Kate menggandeng erat lengan Samantha saat hatinya sendiri dialiri penyesalan yang begitu dalam. Ia merasa amat sangat bersalah karena tidak dapat menjaga sahabat yang dicintainya—apakah ia berlebihan? Nyantanya bukan hal yang patut disepelekan apabila ada sangkut pautnya dengan Zayn. Para pria saja berjuang menjauhkan kekasihnya dari penciuman si brengsek nomor satu ini, tidak ada yang salah jika Kate juga berusaha melindungi sahabatnya dari Zayn. Duh, entah apa yang harus Kate lakukan agar peristiwa beberapa saat yang lalu itu bisa dilupakan oleh Zayn, Kate tidak pernah berpikir bahwa jadinya akan seperti ini. Pandangan seorang pria brengsek terhadap gadis polos seperti Samantha pastilah bagaimana sensasi merobek kesucian seorang wanita. Ia bersumpah tidak akan membiarkan sahabatnya masuk ke dalam daftar wanita yang akan ditiduri oleh Zayn, tidak akan pernah. Pada dasarnya ia memaki dirinya sendiri karena begitu ceroboh meninggalkan Samantha sendirian sedangkan dirinya lari memeluk Louis, mereka memang sedang jatuh cinta. Jatuh cinta saja mungkin tidak tepat, yang jelas mereka tergila-gila akan satu sama lain. Samantha merekatkan safety belt di dadanya dengan begitu erat, tangannya menggenggam sabuk itu seakan helaian itulah yang menjadi sumber kehidupannya, Kate mengendarai Chrysler silver dengan kecepatan penuh. Samantha tidak begitu yakin akan perasaannya kali ini. ia bingung; di satu sisi ia merasa senang karena memiliki Kate yang dengan siaga melindunginya dari pemangsa nomor satu di Amerika, tapi ia juga merasa seolah-olah dirinya tidak bisa melindungi diri dari bahaya besar yang tidak lain adalah Zayn Malik. Sebenarnya ia sangat yakin bisa menolak pria itu jika saja matanya tak seindah lelehan karamel yang hangat atau senja di sore hari, Samantha tidak munafik, diakuinya Zayn memang tampan, tapi sikapnya? tabiatnya? tidak diragukan sebagai penyandang gelar brengsek nomor satu memang sangat pantas.
Disela perjalanan, Kate terus-terusan menggumam kasar dan memaki dirinya sendiri, ini salahnya. Ya benar, ini memang salahnya. Entah kenapa dengan ia mempertemukan Samantha dengan Zayn itu berarti akan menjadi sebuah malapetaka bagi kehidupan dirinya terutama sahabatnya—Samantha.
"Kate..." Samantha berucap pelan seolah ragu jika Kate menyadari kehadirannya di dalam mobil ini, oleh karenanya ia menolehkan sedikit pandangannya kearah Kate yang diyakininya sekarang sedang memiliki ekspresi mengerikan.
"maafkan aku Sam, aku sama sekali tidak tahu jika Zayn—"
"well, ini salahku. Aku sepertinya berada di tempat parkir pemenang." Samantha berujar berusaha menenangkan sahabatnya, jika ia ingat dengan baik di sana, di tempatnya berdiri sudah dipersiapkan sedemikian rupa untuk sang juara menaruh kembali motor andalannya sementara dirinya naik podium untuk menerima hadiah. Samantha jadi gugup setelah mengingat detail tatapan tajam pria itu, nada bicaranya semakin pelan tapi kemudian sumber ketakutannya itu bukan lagi Zayn ataupun Kate, namun karena kecepatan Chrysler yang benar-benar membuatnya ketakutan. Peluhnya kini mulai mengalir deras. Dinginnya penghujung musim salju sama sekali tidak membuatnya dingin tapi hal lain, jemarinya gemetar. Sialnya Kate tidak menyadari ketakutan yang ada ditubuh sahabatnya.
"kau tidak perlu merasa bersalah Kate, aku bisa menjaga diriku sendiri." Samantha bergumam masih ragu. Kate memang hanya ingin melindunginya tapi apakah ia sadar seberapa jauh ia telah membuat Samantha ketakutan di dalam mobil?
"sebesar apapun usaha yang kau lakukan untuk menjaga diri, jika kau sudah menjadi target incaran bajingan itu kau akan tetap menyerah padanya, Sam. Aku serius." Kate menjawab sedikit memelankan laju mobilnya, membuat Samantha sedikit dialiri perasaan lega, gadis itu menghela napas perlahan dan mencoba mencerna kalimat yang dilontarkan Kate, ia berdeham dan menelan ludah dipenuhi rasa syukur di sekujur tubuhnya. Setidaknya dengan laju normal membuat pikirannya lebih jernih untuk membantu menenangkan Kate.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSTACLES (REUPLOAD)
Fanfiction2013© copyright by Ellyyyyyyyy Zayn Malik ; Dia adalah seorang raja sirkuit, ditakdirkan menjadi seorang 'bad boy' sejak hanya Tuhan yang tahu. Kisah ini dilengkapi dengan seorang gadis polos bernama Samantha Halper yang selama hampir 4 tahun bera...