Uhuk.... uhuk.... Suara terbatuk-batuk itu membuat Ali melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa ke asal suara.
"Bunda, bunda gak papa?" Tanya Ali panik saat memasuki kamar bundanya. Bunda Resi tersenyum menatap putranya kemudian mengangguk pelan.
"Bunda jangan banyak gerak dulu ya, bunda kan lagi gak enak badan" ucap Ali membantu bundanya berbaring diranjang.
"Bunda gak papa kok..bunda kan bukannya sakit, cuma kangen sama anak bunda yang jarang banget pulang" sindir bunda Resi membuat Ali terkekeh kecil.
Memang Ali sangat jarang pulang dikarenakan pekerjaannya. Sudah sering Ali mengajak bundanya untuk ikut dengannya kejakarta, namun bunda Resi selalu menolak dengan alasan sudah sangat nyaman berada dibandung walaupun ini bukan kampung halaman mereka.
"Ali kan kerja bun, lagian ini Ali pulang. Yaudah Ali mandi dulu ya" pamit Ali kemudian bergegas keluar dari kamar bundanya.
"Li" panggil bunda Resi menghentikan langkah Ali yang hendak membuka knop pintu.
"Ya bun?"
"Kamu jadikan besok kerumah sahabat alhmarhum ayah kamu?" Tanya bunda Resi.
Ali tampak menghela nafas sejenak."Liat besok deh bun" balas
"Li, kamu harus ingat, ini pesan terakhir ayah kamu. Bunda harap kamu mau ya nak" ucap bunda Resi lembut.
Ali hanya tersenyum kecil kemudian keluar dari kamar bundanya.********
"Bang......""Bang......"
"Abang!!!!!!" Suara pekikan itu langsung memecahkan lamunan Ali.
"Nay, jangan teriak-teriak gitu dong" omel Ali.
"Abisnya, kalau Nay gak teriak abang pasti gak bakal denger. Abang lagi ngelamunin apa sih?" Tanya Nayla adik semata wayang Ali.
Ali hanya melirik adiknya sesaat kemudian mengaduk-ngaduk tehnya tanpa berniat untuk meminumnya.
"Lagi ngelamunin soal perjodohan abang sama anak temennya ayah ya?" Lagi-lagi Ali hanya diam tak menjawab.
"Bang, abang tau kan, selama ayah hidup, ayah gak pernah minta apapun dari abang. Apa salahnya abang ikutin permintaan ayah yang ini. Lagian Nay yakin, ini adalah yang terbaik buat abang. Abang udah cukup dewasa. Bunda juga udah sakit-sakitan kan" ucap Nayla.
********
Seorang gadis menghempaskan badannya dibedcover bermotif doraemon.
Dipejamkannya matanya sesaat sembari meregangkan otot-ototnya yang menegang karna letih..seharian berjalan-jalan dengan Itte, sahabatnya sejak mereka kuliah dilondon membuat gadis ini lupa waktu.
Gadis itu melirik jam dindingnya berbentuk kepala doraemon yang sudah menunjukkan pukul 7 malam. Ia pun langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Prilly latuconsina, gadis berparas cantik itu sangat menyukai apapun berbau doraemon. Sudah bisa dipastikan barang apapun dikamarnya tak jauh-jauh dari animasi kucing itu.
Setelah beberapa saat kini Prilly sudah mengenakan piama doraemonnya. Prillypun langsung memutuskan untuk keruang makan karna pasti mama, papa dan kakak laki-lakinya sudah menunggunya untuk dinner."Malam ma, pa, kak" sapa Prilly kemudian mengambil posisi duduk disamping kakaknya.
"Malam sayang" balas mama Uli dan papa Rizal bersamaan.
Sementara Kevin, kakak Prilly hanya membalas dengan senyuman sapaan adiknya karna sedang asik dengan santap makan malamnya.
Prilly langsung menyantap makan malamnya, karna dietnya, menu makan malam Prilly hanya potongan buah apel.