Part 12

2.1K 89 6
                                    

" Aaa,,ah, kapan saja kau mau, kita bisa pergi,,"

Ladly senang sekali, ia lalu mencium dan memeluk ayahnya

" Thanks Daddy,, you're the best Daddy in the world."

*******

Tiba dirumah,,,,

Jalal menggamit tangan Ladly menuju ke kamarnya, kepada pelayannya Jalal meminta membersihkan dan menggantikan Ladly dengan baju tidur. Dan Ladly mengatakan pada Ayahnya untuk segera menyusulnya. Hari ini giliran Jalal untuk tidur bersama Ladly. Jodha sudah akan masuk ke kamarnya ketika Jalal memanggil dan menahannya,,,,,,

(Lanjoooot,,,ini semua buat kalian yg Ʊϑaђ koment,,,Sukriya naaa,,,)

" Jodha maukah kau menungguku sebentar di ruang kerjaku, ada yang mau aku perlihatkan."

Jodha bingung sesaat, ini sudah sangat larut malam, dan karena mereka pergi keluar tadi, jadi tak ada yg harus dilaporkannya pada Jalal malam ini. Tapi akhirnya Jodha mengangguk juga.Ia segera menuju ruang kerja Jalal. Sedangkan Jalal terlihat memasuki kamarnya.

Jodha memandang berkeliling di ruang kerja Jalal. Pertama-tama Jodha melihat foto besar didinding yang ada didepannya , bersebrangan langsung dg pintu masuk dan tepat berada dbelakang meja kerja Jalal. Foto besar itu berisi foto Jalal , Ibu Hameeda dan Ladly dalam posisi Hameda duduk sambil memeluk Ladly di pangkuannya dan Jalal duduk di lantai menyampirkan satu tangannya di pangkuan Hameeda. Disetiap ruangan di Mansion ini, hampir pasti selalu ada foto mereka dalam foto dan pose masing2 yang berbeda, baik bersama, berdua atau sendiri2. Ada yang aneh sebenarnya, mengapa tidak ada foto anggota keluarga yang lain. Dimana foto almarhumah Mama Ladly yang katanya sudah meninggal, atau kakeknya tn. Humayun. bahkan adik Jalal yang menurut hameeda bernama Bhaksi dan saat ini ada di Paris ?.Jodha menggelengkan kepalanya, mengapa harus penasaran dengan hal-hal seperti itu. Setiap orang pasti punya rahasia. Dan setiap keluarga punya alasan megapa menyembunyikannya.

Jodha berjalan ke meja kerja Jalal, berputar ke arah kursi di sampingnya dan menyapu pandangannya di meja itu, ada laptop, sebuah rak kecil tempat file-file, interkom dan telfon rumah yg desainnya mewah, dan sebuah foto kecil di meja. Foto itu berisi foto Jalal dan Ladly, Jalal memeluk Ladly dari belakang dan mencium pipinya sambil melihat ke arah kamera. Jodha tersenyum melihatnya, entahlah ada rasa yang lain ketika dia melihat kedekatan Jalal dan Ladly. Walaupun semua ayah pasti akan sangat dekat dan sayang pada anak-anaknya. Tapi ketika Jodha melihat Jalal memperlakukan Ladly dengan sangat sayang , memeluk ladly, menggendongnya, menciumnya manja ,bahkan berlama-lama untuk sekedar membujuknya ketika marah membuat Jodha merasa bahwa Jalal adalah seorang lelaki yang sangat Seksi.~Ya Tuhan, apa yang kufikirkan ?~tubuh Jodha bergetar sedikit ia bahkan harus menahan tangannya di meja, merasakan sensasi yang barusan menyerang tubuhnya~Jalal adalah sosok seorang ayah yang menjadikannya seorang lelaki yang seksi ?~ Jodha memegang dada dan mengatur nafasnya yang memburu, entah mengapa ia jadi membayangkan malam itu, malam dimana tanpa sengaja jalal mendaratkan ciuman di bibirnya, menghantarkan kembali kehangatan dan getaran yang aneh. Jodha menutup mata , memegang bibirnya, dan menggigit bibirnya saat ini. Tepat di saat itu Jalal masuk dan mengagetkan Jodha,,,,,

Jalal membuka pintu sambil tangannya membawa sebuah kotak berwarna merah , matanya langsung melihat jodha yang berada di meja kerja tepat bersebrangan dengan pintu masuk, dan Jalal heran melihat Jodha yang tiba2 sangat terkejut dengan kehadirannya .

Jalal bersuara pelan setengah heran " Jodhaa,,kau tidak apa2."

Jodha gelagapan sebentar dan menjawab " Ooh tidak, tadi aku sedang melamun ketika kau masuk ."

" Melamunkan apa ?" nadanya menyelidik

Jodha menggerakkan tangannya di udara dan melangkah dari sana mendekati jalal " Ooh tidak, bukan apa2." Jodha masih mengatur nafasnya dan jantungnya yang tiba2 berdegup kencang .

" Baiklaah, kemarilah aku ingin memperlihatkan sesuatu."

Jodha lebih mendekat, Jalal mengeluarkan sesuatu dari dalam kotak merahnya. Kotaknya seperti sebuah kotak perhiasan, dan benar saja , dari dalamnya Jalal mengeluarkan sebentuk kalung yang bertahtakan berlian hitam di sekelilingnya tampak berkilauan dan begitu mewah. Jodha tercengang dan memegang dadanya. Tentu ia tidak berfikir lancang dengan memikirkan kalung berlian itu untuknya.

" Ini untukmu, ketika aku melihatmu tadi, aku teringat aku punya berlian ini dikamarku, hadiah dari seorang relasi. Sebenarnya ia menitipkannya untuk istriku " Suaranya berubah pelan dan dalam ," tapi sejak barang ini tdk terlalu berguna untukku, maukah kau memakai dan menyimpannya untukmu ?"

Jodha terkejut dan terdiam sesaat ," tapi barang ini sangat mahal, bagaimana kau bisa begitu saja memberikannya padaku ,,,uum mengapa tidak memberikannya pada Ibu ."

" Sepertinya memang benar perkataanku kemarin, kau,,benar2 perempuan aneh, mana ada seorang perempuan diberikan berlian dan dia menolaknya ?"

" Aku bukan menolaknya sungguh, jangan tersinggung, aku merasa tidak enak pada Ibu, apa yg diktakannya nanti ketika aku memakainya."

" Ibuku , bahkan punya lebih banyak berlian yang mahal dan lebih bagus dari ini Jodha, ini tak seberapa di banding yang di punyai Ibu. Aku akan menyimpannya lagi kl kau tak mau."

" Uum tidak,,,tidak , aku akan memakainya, berikan padaku."

" Tadi kau menolak."

" Bukan begitu, mengertilah,,,akuu,,"

" Kalau begitu izinkan aku memakaikannya di lehermu."

Tidak mau Jalal lebih tersinggung, Jodha terpaksa mengizinkannya dan mengangguk.

Jalal maju mendekati Jodha, Jodha langsung berbalik, hingga posisinya saat ini membelakangi Jalal . Tangan Jodha mengambil seluruh rambutnya dan menempatkannya ke depan. Lalu terpampanglah leher putih bersih dengan punggung terbuka , bentuk keseluruhannya yang begitu indah , dengan aroma Floral yang merebak seketika, ketika jalal mendekat membuat Jalal lagi2 terpana. Jalal berdiri mematung dan mengagumi pemandangan yg disuguhkan padanya. Setelah sepanjang jalan tadi mengaggumi Jodha dalam 'Gaun Merah'nya, kini Jalal di hadapkan pada keindahah Jodha yang lainnya. Jodha menengok kebelakang dan berkata

" Kau bilang akan memakaikannya mengapa lama sekali?"

Jalal mengerjapkan matanya dan lamunannnya buyar seketika. " Oh iya maafkan aku."

Jalal mulai melingkarkan Kalung berlian itu, Jodha menahan nafas merasakan sentuhan Jalal di seputar lehernya, sensasi yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Jodha memejamkan matanya.

" Nah , sudah selesai, biarkan aku melihatnya."

Ujar jalal kemudian. Jalal membalikkan tubuh Jodha , secepat kilat Jodha membuka matanya dan Jalal nampak sangat terpana melihat penampilan Jodha. Ia begitu manis, bersahaja dan ,,,Seksi.Jodha menyentuh kalungnya sebentar. sementara Jalal yang masih memegang pundak Jodha menarik pundak itu lebih dekat ke arahnya, Jodha mendongak menatap Jalal, pesona wajahnya yang begitu tampan, pandangan matanya yang sayu dan setengah meminta, menggugah kembali hasrat Jodha, ia menekan perasaan itu kuat2, tak ingin mengulangi kejadian yg sama seperti malam itu, Jalal mulai meremas pundak Jodha dg kedua tangannya, Jodha merasakan sensasi yang luar biasa, tubuhnya gemetar. Jalal dengan ragu mendekatkan wajahnya ke wajah jodha. Menatap bibir yanh sedikit terbuka itu lalu setengah menunduk menempelkan bibirnya di bibir Jodha.Tampak ragu ketika Jodah hanya diam saja tak membalas, Jalal mengulangi pagutannya kali lebih dalam merasai bibir Jodha, hingga Jodha tak mampu berfikir lagi dan hanya mengikuti nalurinya. Ia membalas pagutan Jalal dg canggung. Sensasi yg menghadirkan gelenyar aneh di tubuhnya, lalu bersamaan dengan itu ada rasa gatal yang tiba2 menghampirinya, sangat gatal, dan dadanya menjadi sesak, Jodha sulit bernafas, matanya berkunang-kunang dan ia jatuh pingsan di pelukan Jalal,,,,

Coz You're The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang