lelaki itu yang menabraknya terlebih dahulu.
"tadi, sebenarnya kenapa kau bisa menabrakku?" Tanya sang gadis kecil menghapuskan keheningan di antaranya
"mian sebelumnya, aku tadi dikejar anjing dan aku tidak melihatmu" ujarnya
"alasan yang konyol..."
"tapi aku tidak berbohong... eum... apa rumahmu masih jauh?"Tanya bocah laki-laki itu
"apa kau ingin mengalihkan pembicaraan? Baiklah, kau lihat rumah itu? Itu rumahku" ucap sang gadis kecil sambil menunjuk salah satu rumah di komplek tersebut dengan telunjuk tangan kanannya, rumah itu bernuansa putih dan bertema mediterania namun beberapa sisinya lebih seperti minimalis.
"rumah kau besar juga rupanya"
"ya... begitulah... ngomong-ngomong kau berat sekali, apa kau bisa jalan lebih cepat, atau setidaknya jangan membuat sebelah tubuhmu bertumpu pada kakiku?"
"baiklah akan kucoba..." lalu mereka mulai berjalan sedikit lebih cepat dan mereka akhirnya pun tiba di rumah si gadis kecil.
Si gadis kecil itu mencoba menekan bell rumah beberapa kali, lalu akhirnya pintu dibuka oleh seorang wanita yang masih muda dan berparas sangat cantik
"anyeonghaseo, eomma" gadis itu memberi salam pada ibunya dan menunjukkan senyum terbaik dan terhangatnya
"anyeong Yoongie sayang... eum... kau..."
Belum sempat selesai sang gadis sudah terlanjur memotong kata-katanya "ah ini... temanku ini kakinya sakit... eomma bisa memeriksanya?" Tanya gadis itu tergesa-gesa
Melihat gelagat putri kecilnya, ibunya itu hanya mengulas senyum tipis namun sangat tulus "baiklah... nak, ayo masuk, aku akan memeriksamu"
SKIP
.
.
.
Kini, mereka bertiga berada di sebuah ruang bernuansa putih ala rumah sakit namun ditempeli banyak sticker lucu dan imut, "kakimu terluka... lukanya cukup besar tapi kau tak perlu khawatir, karena kau masih kecil pasti luka itu cepat sembuh dan menutup, asal kau terus menjaga kebersihan lukanya" ujar ibu dari gadis kecil itu dengan tenang, ia bermaksud untuk tidak membuat anak-anak panik.
"oh ya, aku baru melihatmu... sejak kapan kalian berteman?" Tanya ibu itu
"aku baru mengenalnya" gerutu gadis kecil itu sambil melipat kedua tangannya diatas dada
"kalian sudah saling tahu nama masing-masing kan?"
"eumm... belum" jawab dua bocah itu bersamaan
"benarkah? Kalau begitu bagaimana bisa kau membawanya kesini, nona Im kecil?"Tanya sang ibu pada anaknya yang sedang melipat tangannya diatas dada
"tadi saat aku sedang bermain layangan dia menabrakku hingga terjatuh, layanganku juga putus, lalu dia menyuruhku membantunya" jawab sang gadis kecil sambil mendengus kesal. Sang ibu terkekeh "kalau begitu kalian berkenalan dulu saja, OK?"
akhirnya sang gadis kecil mengulurkan tangan kanannya dengan terpaksa sambil tersenyum enggan "Im Yoona" dan si bocah laki-laki itu membalasnya "Park Chanyeol"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?
Mystery / ThrillerYoona dan Chanyeol satu sekolah dan satu bangku saat SMA, mereka dalam waktu dekat langsung akrab karena semasa kecilnya, Yoona dan Chanyeol pernah secara tidak sengaja bertemu. selengkapnya ada di cerita ini ^^