Part 17

2.1K 90 13
                                    


Hameeda masuk ke ruangan Jalal setelah menidurkan Ladly. Hameeda bisa merasakan kegalauan Jalal saat ini. Hameeda dapat mengerti . Anak yang ia besarkan sendiri, walaupun laki2 , Jalal mempunyai hati yang sangat lembut dan perasa, yang akan sangat mudah hancur bila ada sedikit saja yang menggoresnya. Jalal tidak menyadari kehadiran Hameeda sampai saat pundaknya disentuh oleh seseorang. Malam sudah semakin larut, karenanya Jalal menyuruh Ibunya untuk segera tidur.

" Tidak Jalal,Ibu baik2 saja,,Ibu ingin bicara denganmu, Nak,,Ayoo."

Hameeda membawa Jalal duduk di Sofa yang lebih nyaman. Saat2 bersama Ibunya seperti ini adalah saat2 dimana Jalal sedang kalut dan merasa rapuh menjalani hidupnya. Ketika Ayahnya meninggal dalam usia Jalal yg masih baru menanjak dewasa, saat ia ditimpa masalah rumah tangga yang amat berat, saat Ladly masih sangat membutuhkan Jalal, tp jalal malah makin terpuruk, Ibunya selalu ada untuk Jalal.

" Bicaralah padaku Jalal, anakku,,jangan memendamnya sendiri. Ibu tahu kau terusik dengan permintaan Ladly, tapi seperti biasanya, aku yakin kau akan mampu melewatinya nak."
Jalal merebahkan dirinya di pangkuan Hameeda dan merasakan belaian tangan Ibunya Hameeda yang lembut dan menenangkan.

" Katakan padaku, apakah memang kau tidak berniat untuk menikah lagi , Nak,,,?"

" Untuk apa Bu, aku bahagia bersama kalian, dan Ladly bahagia bersama Ibu. Ia di besarkan oleh tangan Neneknya yg sangat baik, mengapa aku harus egois memikirkan diriku sendiri ?"
Hameeda menarik nafas berat,,

" Jalal,,some saying said ~ Kau tidak akan pernah bisa membuat orang lain bahagia, kalau dirimu sendiri tidak bahagia~ Kau sendiri harus bahagia dulu Jalal, baru kau bisa membahagiakan Ladly,,Jadi, benarkan apa yang Ibu katakan ?."
~Benarkah aku tidak bahagia~ Fikir Jalal, tentu saja ia bahagia, ia punya Ibunya, Ladly dan sekarang,,,Jodha, walaupun belum benar2 miliknya.
Jalal jadi membayangkan Jodha-nya, ~Ladly sangat menyayanginya dan aku mencintainya, apalagi yang kurang ?ahh tentu saja karena aku tak tahu perasaan Jodha padaku~Ada awan yang menggayut di wajah Jalal tiba-tiba,

" Jalal , apa pendapatmu tentang Jodha ?'
Jalal tersipu malu dan tersenyum, lalu bangkit dari tidurnya dan duduk menghadap Hameeda,

" Ada apa memangnya dengan dia ?"

Hameeda memandang menyelidik kearah Jalal. Ia sangat tahu ada yang berubah dengan Jalal belakangan ini. Ia terlihat lebih ceria dan lebih santai, tidak serius dan kaku seperti dulu lagi. Dan itu hanya bisa terjadi bila ada yang berubah juga dengan hatinya.

" Kalau tidak ada apa2, mengapa wajahmu jadi berubah merah begitu ? "

Jalal menutupi rasa malunya dengan menepuk-nepuk kedua pipinya (*kenapa para begum senyum2 yaah,,,) "

"Mana ?? Pasti karena aku memukul2nya ketika aku sedang berfikir tadi."

Hameeda mau tak mau ikut tesenyum juga melihat tingkah Jalal.

" Kau anakku Jalal, aku sangat tahu jika ada yang yang berubah sedikit saja pada anakku."

" ibu sudahlah, jangan menggodaku lagi,,,"

Jalal berjalan ke lemari pendingin dan mengambil sebotol cola untuk menenangkan jantungnya yang berdegup kencang . Entahhlah,,,mengapa kini setiap nama Jodha disebut , hatinya bergetar dan berdebar tak menentu. Jalal kemudian berbalik menuju kearah Hameeda dan duduk kembali.

" Kau jatuh cinta padanya Jalal, kau sudah jatuh cinta pada Jodha."

Jalal terkejut, tak menduga ibunya bisa secepat itu menebak hatinya.

" Kau mencintainya tapi kau malu mengakuinya didepan Ibumu ini,Aku juga pernah muda anakku ceritakanlah pada Ibu,"

Jalal berfikir sebentar sambil meminum colanya,(* Para begum cari cola dulu gih,penulis haus neh,,,,wkwkwk,,,mmmh ,,,pada nungguin yah ?? Hahaha,,,)

Coz You're The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang