AUTHOR POVSemalam.. bulan sabit melengkukan senyum mu
Tabur bintang, serupa dengan auramu
Akupun sadari, ku segera berlari..
(Firasat-Ello)
Entah sudah yang keberapa ribu kalinya Pras mendengarkan lagu ini. Semenjak memimpikan dia Pras seperti terlempar pada kenangan masa lalu nya. Mimpi yang sama dengan mimpi-mimpi sebelum nya. Mimpi pertemuan tak sengaja mereka. Karena mimpi tadi Pras akhirnya bangun tepat pada jam 3 pagi, tanpa bisa tidur lagi. Suara dengkuran memenuhi kamar mess nya. Jadi ia memilih mendengarkan lagu melalui earphone sambil mengingat-ngingat wajah itu.
Sudah banyak wanita yang ia kencani. Dari mahasiswi sampai dosen, dari perawat sampai dokter bahkan siswi SMA pun pernah ia kencani. Tapi entah mengapa hanya dia yang masih membekas dihatinya. Apalagi sampai-sampai membuat seorang Pras terbangun dari mimpi nya dan malah tak bisa tidur kembali padahal badan Pras rasanya ingin rontok. Bekerja seharian di bawah hujan deras kota Lampung membuat nya mengigil pada malam nya dan sekarang bukan nya tidur nyenyak malah seperti orang bego yang melamun tak karuan.
Tak berselang berapa lama terdengar suara adzan Shubuh dari Masjid komplek. Pras langsung mengambil handuk lalu bergegas mandi. Setelah mandi ia mengambil wudhu di samping mess yang berisi air hujan yang ditampung anak mess di dalam ember.
Ini Pras, si kafir milik polda Lampung. Ini Pras, si playboy tak tau malu. Ini Pras, si perwira somplak itu. Kenapa bisa dia sholat? Pras terseyum, hati nya sedikit geli karena mengingat kenapa dia bisa mengambil air wudhu? Pras bukan nya tidak tau niat wudhu atau pun tidak tau sholat, Pras ini termasuk mahluk yang sholat nya cuma dilaksanakan dua kali setahun. Yaitu saat Idul Fitri dan Idul Adha.
Kepalang tanggung Pras langsung menyelesaikan wudhu nya. Sampai di kamar Pras langsung memakai pakaian dalam, baju kokoh serta sarung. Tak lupa pula di gerai nya sajadah mengadap kiblat. Bagaimana Pras tau arah kiblat? Di setiap plafon mess terdapat stiker penunjuk kiblat. Maka tanpa susah payah harus mengukur lintang selatan atau barat dia langsung mengerai sajadah nya saja. Pras pun langsung mengawali sholat nya dengan niat.
Di saat Pras melafalkan takbir pertama, Muklis, teman sekamar nya bangun dengan sekujur tubuh merinding-malaikat mana yang menumpang shalat di kamar ini- pikir Mukhlis. Para penghuni kamar ini semua setan, termasuk dia dan rekan lain nya. Pras? Itu kepala setan nya. Mukhlis melihat ranjang Pras yang kosong, lalu meneliti lelaki yang sholat dengan khusyuk ini dari belakang. Postur tubuh nya memang seratus persen Pras, tapi Mukhlis belum percaya sepenuhnya. Maka dari itu, ditunggui nya Pras sholat sampai selesai.
Assalamualaikum warahmatullah..
Assalamualaikum warahmatullah..
Setelah Pras mengucap salam, bibir Mukhlis tak tahan ingin memanggil nama Pras. Namun tak enak saat melihat sang empunya nama sedang menangkupkan tangan seraya berdoa.
"Pras!" Panggil Mukhlis saat Pras baru saja menyelesaikan doa nya. Seketika Pras langsung menoleh padanya dan mengangguk. Rasa haru dan bahagia Mukhlis membuncah, tak habis pikir bahwa yang sholat itu Pras. Teman nya. Si kepala setan
Selesai sholat Pras melipat sajadah dan duduk di pinggiran ranjang kecil nya sambil bermain handphone.
Muhklis datang mendekat lalu duduk di samping Pras "Sholat kamu?" Tanya Mukhlis. Pras tidak menjawab karena sudah jelas Mukhlis tau bahwa yang sholat tadi itu Pras
"Sering-sering deh" sambung nya lagi lalu dijawab Pras dengan anggukan saja.
"Nanti kapan-kapan kamu imamin aku" sambung Mukhlis lagi sambil terkekeh menghadap Pras, dengan muka bengkak khas orang baru bangun tidur. Pras yang mendengar itu langsung bergidik ngeri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Hours
De TodoJika kalian mengenal Nauval, maka kalian mengenal Pras. Jika kalian tau Nauval dengan Andini, maka disini kalian harus tau Pras dengan siapa? Pras si Perwira tolol yang jujur dan seorang pemuda tampan yang Playboy pernah jatuh cinta. Pada seorang ga...