Part 4

2K 85 4
                                    

Keesokan paginya ,,,,
Ladly bangun lebih cepat hari ini, ia menceritakan mimpinya pada Jodha dan Neneknya.

Neneknya hanya tersenyum dengan tingkah cucunya yang membayangkan Jodha sebagai Mommy-nya.' Khayalan anak kecil ',,fikir Hameeda akhirnya. Tak ayal keinginan Ladly membuat pipi Jodha jadi bersemu merah.

Ladly mandi dengan semangat dan Jodha membantunya untuk bersiap ke sekolah, sesaat sebelum Ladly berangkat ia bergayut di lengan Jodha dan merayunya dengan manja,," Nanti malam cerita lagi ya ,,Mommy, Biar aku bisa tidur.' Jodha mau tak mau terkejut mendengar perkataan Ladly yang memanggilnya Mommy,,,ia lalu meletakkan telunjuknya di bibir ladly dan berkata

" SShhtt, Jangan panggil Mommy dong, Ga enak kan kalo Nenek denger."

Ladly menjawab dengan cepat,," Biarin,, habis ga ada yang mau jadi Mommy aku seh,,"

Hameeda mendengar percakapan mereka dari jauh dan hanya tersenyum simpul. Setelah Ladly pergi , Jodha meminta maaf pada Hameeda atas perkataan Ladly barusan, ia tak pernah bermaksud menjejali Ladly dengan fikiran itu, Jodha hanya membaca cerita, dan mengganti kata-kata Ibu Permaisuri dengan Mommy. Hameeda tertawa dan berkata

" Mengapa kau terlalu khawatir, ia hanya anak kecil, ia akan baik-baik saja." Hameeda melirik jam di pergelangan tangannya " Oh iya, Hari ini aku akan pergi ke Fresh Market , apakah kau mau menemaniku Jodha?"

Jodha mengangguk sambil tersenyum senang. Hameeda melanjutkan "Ayahnya Ladly akan pulang malam ini, aku akan masak makanan kesukaannya, sekalian kau bisa membantuku masak di dapur, katamu kau mau belajar ? mau kan Jodha?"

Jodha menjawab cepat, " Tentu saja Ibu, aku akan sangat senang sekali."

Hameeda tertawa senang . Setelah takjub melihat Ladly dan Jodha yang menjadi cepat akrab, Hameeda juga merasa heran dengan dirinya sendiri, ia merasa Jodha sudah seperti anaknya sendiri. Ia dengan Bhaksi banu bahkan tak bisa sedekat ini dulu, apalagi setelah suaminya Bhaksi membawanya ke Paris, Hameeda hampir tak pernah bertemu lagi, walaupun sekali dalam setahun Bhaksi pasti memgunjunginya ketika Hari Raya.

Senyumnya yang khas tawanya yang lepas ketika bercanda dengan Ladly, seolah tak pernah merasakan kesedihan. Berbeda sekali dengan saat Hameeda menemukannya di jalan kemarin. Tapi Hameeda tahu pasti ada yang disembunyikan Jodha, kelihatannya kehidupannya berat sekali. Hameeda berharap semuanya akan baik-baik saja nanti ketika Jodha melapor ke Kedutaan Indonesia . Hameeda sedih membayangkan perpisahannya dengan Jodha nanti, aah semoga masih lama batinnya.

Jam sudah menunjukan pukul 7 malam waktu Dubai. Makan malam sudah tersaji, tapi yang ditunggu belum juga datang. Ladly dan Jodha sudah duduk dimeja makan, malam ini atas permintaan Ladly , Jodha mengenakan baju tidur warna pink dengan gambar Princess Sofia, sama seperti dirinya. Ladly terlihat senang dan tak berhenti bergayut manja di lengan Jodha. Hameeda keluar dari sebuah ruangan dan berkata

" Ladly, pesawat daddy-mu delay nak, mungkin baru tengah malam ia sampai, ayo kita makan saja duluan,"

Makan malam hari itu berlangsung dalam diam, setelah semua selesai Hameeda mengatakan pada Jodha ia akan beristirahat di kamarnya sendiri.
" Bisakah kau menemani Ladly tidur malam ini Jodha, aku sangat lelah seharian ini,"

Jodha mengangguk senang " Tentu saja Ibu, kami akan menghabiskan malam dengan bercerita, iyakan Ladly ."

" Asiiiik,,,,,." Jawab Ladly cepat.

Setelah berpamitan pada Hameeda, Jodha masuk ke kamar Ladly. Awalnya ia bingung harus tidur dimana. Ia tidak mau lancang dengan tidur di tempat tidur yang sama dengan Ladly. Tapi ia melihat sofa yang cukup luas, cukuplah untuk dirinya tidur. Menurut ladly setiap malam Nenek dan Daddy-nya bergiliran menemaninya tidur. Walaupun Daddy-nya kadang-kadang pulang larut malam, ia pasti menyempatkan diri ke kamar Ladly untuk menciumnya serta membangunkannya untuk sekedar mengucapkan selamat malam. 'Ayah yang sangat perhatian, pasti ia orang yang ramah dan baik hati ', batin Jodha.

Coz You're The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang