Ashley mendesah pelan saat Ia sadari majalah yang dipegangnya sekarang tak menarik sama sekali. Ia meletakkan majalah yang Ia sudah baca tiga kali itu ke meja kosong dekat sofa duduknya. Ashley mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru rumah ini. Semua hal yang ada di rumah ini mengingatkannya pada Theo. Ia tersenyum mengingat banyak hal yang sudah Ia lakukan di rumah ini, dengan Theo tentunya. Tanpa sadar sebuah senyuman manis terukir di bibirnya. Dan tak tahu kenapa Ia juga merindukan Theo saat ini juga. Ia ingin memeluk Theo sebagai pelepasan dari kebingungannya hari ini.
Jelas sekali, Ia masih mencintai Theo kalau begini. Hatinya masih berdebar hanya sekedar menunggu Theo pulang. Ashley menyentuh jantungnya yang memang sedang berdebar kencang kali ini. Tapi kenapa Pada Brian hatinya juga menunjukkan reaksi yang sama seperti Theo?
Ia kembali mengingat kejadian tadi siang bersama Brian.
Brian memeluknya secara tiba-tiba saat Ia sedang menunggu taksi di pinggir jalan. Ashley terus meronta saat tangan Brian makin erat memeluknya, hingga Ia lelah dan hanya menerima pelukan hangat dari Brian.
Tapi tanpa Brian tahu. Ashley sedikit merindukan pelukan yang sangat Ia nikmati dulu. Dan hanya Brian yang memiliki pelukan ini.
Setelah lama mereka berpelukan. Brian akhirnya mencoba membuka mulutnya. "Aku mencintaimu, Ashley!"
Ashley hanya terdiam mematung tak tahu harus menjawab apa. jantungnya benar-benar tak dapat di cegah untuk terus berdetak kencang sekarang. Ia bisa gila.
"Aku mohon padamu. Beri aku kesempatan sekali lagi." Brian masih memeluk erat Ashley yang kini masih terdiam.
Akhirnya Ashley mengeluarkan apa yang ingin Ia katakan. "Tapi..." ucapan Ashley terpotong oleh kata-kata Brian.
"Aku tahu, kita sudah saling menikah Ashley. Tapi aku tak bisa melupakanmu."
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Ashley. Hal ini membuat Brian semakin yakin bahwa cintanya memang bukan cinta yang bertepuk sebelah tangan sekarang. Yang harus Brian lakukan hanya meyakinkan hati Ashley bahwa Ialah kebahagiannya.
Brian melepaskan pelukannya, membiarkan Ashley pergi untuk memikirkan semua kata-katanya.
Sepasang tangan kini tengah memeluk Ashley dari belakang. Dari harumnya Ashley tahu bahwa ini Theo. Kepala Theo menelusup masuk ke leher Ashley. Menghirup aroma wangi Ashley yang kuat disana.
Ashley berbalik dan kini wajahnya berhadapan dengan Theo setelah Ia melepaskan pelukan posesifnya.
"Kenapa kau pulang terlambat, huh?" Ashley mengerucutkan bibirnya untuk memperlihatkan kekesalannya saat ini.
"Maafkan aku Ashley!" Theo hanya tersenyum tak sungguhan mengatakan maaf kepada Ashley.
Ashley sedikit melirik dengan tatapan tajam Theo. "Kenapa kau selalu menganggapku bercanda Theo!" Kini Ashley sudah kesal dengan seua candaan yang diberikan Theo. Theo tak pernah menganggap dirinya serius. Jawaban yang diberikan Theo hanya seperti candaan. "Sudahlah.." Ashley bergerak pergi meninggal Theo menuju kamar.
"Apa Ia sedang PMS?" gumam Theo pelan sambil terus memerhatikan Ashley yang menjauh darinya. "Princess, tunggu. Baiklah maafkan aku!" Theo mencoba menyusul Ashley ke kamarnya.
Theo mencoba menyentuh pundak istrinya yang sekarang sedang duduk di pinggir ranjang mereka. Tapi, Ashley seakan acuh terhadapnya. "Ashley aku benar-benar minta maaf."
Ashley tetap diam tak menjawab pernyataan Theo. Tapi, mehat Theo yang begitu gigih meminta maaf kepadanya. Ashleypun luluh. "Kau tahu aku bosan jika harus terus menerus kau tinggal pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love And Together
RomanceSinopsis Menjalani dua tahun pernikahan yang begitu diimpikan oleh banyak wanita lain merupakan suatu anugrah yang Tuhan berikan padaku memang. Seseorang yang selama ini selalu menjadi pria ku tunggu (Theo) untuk mencintaiku, akhirnya mencintaiku de...