Prasatia Thareo Malik
Lahir dari keluarga terpandang tak menjadi kebahagiaan bagiku. Ayahku seorang Polisi dengan pangkat melati satu yang telah pensiun sejak dua tahun yang lalu dan sekarang telah menjadi seorang dosen Hukum di Akademi kepolisian, tempat aku menuntut ilmu dulu. Ibuku seorang anggota DPR yang selalu sibuk untuk setidaknya berkumpul dengan keluarga. Aku adalah anak ke empat dari empat bersaudara, ya.. aku anak bungsu.
Abang pertama ku adalah seorang Kapolsek di daerah Sulawesi tenggara sana bersama isteri dan keluarga kecilnya, Kakak kedua ku adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam, bekerja dirumah sakit ternama di Jakarta dan termasuk dalam dokter terbaik di Indonesia. Kakak ketigaku seorang Jurnalistik dan Reporter di salah satu perusahaan televisi luar negeri, dan sekarang sudah kembali ke Indonesia dan sedang menjalankan usaha koran dan iklan bersama suaminya dibogor. Dan yang terakhir adalah aku, seorang perwira Polisi yang bertugas di Lampung. Sudah. Hidupku cuma sampai disitu, tidak seperti saudaraku yang sukses mengejar karir dan keluarga nya.
Cita-citaku adalah menjadi seorang pembisnis dan musisi. Aku suka dunia kuliner. Aku sudah dunia musik. Menjalani masa kecil yang mandiri membuatku berpikir bahwa aku juga akan menjalani hidup dengan sendirinya, dengan kemauanku, ayah dan ibuku sibuk. Abang dan kakak kedua ku juga sibuk dengan dunianya sendiri, hanya aku dan Hana, kakak ketigaku yang menjalani hidup bagaikan kakak beradik pada umumnya. Bagiku, pembantu dirumah adalah ibuku. Bibi Sum adalah ibuku, dia yang mengurusiku dari lahir, dari kecil, bahkan saat tau aku lulus menjadi taruna bibi Sum lah yang menangis pilu karena aku tidak bisa lagi bersama-sama dengan nya dalam waktu yang lama.
Aku kecil adalah seorang pecundang ternama di sekolah. Bersekolah di sekolah elit bukan membuat ku menjadi pintar namun membuatku menjadi anak yang bengal. Aku selalu di cap anak yang bisa masuk di sekolah itu karena koneksi orang tua, karena ibuku seorang camat pada waktu itu dan karena ayahku seorang perwira yang terkenal dan cukup di segani di kota itu.
Sifat bengalku mulai bertumbuh saat aku mulai mengenyam pendidikan SMP. Seharusnya menjalani sekolah selama tiga tahun, tapi aku selama lima tahun. Sebut aku dungu. Sebut aku bodoh. Tapi sebenarnya yang kulakukan hanya untuk agar orang tuaku mengerti dan sadar, tapi sayang, ayahku hanya bisa menggunakan mulutnya untuk memakiku, menggunakan tangan nya untuk memukul ku dan menggunakan kakinya untuk menendang bahkan menginjak ku. Lalu apa yang ibu ku lakukan? Iya sibuk, melihatku saja seperti melihat tamu. Abang dan kakak tertuaku cuma bisa ikut mengomel bahkan mencemoohku. Dan cuma Hana lah yang mendukung dan menangis bersama-sama denganku.
Puncak kenakalanku adalah saat aku masuk SMA,menjadi si pemalas dan si pemberontak. Aku mengikuti lomba balapan liar saat itu, dan sialnya saat itu polisi datang dan menagkapku beserta teman-teman ku. Betapa terkejutnya aku saat tau bahwa ketua tim penangkapan kami adalah ayahku. Dan untungnya ayah mengeluarkan ku dan membiarkan teman-temanku terjebak di jeruji besi selama satu malam. Saat sampai dirumah, ayah kembali menampar, meninju, menendang dan menyeretku ke kolam ikan yang tak terpakai lagi dirumahku . Ayah menyuruhku untuk menggali kolam ikan itu sampai dalam dengan hanya menggunakan tangan sampai besok pagi. Dan iya, kulakukan hal tersebut sampai kulitku lepas dan dasar semen kolam tersebut berubah warna menjadi merah karena darahku.
Akhirnya Hana datang dan menangis dan memohon ampun pada ayah. Ayah meringankan hukuman ku dengan menyita semua kendaraan yang kupakai. Masa SMA kulalui selama empat tahun, keluar masuk ruangan BP adalah hobiku. Tawuran, memalak sampai balapan liar adalah santapan ku. Tapi aku tidak pernah menyentuh yang namanya rokok, minuman keras apalagi yang namanya narkoba.
Kupilih menaiki bis untuk pergi kesekolah sejak ayah menarik semua fasilitas kendaraan ku. Motor yang biasa kupakai di sembunyikan nya di gudang yang pintunya digembok oleh ayahku.
![](https://img.wattpad.com/cover/51185131-288-k341115.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Hours
DiversosJika kalian mengenal Nauval, maka kalian mengenal Pras. Jika kalian tau Nauval dengan Andini, maka disini kalian harus tau Pras dengan siapa? Pras si Perwira tolol yang jujur dan seorang pemuda tampan yang Playboy pernah jatuh cinta. Pada seorang ga...