Part 11

2K 93 3
                                    

Pagi hari di kediaman Jalal,,,

Sudah sepekan Hameeda berada di Tanah Suci. Sudah sepekan pula Ladly setiap hari menelfon Neneknya, menanyakan hal yang sama ,

" Kapan Nenek pulang ?" Tapi setiap kali pula Jodha selalu berhasil membujuknya

" Anak manis selalu harus berdo'a agar Nenek dimudahkan perjalanannya, disehatkan badannya, dan segera kembali untuk berkumpul bersama kita. Iya kan ?" . Dan Ladly berhasil melupakan kesedihannya. Hingga pagi ini, tidak ada yang bisa membujuk Ladly untuk berhenti memanggil-manggil Nenek, persoalannya sepele,

" Ladly kangen nasi goreng buatan nenek, kapan nenek pulang ?,,huuu,,huuu." Jalal dan Jodha yang saat itu sedang berada di meja makan beradu pandang dan bergantian membujuk Ladly

" Ladly sayang, kau kan biasanya suka roti sandwich ini, apa kau mau yang lainnya juga ? Daddy panggilkan pelayan yah ? katakan apa yg kau mau ? ."

" Pokoknya Ladly mau nasi goreng nenekk,,yang ada udangnya, yang ada cuminya, ada baksonya,,,Neneeeek.­" ladly semakin keras menangis.

Jalal memandang Jodha mengharapkan bantuan. jodha hanya mengendikkan bahu tanda tidak tahu. Bagaimana mungkin ia memasak, memegang sutil untuk menggoreng pun ia tidak pernah. Ahh Jodha menyesal , mengapa tidak dari dulu ia belajar memasak pada ibunya Meinawati yg memang pintar memasak.Jalal tidak bisa memikirkan hal lain untuk membujuk Ladly. Sementara Jodha kali ini benar2 tidak tahu harus berbuat apa, sejak memasak adalah satu-satunya hal yang paling tidak disukainya. Bercipratan dengan minyak, bau masakan yang membuatnya mual , dan asap yang membuatnya pusing.

" Baiklah, Daddy akan memasakannya untukmu."

Jodha kaget dan berpaling memandang Jalal, sedangkan Ladly menghentikan tangisnya dan memandang Daddy-nya

" Memangnya Daddy bisa ?"

" Heiii, Daddy ini Jalaluddin Muhammad, anaknya Hameeda banu nenekmu, apa yang tidak bisa Daddy lakukan untukmu, Iya kan ?"

Dan Jodha memandang dengan setengah tak percaya dan pandangan mengejek , benarkah dia dapat melakukannya.Jalal menyeringai licik.

" Baiklah, apakah Putri ladly mau membantu,,,?"

" Asyiiik, Ayo Mommy,,,."

Ladly segera menggamit tangan Jodha menuju dapur, dan Jalal segera mengambil celemek siap beraksi seperti seorang koki profesional.

Jalal mendudukan Ladly di kursi dekat meja bartender dan memberikannya pisau dan bakso untuk dipotong2, Jodha sudah akan melarangnya tapi begitu melihat pisau yang di berikan Jalal adalah pisau makan, jodha segera mengurungkan niatnya.

Jalal segera melangkah menuju kulkas besar disebelah meja bartender dan membukanya .

" Hemmh,, let's see what we've got . " melirik Jodha " Hei, kenapa masih berdiri disitu, cepat bantu aku."

" kau,,, benar-benar bisa memasaknya kan ?"

" Dari kecil aku sudah memakan masakan Ibuku, paling tidak aku tahu rasanya."

" Aku tidak bertanya rasanya, kau tahu cara memasaknya tidak ?"

" Bagaimana dengan kau sendiri,Nona ? apa kau tahu cara memasak ? , karena yang aku tahu memasak adalah dunia yang tidak pernah lepas dari kaum perempuan."

Jodha terdiam merasa di 'Skak Mat'. Jalal mengeluarkan segala yang ia perlukan dari kulkas dan menatanya di meja persiapan. Jodha terpaksa mengikutinya dengan canggung. Jalal mulai mengira - ngira apa yang akan ia lakukan. Jalal menatap Jodha bimbang. Jodha malah balik menatapnya heran.

Coz You're The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang