begitu dekat, tapi begitu jauh

19.7K 1K 10
                                    

Kafetaria, sasaran utama hampir seluruh karyawan saat makan siang. Begitupun Athenna.

"sendirian aja?" tanya sebuah suara.

Athenna menoleh "hai, Das. iya nih, Naya ga masuk hari ini"

Dastin, sahabat Ivan sejak kuliah. Dan semenjak Dastin mulai kerja di perusahaan ini, Dastin sudah menjadi teman, sahabat, kakak bagi Athenna yang terlebih dahulu menjadi karyawan disini.

Meskipun penampilan Anna alias Athenna berubah, tapi Dastin langsung mengenalinya. Adik kelas yang dulu sempat diperhatikannya.

Semua rahasia dan masa lalu Athenna dia ketahui, begitu juga perihal ayah biologis dari Megan.

Dastin menarik kursi lalu duduk "Megan apa kabar?" lalu menyantap makanannya.

Athenna menelan makanannya "baik"

"gimana boss baru, Anna?" tanya Dastin.

Athenna memutar bola mata dan mendelik pada Dastin "oh, ayolah Das. Anna sudah mati bertahun-tahun yang lalu"

Dastin tersenyum "sorry,sorry,,, Aku lupa kalo kamu ga suka di panggil Anna lagi"

Athenna mencebik kesal "kenapa sih kamu ga bilang ini perusahaan ayahnya Ivan?"

"ya, kamu ga nanya" jawab Dastin santai.

"apalagi dia itu boss nyebelin, suruh ini, suruh itu, yang bukan kerjaan aku" dahi Athenna berkerut dan mulutnya mengerucut.

"katakan saja yang sebenarnya pada Ivan, soal masa lalu kalian" lalu Dastin menyuapkan makanan ke mulutnya.

"untuk apa? apa yang akan berubah jika aku mengatakan semuanya? semua sudah terlambat, dan aku sangat membencinya walaupun dia boss-ku" jawab Athenna dingin.

"cinta dan benci perbedaannya tipis, sulit untuk membedakannya Anna!" Dastin menyeringai.

"sudah ku bilang jangan panggil aku Anna, Das!" jawab Athenna geram.

Tanpa diduga Ivan mucul "Anna?"

Athenna melotot kaget saat mendengar suara berat itu, sementara Dastin menggendikkan bahu dan dengan santai menikmati makanannya.

"Anna siapa?" tanya Ivan sambil menarik kursi dan mendudukinya.

Athenna gugup ketika Ivan menatapnya tajam

"humm,,, itu,,, Dastin sedang membicarakan temannya. Iya kan Das?" matanya melotot pada Dastin.

Ivan merasakan ada yang aneh pada mereka berdua "benarkah?"

"hmm" gumam dastin sambil menganggukan kepala.

Athenna makan dengan kepala yang tertunduk.

"Athenna belikan sop buntut dan air jeruk peras. Jangan lama-lama!" perintah Ivan.

Athenna mendengus "baik, mr." lalu beranjak pergi meninggalkan makan siangnya.

Sementara Athenna membeli makanan,,,

"lu masih komunikasi sama Anna?" tanya Ivan serius.

Dastin melap mulutnya dengan tisu "emang kenapa kalo masih, dan kenapa kalo engga?" jawab Dastin santai.

Ivan merenung scukup lama "gue masih merasa bersalah sama Anna, Das. Kalo bisa gue mau minta maaf sama dia" tatapannya penuh penyesalan.

Sementara Athenna yang baru kembali,terpaku mendengar ucapan Ivan, hingga hampir saja makanan pesanan Ivan terjatuh.

Namun dengan cepat Athenna merubah ekspresinya "ini pesanannya mr. dan juga saya mau pamit kembali ke ruangan kerja" Lalu meletakkan makanan di depan Ivan.

ATHENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang