Kekejaman Fir'aun
Suatu ketika, Fir'aun bermimpi melihat api menjalar dari Baitul Maqdis menuju Mesir dan membakar rumah orang-orang Qibti (penduduk asli Mesir). Esok harinya, Fir'aun menceritakan mimpinya kepada para pembesar dan dukun-dukun ahli di istananya. Jawaban yang diterimanya adalah bahwa akan ada seorang anak laki-laki dari Bani Israil yang akan meruntuhkan kerajaannya.
Mengetahui tafsir mimpinya, Fir'aun memberi perintah agar semua anak laki-laki Bani Israil dibunuh. Para prajurit segera melaksanakan perintah yang keji ini. Akhirnya, terbunuhlah ribuan anak laki-laki di kalangan Bani Israil. Demikianlah menurut sebagian ahli sejarah.
Yang lain menceritakan, orang-orang Bani Israil sering bercerita satu sama lain tentang pesan-pesan bapak moyang mereka, Ibrahim , bahwa akan ada dari mereka yang menjadi sebab runtuhnya kerajaan Fir'aun. Cerita ini terdengar juga oleh sebagian orang Qibti.
Tidak lama setelah itu, cerita tersebut sampai juga ke telinga Fir'aun dan para pembesarnya. Akhirnya, Fir'aun memerintahkan agar semua anak laki-laki Bani Israil dibunuh, sedangkan yang perempuan dibiarkan tetap hidup.
Dalam situasi mencekam itu, di salah satu pinggiran Sungai Nil lahirlah seorang bayi suci dari keluarga 'Imran. Bayi itu begitu tampan, menyenangkan, dan membuat siapa saja yang melihatnya jatuh cinta kepadanya.
Alangkah takutnya sang ibu yang masih lemah itu begitu mengetahui bahwa bayinya adalah laki-laki. Namun, bertambah pula kecintaannya melihat keadaan bayi tersebut. Dia menyusui bayi itu dengan penuh kasih sayang sambil memikirkan cara menyelamatkan bayi tersebut dari incaran Fir'aun dan tentaranya.
Allah subhanahu wa ta'ala mengilhamkan kepadanya agar menyembunyikan bayi itu di dalam sebuah peti dan meletakkannya di sungai. Demikianlah keadaan bayi suci itu. Setiap hari sang ibu masih menyusuinya. Namun, ketika khawatir ada bahaya mengancam, dia segera menyembunyikan bayinya dalam peti itu dan meletakkannya di sungai. Beberapa kali upaya sang ibu berhasil. Peti itu terikat kencang di sebuah kayu di pinggir sungai.
Namun, kehendak Allah subhanahu wa ta'ala mendahului kehendak siapa pun. Apa saja yang dikehendaki-Nya pasti terjadi tanpa ada yang bisa mengelak ataupun menolak. Sebaliknya, apa saja yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan pernah terjadi, bagaimanapun cermat dan maksimal usaha serta perhitungan manusia.
Apabila Allah subhanahu wa ta'ala menetapkan sesuatu, Dia mudahkan pula sebab-sebabnya.
Dengan takdir Allah subhanahu wa ta'ala pula, sang ibu lupa mengikat kembali peti tempat menyimpan bayinya. Akhirnya, peti itu dengan perlahan-lahan mulai hanyut mengikuti aliran Sungai Nil.
Ketika sang ibu menyadarinya, ternyata peti itu sudah jauh dan lenyap dari pandangan mata. Meskipun cemas dan sedih, sang ibu tidak panik, karena yakin akan pertolongan Allahsubhanahu wa ta'ala. Beliau memerintah saudari Nabi Musa'alaihissalam mengikuti ke arah mana peti itu meluncur.
Dengan sembunyi-sembunyi, gadis itu berjalan sambil memerhatikan peti tempat adiknya itu.
Allahu Akbar.
Alangkah terperanjatnya ketika melihat peti itu ternyata mendekati salah satu istana Fir'aun yang ada di tepian Sungai Nil. Dengan cepat sambil mengendap-endap, dia pulang memberi tahu ibunya di mana adiknya berada.
Begitu mengetahui putranya sekarang di tangan keluarga kerajaan, hati sang ibu mulai goyah. Kasih sayang seorang ibu yang ada dalam hatinya mendorongnya untuk berangkat ke istana menyelamatkan putranya. Akan tetapi, Allah subhanahu wa ta'ala meneguhkan hatinya dan mengilhamkan bahwa Dia akan mengembalikan anak itu ke pangkuannya.
Perlahan-lahan, hati sang ibu mulai tenang. Dia pun berdoa agar Allah subhanahu wa ta'ala menyelamatkan putranya. Hatinya pasrah dan tunduk kepada Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Kisah Hamba Alloh
Spiritualité"Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir" (QS. Al A'raf: 176) "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal " (Yusuf: 111) Semoga Bermanfaat dan menambah kuat keiman...