Manik karamel itu semakin gelap, nyaris berwarna hitam dan terlihat sangat tajam juga berbahaya, angin musim dingin menerpa tubuhnya yang gemetar, ia tidak berpikir untuk mengenakan mantel atau pakaian tambahan agar tubuhnya tak kedinginan, hanya jas hitam gelap yang membalut kemeja linen, buku jemarinya mengepal saat erangan kasar keluar dari bibirnya yang mulai membiru, ajaibnya, Zayn bahkan sama sekali tidak merasa dingin padahal dinginnya suhu malam ini sudah melesak masuk melalui pori-porinya, ia malah merasa panas sampai mendidih. Diingatnya kejadian di lantai dansa setengah jam yang lalu;
"Sammie..." bisisknya pada diri sendiri, ia yang terkejut melihat Samantha yang mematung di kejauhan dan Meaghan yang mabuk sedang memeluknya langsung berjalan cepat menghampiri Samantha. Sialan. Tangan gadis itu terulur sebatas lengan, menahannya agar tidak mendekat. Rasanya Zayn ingin meninju siapapun yang ada di ruangan.
"Sammie, tadi itu bukan apa-apa." Jika harus menangis untuk mendapatkan kembali perhatian Samantha, dia akan melakukannya sekarang juga. Orang-orang di sekitar mereka sudah kembali mengalihkan perhatian mereka, dunia mereka tidak berhenti karena dua orang-oh tiga orang itu saja; tapi Meaghan terlihat sudah melupakan kejadian barusan, wanita itu melanjutkan tarian erotisnya pada sekumpulan pria yang lain, Samantha menangkap pemandangan tersebut.
"Sammie, kita perlu bicara." Kemudian Samantha menarik ujung bibirnya tersenyum, ada setetes air di pipinya tapi kemudian entah kemana perginya tetesan itu. "aku harus ke toilet," itulah yang keluar dari bibir gadis itu, memutar tumit lantas berjalan meninggalkan Zayn. Pria itu refleks mengejarnya tapi Samantha berhenti dan menahannya. "kita harus bicara." Nadanya terdengar memohon. Tolol. Kenapa sih ia bisa seceroboh itu? ia pikir yang menari bersamanya tadi adalah Samantha. Ya Tuhan... tinggal satu langkah lagi padahal.
"berhenti, Zayn!" hening diantara keduanya setelah gadis itu membentak tiba-tiba. Zayn mematung, Samantha menarik napasnya yang berat. Pria yang tadi memohon sekarang kaku tak bergeming. Samantha kemudian melanjutkan dengan nada yang lebih rendah. "aku butuh ke toilet dan buang air kecil, kau tidak harus mengikutiku sampai ke sana. Urus saja urusanmu." Kemudian langit seolah runtuh, puing-puing bangunan roboh tepat mengenai kepalanya dan menguburnya hidup-hidup. Zayn benar-benar kacau.
Zayn berani bertaruh, Samantha pasti mencap dirinya persis seperti apa yang Kate cap padanya. Masih jelas tergambar di otak pria itu bagaimana ekspresi terkejut yang ditunjukkan oleh Samantha, ekspresi yang hanya ada saat seseorang merasa dikecewakan setengah mati. Bagaimana tidak? Baru saja ia mengungkapkan seluruh hatinya tapi kemudian ia sendiri yang menghancurkan ungkapannya sendiri. Oh ya Tuhan. Lengan berototnya nyaris saja mengeras seperti batu saat cengkraman jemari besarnya mengais pegangan balkon gedung yang terbuat dari kayu. Dari ketinggian seperti ini, orang bodoh pasti punya pikiran untuk segera terjun bebas tanpa parasut, atau bahkan mencari kain panjang untuk menggantung dirinya. Tapi Zayn tidak, ia justru ingin melemparkan Meaghan dari atas sini. Sialan. Kapan sih, dia berhenti mengganggu Zayn?
Kepalanya menoleh saat ekor matanya menangkap pergerakkan seseorang di balik pintu menuju balkon, tidak ada orang disini, atau seseorang sedang mengikutinya? Atau jangan-jangan Meaghan datang menemuinya dan semuanya akan semakin kacau. Tidak. jika Meaghan mengikutinya ia bersumpah akan benar-benar mendorong gadis sialan itu ke bawah, membiarkan tengkoraknya berbenturan dengan bebatuan keras di sana. Dan ia akan masuk berita keesokan paginya dengan kasus pembunuhan seorang gadis dengan mendorongnya dari lantai tiga, sama sekali tidak lucu. Ah... Zayn harus segera meminta maaf pada Samantha, meskipun saat di lantai bawah tadi Samantha secara tidak langsung meminta Zayn untuk menjauh memberinya ruang. Pria itu yakin bahwa Samantha memang sangat membutuhkan sedikit ruang untuk menenangkan pikirannya, tapi kenapa rasanya sangat lama? Ia sadar betul bahwa kejadian tadi pasti mengguncangnya. Jelas saja hal ini tidak adil bagi Samantha. Sebelum bertemu dengan Zayn, Samantha termasuk gadis yang punya istana sendiri di dalam asrama puteri.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSTACLES (REUPLOAD)
Fanfiction2013© copyright by Ellyyyyyyyy Zayn Malik ; Dia adalah seorang raja sirkuit, ditakdirkan menjadi seorang 'bad boy' sejak hanya Tuhan yang tahu. Kisah ini dilengkapi dengan seorang gadis polos bernama Samantha Halper yang selama hampir 4 tahun bera...