Gila

69 9 1
                                    

Sorry banyak typo, enjoy reading yaaa guys :) maaf ya update lama..

Pagi ini Ashley terlihat begitu berantakan, matanya yang masih sembab akibat menangis semalaman ditambah tadi pagi sekali saat Ia bangun dari tidurnya Ia tak menemukan Theo sama sekali. Alih-alih ada di kamar bahkan saat Ia melihat dari jendela, mobil Theo sudah tak terlihat lagi di parkiran biasanya. Satu lagi, Theo juga tak memberikannya note seperti hari biasa saat Ia pergi.

Ia mematung di depan kaca kamar mandinya. Ternyata hiasan make up sehabis mandi tak juga bisa menutupi matanya yang sangat bengkak.

"Lihat betapa buruknya aku." Ia berbicara pada bayangannya di pantulan kaca.

Ashley menyambar kacamata baca yang hampir sama sekali tidak pernah disentuhnya untuk menutupi matanya nanti dari rekan-rekan kerjanya di kantor. Sungguh Ia sendiri saja taku melihat matanya yang rasanya seperti tersengat lebah.

Ting

Pesan masuk ke ponsel Ashley. Keningnya berkerut saat tahu yang mengiriminya pesan adalah Brian, bukan Theo. Bodoh untuk apa Theo menghubunginya ataupun mengiriminya pesan, note saja tak ada sama sekali.

Bagaimana kalau berangkat bersama?

Belum sempat Ashley menjawabnya, ponselnya berbunyi lagi. Panggilan masuk dari Brian.

"Hai." Sapanya lembut pada Brian.

"Apa kau sudah siap?"

"Untuk?" Ashley tersenyum membayangkan wajah jengkel Brian atas pertanyaannya.

"Apa kau sedang mempermainkanku?"

"Tidak," ucapnya sambil tertawa.

"Jadi?"

"Apanya?" tanya Ashley menjengkelkan.

"Oh Tuhan Ashley,"

"Ya...."

"Ya apa?"

"Jemput aku."

"Untuk?"

"Brian?" Ashley kesal dengan Brian sekarang.

"Maaf bercanda."

"Baiklah."

"Aku tunggu lima menit lagi."

"Hah?" suaranya terdengar memekakan telinga.

"Aku ada di depan rumahmu."

"Benarkah?"

Bunyi klakson membuat Ashley berjalan menuju jendela untuk melihat Brian yang katanya sudah ada di depan rumahnya. "Sejak kapan?"

"Enam puluh tiga menit yang lalu."

"Kau bercanda."

"Terserah."

"Aku turun."

"Hmm,"

"Aku tutup ya?"

"Jangan,"

"Hah?"

"Tunggu sampai kau melihatku."

"Baiklah tukang atur."

Ashley memasukan segala macam keperluannya di tas, beberapa dokumen terpaksa Ia bawa di tangannya karena ukuran tasnya tak memungkinkan dirinya untuk ikut memasukan dokumen ke dalamnya. Tangan kirinya masih sibuk menempelkan ponsel ke telinganya. Sesekali juga Ia tertawa mendengar candaan Brian di telpon.

Sesampainya di halaman Ia melihat Brian tengah memperhatikan dirinya. Dan juga sambungan telponnya tanpa sadar sudah terputus.

"Hai." Sekarang giliran Brian yang menyapa diri Ashley.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between Love And TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang