-6- Kakak Minta Pulang

3K 237 30
                                    

Prasatia Thareo Malik





"Saya harap... para polisi bisa lebih meningkatkat ketegasan, menjadi pribadi yang bijak dan tidak kekanak-kanakan. Sehingga membuat proses kerja tidak menjadi ngandat"

Pernyataan Kapolda sebagai pembina upacara pagi ini benar-benar menyentil Pras, kata 'kekanak-kanakan' yang di ucapkan Kapolda seperti menyindirnya. Pras bukan saja kekanak-kanaka, tapi ia juga seorang pemalas dan pembolos. Jika keadaan mulai memungkinkan, maka ia akan pulang ke mess nya. Membawa peralatan PS3 lalu ia bawa ke Polda. Saat jam makan siang, ia akan menyuruh Panji membelikan nasi bungkus sedangkan dia asik bermain PS hingga sore menjelang.

Itu semua ia lakukan dengan senang hati. Tanpa khawatir akan ketahuan oleh para komandanya. Dan jika kondisi tidak memungkin kan, dia hanya akan membawa stick PS dan kemudian di sambungkan pada komputer kantor. Pras si kepala cepak, berseragam polisi lengkap, berpangkat perwira. Tapi tingkah nya seperti pengganguran tak berotak, anak berandal dan sayangnya berpangkat.

"Kapolda nyindir kau" ucap Nauval sambil terkikik

"Sialan!" Jawab Pras pelan sambil tertawa miring

Setelah apel berlangsung lumayan lama, mereka pun mulai bubar. Ada yang ke pos penjaga, keruangan masing-masing dan ada pula yang pergi ke kantin. Karena Pras bosan pergi ke kantin, maka ia pun langsung pergi ke ruangan nya.

"Pal.. minta bolu" ucap Pras pada Nauval, karena tadi sebelum pergi melaksanakan apel pagi ia melihat Nauval memakan bolu. Tapi anehnya Nauval menawari rekan nya satupun seperti biasa.

"Bolu apa?"

"Bolu tadi yang kau makan" ucap Pras ngotot. Kesal melihat Pras, akhirnya Nauval pun menyodorkan sebuah kotak bekal kaca plastik berwarna biru dan membuka nya secara tak ikhlas. Terdapat beberapa potong bolu bermotif zebra yang terlihat begitu lezat. Pras yang memang lapar karena barusan tidak sarapan dan tidak menyentuh kantin pun memgambil bolu itu dengan kedua tangan nya.

Plakk

Satu pukulan keras didapati Pras. Nauval memukul tangan maruk Pras sampai-sampai bolu yang Pras pegang terlepas dan jatuh kembali ke dalam kotak itu

"Maruk kau!!" Ucap Nauval

"Pelit kauu!!!" Ujar Pras pun tak.mau kalah

"Gua kan minta, bukan nyuri.. tumben elu pelit Pal!!! Biasa juga di hibahin ke gue?!" Sambung Pras sambil menggigit bolu zebra milik Nauval. Ah... dan Pras rasanya seperti terbang ke atas awan saat menggigitnya. Lembut, manis dan wangi

"Yaiyalah.. buatan Dini, cuma gue yang boleh makan" ucap Nauval bangga membuat Pras kembali dari niatan terbang nya ke awan

"Haaa?? I..nii buatan isteri elu?? Kok enal banget?? Gue kira emak lu.. asli Pal enak banget.. ah, nanti gue pesen ah sama Dini.. buat cemilan di mess.. aih sumpah enak banget" kicau Pras panjang lebar

"Enak aja lu.. emang Dini buka toko kue apa? Main pesan-pesan aja!!" Sahut Nauval tak suka

"Lah.. kan bagus, bisa menghasilkan juga, bisa dititip-titipin di warung.. ah kalo gak elu bawain seloyang kue terus elu bagikan ke rekan lain nya.. pas mereka udah makan, nah disitu lah elu tagih duit kue nya" ucap Pras sambil mencomot sepotong bulo secara diam-diam

"Emang gue penjual kue apa?? Sana...sana.. husss.."

"Kalo engga.. gue bisa endorse kue elu di instagram gue. Pasti banyak yang mesan. Ntar gue upload foto yang kue nya lagi gue gigit seksi, atau gue ciumin.. ya.. yah.. Pal... jualan gih... enak bangett kue nya.." ucap Pras sambil berjalan ke arah meja nya

Lonely HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang