OBSTACLES (REUPLOAD)

CHAPTER 16

Tiga hari.

Hubungan mereka berjalan dengan mulus selama tiga hari, tidak ada orang lain yang lebih bahagia selain mereka berdua. Tentunya tidak perlu bersusah payah memberitahu Jason bahwa mereka sudah resmi berpacaran, karena pada dasarnya berita di kampus ini akan dengan cepat menyebar seperti aroma therapy di dalam sebuah ruangan, tersebar bebas ke seluruh penjuru kampus. Jason sudah mengetahuinya bahkan sejak hari pertama saat hubungan Zayn dan Samantha mulai menjadi buah bibir semua mahasiswa. Tidak ada yang harus disembunyikan, Samantha sudah siap jika semua orang berpikir kalau mereka berhubungan intim. Setidaknya itulah yang biasa orang pikirkan tentang wanita yang dekat dengan Zayn Malik.

Sam?" suara berat Jason terdengar memanggilnya dari jarak jauh. Zayn yang juga ada di samping Samantha ikut menoleh ke sumber suara, pria itu menenteng sebuah buku yang tidak begitu tebal dan berlari ke arah Samantha.

"Jason?" gadis itu menjawab sembari mengerutkan kening, Jason berdiri tepat di hadapan Zayn dan Samantha seraya membetulkan tas yang digendongnya.

"ada yang ingin kutanyakan padamu." Jason berujar, kepalanya tak sedikitpun menoleh kemana-mana selain fokus tak teralihkan dari wajah Samantha, matanya kerap berpindah ke wajah Zayn, kemudian pada kaitan tangan Zayn dan Samantha yang tergenggam erat seakan tidak ingin terlepas selamanya. Samantha kembali mengerutkan keningnya bingung, bicara tentang apa? Sejak makan malam di rumahnya dan akhirnya ia berpacaran dengan Zayn memang Samantha tak pernah melihat Jason di kampus.

"tanyakan saja." Seru Zayn, alis tebalnya naik satu sisi dan memainkannya dengan upaya mengintimidasi, berharap agar Jason mundur. Apa ia tidak lihat bahwa ada dirinya di samping Samantha? gadis itu kembali memberikan sikutan ke rusuk Zayn hingga membuatnya meringis meskipun sikutan itu sama sekali tak berpengaruh. Jason menimbang sejenak, Samantha dan dirinya memang akan mengikuti mata perkuliahan yang sama setelah ini, kenapa ia sekarang memanggil Samantha? Jason mulai berpikir bahwa Samantha dan Zayn... kau tahulah. Samantha tidak sepolos yang ia bayangkan sebelumnya. Seharusnya malam itu ia mengajaknya ke hotel atau melakukannya di dalam mobil. Oh gadis ini. Terlepas dari siapa keluarganya.

"oh baiklah, aku hanya ingin memastikan gosip yang berkembang cepat itu." Ucap Jason, melirik ke bawah pada kaitan tangan Zayn dan Samantha seolah menemukan jawabannya dari situ.

"kau sudah mendapat jawabannya kan?" ujar Zayn lagi. Jason mengangguk, "sebenarnya aku bertanya padanya. Bukan padamu, Zayn." Sambungnya sembari tersenyum dengan lelucon yang ia buat sendiri. Pria itu lantas melenggang pergi meninggalkan mereka berdua dengan lambaian tangan yang sopan.

"well, aku akan meninju rahangmu jika aku jadi dia." Samantha berujar saat melihat punggung Jason pergi, Zayn membungkuk dan mencium kaitan tangan mereka berdua, terkekeh, kekehan itu tidak sampai menyentuh punggungnya.

"jangan pernah berpikir kau akan menjadi Jason, karena aku tidak ingin tidur sepanjang malam dengan dia." jawab Zayn acuh. Samantha mengangkat alis begitu mendengar kekonyolan yang keluar dari mulut pria itu, kepalanya menggeleng pelan kemudian tertawa bersamanya.

***

Kafetaria tampak seperti biasa, ramai dan sangat berisik. Sudah sejak lima belas menit yang lalu Kate dan Louis duduk di sana bersama dengan Liam, bukan berarti Kate tidak mendengar tentang gosip hubungan Sam dan Zayn, bahkan ia tahu sebelum Samantha pulang keesokkan paginya dan memberitahu gadis itu tentang semuanya. Kate sudah tahu ketika Louis meneleponnya memberitahu bahwa Samantha datang ke apartemen dan bermalam bersama Zayn. Sekarang tidak ada yang dapat ia lakukan, selain karena ia sudah berjanji pada Louis, ia juga hanya ingin Samantha bahagia, ia berharap semoga tidak ada penyesalan setelah ini semua. Selain itu, ia benar-benar ingin menghapus bayangan Isaac dari dalam pikirannya walau rasanya sangat berat. Demi Louis. Ini semua demi cinta mereka.