Ariana adalah seorang gadis yang tidak terlalu feminim. Bahkan dia pernah memangkas rambutnya yang panjangnya sudah mencapai punggung hingga pendek layaknya potongan rambut untuk anak laki-laki, hanya karena dia risih shampoo. Dia bahkan tak mempunyai banyak kosmetik kecantikan di rumahnya. Bedak pun hanya bedak bayi. Lipgloss juga sangat jarang ia pakai karena membuat bibirnya terasa aneh. Hobinya juga sedikit beda dengan anak-anak gadis lainnya. Jika remaja gadis seumurannya gemar mengoleksi aksesoris lucu-lucu khas remaja, Ariana malah mengoleksi action figure dari berbagai tokoh anime dan komik-komik Jepang. Sehari-harinya tak pernah memakai rok. Jika kau buka isi lemarinya, hanya ada celana jins dari berbagai jenis dan juga boxer yang sering ia gunakan untuk tidur.
Aneh bukan dia?
Tidak sih. Itu menurut Ariana. Dia hanya mencoba hidup anti mainstream dari kebanyakan gadis di negaranya. Kecuali satu. Dia tidak bisa menolak pesona dari tokoh idolanya seperti kebanyakan gadis di Indonesia. Bahkan sekarang dia sudah mulai menabung agar bisa bertemu artis idolanya yang tak kunjung datang ke Indonesia.
Jika kau tanyakan masalah asmara pada Ariana, dia akan berpikir keras. Pasalnya sejauh ia berumur tujuh belas tahun, ia belum merasakan cinta dengan lawan jenisnya. Bukan... bukannya Ariana penyuka sesama jenis seperti sahabatnya Dani dan Dave –bukan ya! Menurut Ariana, dirinya itu tipe gadis yang sulit untuk jatuh cinta. Pernah sih suka sama anaknya pak Ustadz yang ada di kompleks perumahannya setahun yang lalu. Seorang pemuda yang tentu saja alim yang jarak umurnya hanya dua tahun dengannya. Tentu saja parasnya amat tampan. Mungkin ada keturunan Timur Tengah nya mengingat hidungnya yang sangat mancung.
Tapi niat untuk mendekatinya gagal saat ia dengar dari ibunya kala itu,
"Anaknya ustadz Anshori semakin besar, semakin tampan ya? Tambah alim lagi. Mama denger dia kuliahnya melalui beasiswa untuk anak berprestasi."
Ariana yang kala itu sedang membantu ibunya memotong-motong tempe untuk dimasak, mendengarnya dengan seksama dengan mata yang berbinar, "Bener mah? Wahh... berarti mas Maulana pinter donk, Mah?"
"Yaiyalah! Gak kayak kamu!" ucap ibunya di selingi lirikan tajam pada Ariana. "Dan katanya dia mau di jodohin loh sama anaknya syekh yang ada di jawa sana."
"Apa?! Dijodohin?!"
Ibunya mengangguk, "Tentu lah. Kalo enggak, nanti dia salah milih jodoh. Jodoh orang alim macem Maulana kan harus dari keturunan alim juga."
Seketika hati Ariana hancur dan rasa kepercayaan dirinya lebur. Ia menatap dirinya sendiri. Yah... dia baru menyadari bahwa dirinya tidak pantas bersanding dengan anak ustadz itu. Dengan rambut panjang melewati bahu dan di warnai coklat, penampilan sehari-hari yang layaknya preman dan membaca kitab suci pun amat jarang. Mana mungkin pemuda seperti Maulana mau melirik padanya?
Ariana menghela napas mengingat itu, maka dari itulah dia belum mau jatuh cinta lagi. Selama jomblo tidak menyakiti hatinya, pilihan itu tidak terlalu buruk baginya.
"Seharusnya dari dulu aku memakai jilbab..." lirih Ariana pada diri sendiri. Pandangannya kosong entah kemana sampai sebuah suara tertawa dari seorang laki-laki menyadarkannya.
"Apa –apa? Pftttt~ bentar Na. elo? Lo tadi ngomong apa? Coba ulangi?"
Ariana memanyunkan bibirnya. Kentara sekali kalau dia sedang marah karena melihat pemuda yang sangat ia kenali tengah tertawa atas ucapannya tadi. Yang bahkan Ariana baru sadar kalau ada pemuda itu di sampingnya.
"Gak ada siaran ulang! Tolong ya ketawanya di kondisikan!"
Bukannya berhenti, pemuda jangkung berwajah tampan itu semakin keras tertawanya. Untung Ariana sedang dalam kondisi yang malas untuk menghancurkan wajah seseorang. Coba saja jika dia sekarang sedang bersemangat, tentulah pemuda yang kini sedang tertawa bakal mendapatkan lebam biru di beberapa titik di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriend Or Boyfriend? (Love You More book II)
Novela JuvenilSetelah merelakan cinta pertamanya untuk bersama dengan orang lain, Rifki Alvin Pratama berusaha untuk move on dari Dave, sahabatnya sekaligus cinta pertamanya. Namun, ia bingung atas jalur seksualnya setelah melupakan cinta pertamanya yang dulunya...