9

1.7K 133 4
                                    

Pukul 7 Malam.

Hari yang aku tunggu-tunggu, karena hari ini aku akan pergi berdua dengan Angga.

Dan aku sudah bersiap-siap sedaritadi.

Dan sesuai kata Angga, aku tidak perlu pakai baju formal.

Jadi, aku memakai sebuah kaus lengan pendek berwarna putih, jeans panjang berwarna hitam dan jaket yang aku ikatkan dipinggang.

Oke, dia akan mengajakku kemana?

Tok! Tok!

Nah, itu dia.

Akupun bergegas memakai sepatuku dan langsung membuka pintu.

Kulihat Angga memakai jaket hitam dengan kaus biru di dalamnya, celana jeans panjang hitam dan sepatu adidas berwarna biru.

Ya, dia juga tidak pakai baju formal.

Dia tersenyum sebentar.

"Kamu cantik, Ca,"

Akupun langsung tersenyum, lalu dia menarik tanganku kearah motornya.

"Kita mau kemana?" tanyaku saat di tengah perjalanan.

"Nanti kamu tau,"

30 menit kemudian, kami sampai di tempat yang Angga maksud. Dan tempat itu adalah...

Taman bermain dengan berbagai macam wahana!

Aku senang sekali, karena aku sangaaat suka sekali pergi kesini.

Akupun menarik tangan Angga, dia hanya tersenyum kecil.

Pertama, kami menaiki perahu yang ada di danau. Sambil bermain air sehingga baju kami basah (aku tidak terlalu basah, tapi baju Angga basah karena aku mencipratkan air terlalu banyak)

Yang kedua, aku menyuruh Angga untuk bermain bola basket kecil. (Yang berhasil memasukan bola sebanyak 15 kali akan mendapatkan boneka dan aku sangat menginginkannya)

Dan tebak? Angga berhasil.

Akupun tertawa gembira, Angga hanya tersenyum sambil menatapku.

Yang ketiga, kami makan es krim sambil berjalan-jalan mengitari taman sambil bercanda.

Dan yang terakhir..

Kami naik bianglala!

Sebenarnya, aku takut naik bianglala. Karena aku takut ketinggian, dan aku takut jika bianglala itu macet dan kami berada di paling atas.

Tapi akhirnya, kami naik juga.

Dan ketakutanku nyata saat tiba-tiba bianglala ini macet dan kami berada di puncak!

"Angga, aku takuuut!"

Angga tersenyum. "Gak usah takut. Ada aku, kan?"

Lalu aku memukul-mukul lengannya pelan.

"Ca, aku lagi mau sesuatu. Tapi, kamu bantuin, ya?"

"Kalo aku bisa, aku bantu, deh!"

Angga tersenyum. Lalu menghela nafas.

"Aku mau.. Kamu,"

Deg.

"Aku mau kamu jadi milik aku. Aku mau kamu yang selalu ngisi hari-hari aku. Aku mau kamu yang selalu support aku. Aku mau kamu yang selalu denger ocehan aku. Aku mau kamu jadi segalanya buat aku. Boleh?"

Aku terdiam.

"Apa kamu bisa bantu aku untuk membuat semua yang aku bilang tadi nyata?"

Aku masih terdiam. Namun, aku harus bicara sekarang.

"Aku.. enggak."

"Enggak?"

"Iya enggak,"

Aku tersenyum.

Lalu Angga tersenyum juga namun sedikit dipaksakan. "Mungkin kita bisa jadi teman," katanya pelan.

"Enggak nolak, maksudnya," kataku sambil tertawa keras lalu mencubit pipinya pelan. "Tegang banget, sih."

Angga yang sadar dikerjain langsung tersenyum dan menggelitiku.

Dan bersamaan dengan itu, bianglala kembali berjalan.

"Oh, iya. Sebenernya bialala nya berhenti udah direncanain sama aku, loh."

The Sweetest Pain [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang